Lurah Bendung Didik Rubiyanto: Membangun SDM Berdampak Positif Bagi Pertumbuhan Ekonomi

Didik Rubiyanto saat menjadi narasumber Sekolah Jurnalisme Desa di Studio Tani Kalisuci Gunungkidul, Sabtu (27/5/2023). (Foto: Wiradesa)

LURAH Bendung, Didik Rubiyanto memberi perhatian besar terhadap pembangunan sumber daya manusia (SDM) di desanya. Dia berkeyakinan, dengan kualitas SDM yang bagus, maka pembangunan perdesaan bisa digerakkan dan kesejahteraan warga akan segera terwujudkan.

“Membangun SDM itu akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi,” tegas Didik Rubiyanto, saat memberi pembekalan pada peserta Sekolah Jurnalisme Desa di Studio Tani Kalisuci Semanu, Gunungkidul, Sabtu 27 Mei 2023.

Menurut Lurah Bendung, membangun fisik, seperti Lumbung Mataraman, itu relatif gampang. Tetapi menyiapkan SDM dan mempunyai kesadaran bersama untuk bekerja di Lumbung Mataraman itu relatif sulit.

“Ngurusi warga di desa itu tidak mudah. Mereka memiliki keinginan yang berbeda-beda, kemampuannya juga beda-beda, tingkat pendidikannya juga beda-beda, sehingga sulit untuk disatukan dan diajak bersama untuk bekerja,” papar Didik Rubiyanto.

Jadi kenapa Lumbung Mataraman menjadi Wahana Edukasi dan Wisata bagi masyarakat dan menjadi tujuan studi tour atau studi lapangan bagi aparat desa, karena keterlibatan masyarakat di lumbung tersebut.

Masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani (poktan), kelompok Wanita tani (KWT), dan gabungan kelompok tani (gapoktan) berperan aktif untuk mewujudkan desa mandiri pangan.

Baca Juga:  Atasi Deflasi, Ekonom UGM Minta Pemerintah Dongkrak Daya Beli Masyarakat

Selain itu juga ada yang terlibat menjadi anggota di bawah manajer ternak, manajer hortikultura, manajer benih, manajer saprotan/sapronak, manajer kunjungan dan SDM pada Lumbung Mataraman.

Hal itu menggembirakan bagi Lurah Bendung Didik Rubiyanto, sebagai Komisaris Lumbung Mataraman. Karena desa mandiri pangan itu, menurutnya, desa yang masyarakatnya mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi dengan memanfaatkan potensi lokal secara berkelanjutan.

Didik Rubiyanto menerima sertifikat narasumber dari Aboe Bakar, mewakili Direktur Sekolah Jurnalisme Desa. (Foto: Wiradesa)

Di hadapan 30 anak muda desa, peserta SJD #3 Gunungkidul, Didik Rubiyanto memaparkan konsep kalurahan mandiri pangan dan perekonomian masyarakat. Menurutnya, ada 4 tahapan untuk mencapai desa mandiri pangan. Yakni terkait dengan perencanaan, penumbuhan, pengembangan, dan kemandirian ekonomi.

Dalam setiap tahapan, masyarakat harus dilibatkan. Misalnya dalam tahap perencanaan, harus berbasis pada kebutuhan masyarakat. Kemudian untuk penumbuhan diperlukan SDM, jiwa, komitmen, dukungan, anggaran, sinergitas, monitoring dan evaluasi.

Selanjutnya juga perlu paham dengan regulasi yang terkait dengan upaya mewujudkan desa mandiri pangan. Seperti Pergub No 100 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Keuangan Khusus Dana Keistimewaan kepada Pemerintahan Kalurahan.

Baca Juga:  Transisi Demokrasi 2024 Diprediksi Bakal Dilalui Tanpa Gejolak Ekonomi

Untuk mengakses dana keistimewaan, maka harus memaparkan siteplan (lahan tanah kas desa, legalitas, luasan lahan, gambar), anggaran yang diperlukan, pelaksana, laporan, dan sistem pengelolaan.

Belajar dari pemaparan Lurah Bendung, maka dalam upaya membangun desa, khususnya merealisasikan desa mandiri pangan, kualitas SDM merupakan faktor yang menentukan. Sehingga peningkatan kapasitas SDM di desa, jangan diabaikan. Membangun fisik itu boleh-boleh saja, tetapi membangun jiwa jangan dilupakan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *