Makhrus, 15 Tahun Berdagang Genteng Sokka

Makhrus bersama genteng dagangannya. (Foto: Wiradesa)

KEBUMEN-Industri genteng sokka Kebumen yang sudah berusia 100-an tahun sampai kini terbilang eksis. Meski bermunculan pesaing produsen genteng dari daerah lain dan dari genteng berbahan metal, namun genteng sokka Kebumen tampaknya masih jaya.

Industri genteng sokka di Kebumen juga menyerap banyak tenaga kerja. Selain menyerap pekerja produksi genteng juga menumbuhkan usaha lain. Usaha truk angkutan genteng hingga usaha jualan genteng. Makhrus (44) warga Desa Aditirto RT 08 RW 02 Kecamatan Pejagoan Kebumen, salah satunya. Makhrus yang lulusan STM ini lima belas tahun terakhir memilih fokus jualan genteng sokka. Area pemasaran tetapnya terbilang merata di area Jawa Tengah, bahkan merambah sebagian ke wilayah Jawa Timur.

“Area jualan ke Tegal, Slawi, Brebes, Bumiayu, Purwokerto, Cilacap dan wilayah lain. Kalau Madiun, dan sekitarnya biasanya pembeli lewat online,” kata Makhrus kepada wiradesa.co, Selasa 11 Februari 2025.

Makhrus bercerita, awal mula jualan genteng sokka lantaran melanjutkan usaha bapaknya Sunardi. Para pelanggan sang bapak kini sebagian beralih menjadi pelanggannya.

Baca Juga:  Peringati Hari Perdamaian Dunia, Wahid Foundation Deklarasikan Kelurahan Damai Sinduharjo

Semua jenis genteng sokka sanggup dia layani pengirimannya. Mulai genteng jenis morando, magas, plenthong dan kodok hingga genteng glazur atau genteng keramik.

Meski banyak tumbuh sentra genteng di daerah lain dan bermunculan jenis genteng nontanah liat tetapi menurutnya angka penjualan genteng sokka relatif stabil.

“Konsumen genteng sokka terbilang loyal. Mungkin karena sudah teruji zaman. Soal kualitas genteng sokka banyak yang tak meragukan. Bahkan banyak yang mengakui genteng sokka Kebumen kualitasnya terjamin. Tahan injak dan antirembes,” terangnya.

Makhrus menuturkan, sebagai pedagang, dia melayani semua kalangan. Dari masyarakat kelas bawah sampai kalangan menengah ke atas. “Untuk harga relatif masih terjangkau sepadan dengan kualitas dan keawetan. Untuk KW 1, ada juga KW 2 untuk harga yang lebih ekonomis,” ujarnya.

Tentang pemasaran, jaringan pemasaran besar yang terbentuk umumnya lantaran relasi jangka panjang. Bisa lewat toko atau para tukang sebagai penghubung. Banyak juga yang pesan secara getok tular dari pembeli yang puas dengan layanan serta kualitas.

Baca Juga:  UGM Sukses Gelar OLGENAS International Geolympiad 2021

“Untuk harga masing-masing jenis genteng berbeda. Morando misalnya harga saat ini per biji Rp 2900, magas Rp 1700, kodok Rp 2000 dan plenthong Rp 1600. Pemesan masih menambah ongkos kirim dan bongkar muat,” imbuhnya.

Di luar aneka jenis genteng, sebagian konsumen untuk jenis rumah tertentu seperti joglo dan limasan biasanya ada yang pesan aksesoris mahkota. Jenisnya mahkota jago, karakter tokoh wayang, gunungan dan lainnya serta aksesoris segitiga dan nok ujung pada kerpus atau wuwung. (Sukron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *