Mendak, Desa Pertama Penerima Ganti Kerugian TKD Terdampak Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo

Peta row plan tol Solo-Yogya yang melintas Desa Mendak. (Foto: Istimewa)

KLATEN – Pembayaran ganti kerugian dan pelepasan hak pengadaan tanah tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo di Desa Mendak, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, berjalan lancar. Bahkan Mendak, merupakan desa pertama di Indonesia yang menerima pembayaran ganti kerugian tanah kas desa (TKD) secara langsung.

“Alhamdulillah, Mendak merupakan desa pertama di Indonesia yang menerima pembayaran ganti rugi tanah kas desa secara langsung,” ujar Agung Hartana, Kepala Desa Mendak, kepada Wiradesa, Selasa 25 Oktober 2022. Kelancaran pembayaran ini atas dukungan berbagai pihak, khususnya keihlasan warga terdampak dan kerja keras aparat Pemerintah Desa Mendak.

Agung menjelaskan ada 24 bidang (patok) sawah di Desa Mendak yang terlalui jalan tol Solo-Yogyakarta. Sawah tersebut milik 19 orang dan ada 5 bidang milik kas desa yang luasnya 5.998 m2. Harga ganti kerugiannya rata-rata Rp 1 juta/m2. “Itu ganti untung, bukan ganti rugi. Karena harga pasarannya jauh di bawah satu juta rupiah per meterpersegi,” tegas Kades Mendak.

Pembayaran ganti kerugian dan pelepasan hak pengadaan tanah jalan tol Solo-Yogyakarta. (Foto: Wiradesa)

Sedangkan pembayarannya untuk warga pada 13 Januari 2021 dan untuk tanah kas desa 18 November 2021. Proses pembayarannya dilakukan secara langsung dan dihadiri atau disaksikan para pejabat dari Jakarta (pusat), Jateng (provinsi), dan Klaten (kabupaten), serta aparat Pemerintah Kecamatan Delanggu dan Desa Mendak.

Baca Juga:  Dukung Ekonomi Masyarakat, Balai Perbenihan Kehutanan DIY Kembangkan Bibit Nangka, Petai dan Sirsak

Salah satu penerima ganti kerugian, Sukirno warga RT 02 RW 02 Mendak, merasa senang tanahnya dibeli dengan harga yang tinggi. Semoga menjadi berkah bagi keluarga. “Maturnuwun, semoga barokah, uang sudah dibagi keluarga dan dibuat kos-kosan,” ungkap Sukirno. Kebetulan di wilayah Desa Mendak ada pabrik konveksi dan karyawannya banyak yang kos di sekitar lokasi pabrik.

Lurah Mendak Agung Hartana berharap semoga dengan ganti untung memberikan tambahan rejeki dan dapat digunakan sebaik-baiknya oleh warga penerima. Pak Lurah akan terus berusaha agar warganya sejahtera dan taat pada aturan atau hukum negara. “Jika Allah mengijinkan, kami juga akan membangun obyek wisata di Desa Mendak agar perekonomian warga Desa Mendak, cepat meningkat,” papar Agung. Desa Mendak terdiri dari Padukuhan Mendak, Miliran, dan Gayam.

Proses Pembangunan Tol

Sementara proses pembangunan jalan tol Solo – Yogyakarta terus berjalan. Jalan tol yang melintas di Desa Mendak ini memotong Sungai Pusur, Jalan Cokrotulung, dan Jalan Desa Mendak. Sehingga ada tiga jembatan yang kini sedang dibangun.

Baca Juga:  Panewu Depok dan Lurah Condongcatur Luncurkan Program Pemuda Muslim Ngetren
Kades Mendak Agung Hartana memantau pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta yang melintas di wilayahnya. (Foto: Wiradesa)

Berdasarkan pengamatan Wiradesa, jalan yang sudah ada, seperti Jalan Cokrotulung dan Jalan Desa Mendak tidak dimatikan, tetapi dibuatkan terowongan di bawah jalan tol. Sehingga jalan yang menghubungkan Kecamatan Delanggu dan Kecamatan Polanharjo tetap tersambung atau tetap bisa dilewati. Kemudian jalan desa yang menghubungkan Desa Mendak dan Desa Jetis juga tetap bisa dilewati.

Selain dibuat terowongan jalan, juga dibuatkan saluran irigasi. Sehingga air yang dari barat jalan tol tetap bisa mengalir ke timur jalan tol. Jadi area sawah yang ada di sisi timur jalan tol, masih bisa teraliri air dari mata air yang banyak terdapat di barat jalan tol. Selama ini area persawahan di Desa Mendak dan wilayah Kecamatan Delanggu, Juwiring, dan Wonosari mendapatkan air dari sumber air Ponggok, Cokrotulung, Manten, dan sekitarnya yang lokasinya di barat jalan tol. (Ono)

Tinggalkan Komentar