Para peternak di Banjarharjo, Kalibawang, Kulonprogo, merasakan ada perbedaan antara kambing dan domba. Menurutnya, kambing yang biasa disebut wedus Jowo, lebih tahan terhadap cuaca di Kulonprogo.
“Kalau domba itu tidak tahan terhadap cuaca di Kulonprogo, sering kembung dan tidak jarang yang mati,” ujar Supardal, peternak yang tergabung dalam kelompok ternak “Berkah Harjo” saat ditemui Wiradesa, Senin 23 September 2024.
Supardal yang juga Dukuh Kliwonan mengungkapkan pada Februari 2023, kelompoknya mendapat bantuan 225 ekor domba dari Baznas (Badan Amil Zakat Nasional). Jumlah tersebut kemudian dibagikan ke 25 orang anggota untuk dipelihara. Setiap satu orang anggota memperoleh 9 ekor domba, yang terdiri dari 4 ekor untuk penggemukan dan 5 ekor untuk pembiakan atau breeding.
Ternyata dalam pemeliharaan, para peternak mengalami berbagai persoalan. Masalah itu, antara lain domba tidak tahan cuaca yang mengakibatkan beberapa domba kembung. Kemudian untuk breeding, indukannya kurang. Sementara untuk membeli indukan pejantan harganya cukup mahal. “Satu kambing pejantan itu harganya sekitar 45 juta rupiah,” jelas Supardal.
Pengajar IPB University, Muhamad Baihaqi SPt MSc, menyebutkan jumlah kromoson yang terdapat pada kambing dan domba berbeda. Kambing memiliki jumlah kromosom 60, sedangkan domba 54. Keduanya merupakan spesies berbeda sehingga sampai saat ini keduanya tidak dapat dikawinkan.
Dari sisi morfologi, kambing berjenggot sedangkan domba tidak. Ekor kambing mengarah ke atas, sedangkan domba ke bawah. Tanduk domba lebih tebal dan menggulung ke dalam. Bibir domba bercelah sehingga membantu saat merumput. Kambing suka daun, domba suka rumput.
Bagi warga di perdesaan Jawa, kambing itu sering disebut wedus Jowo, sedangkan domba itu dibilang wedus gembel. Namun para penjual sate, selalu menyebut jual sate kambing. Meski yang disembelih domba, tetap ditawarkan sate kambing, bukan sate domba.
Aktivitas Kelompok Balai Ternak Domba “Berkah Harjo” Kalurahan Banjarharjo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, sangat berarti bagi tumbuhnya gotong royong di Banjarharjo. Antar anggota saling membantu, utamanya saat mencari dan memberi pakan rumput kepada domba peliharaannya. (Ono)