SLEMAN – Kebiasaan gowes, bagi Lurah Condongcatur Reno Candra Sangaji S.IP M.IP seperti mengulang kebiasaan masa kecil. Ia mengenang, dulu saat Kelas III SD, pernah sepedaan sampai Pantai Parangtritis dari rumahnya di kawasan Kentungan.
“Berangkat habis salat Subuh. Sepedaan sampai jauh. Ke Parangtritis. Pernah ke arah timur sampai Candi Prambanan,” ungkap Reno kepada wiradesa.co, belum lama ini.
Sebagai penggemar berat olahraga sepeda, Reno pernah menjajal beragam sepeda. Dari zaman anak-anak ia mengayuh sepeda BMX, sepeda mini Phoenix. Namun, dulu ia tak keturutan bisa mengayuh sepeda federal idaman lantaran orangtua tak mampu membelikannya.
Setelah lulus kuliah dan menjadi pamong Kalurahan Condongcatur, bersepeda masih menjadi bagian hidupnya. Bahkan hingga sekarang kala sudah menjadi orang nomor satu di Kalurahan Condongcatur. “Sepeda pertama setelah jadi pamong pakai MTB beli Rp 1 juta. Sepeda berikutnya sepeda federal. Sepeda pertama sudah dijual dan beli lagi pada 2006 dan masih dirawat sampai sekarang. Masih oke dipakai gowes rutin,” ujarnya sambil menceritakan masih ada satu lagi sepeda koleksinya yaitu sepeda federal seharga Rp 2 juta dibeli pada 2016.
“Sepeda federal yang sekarang, beli ke teman komunitas di Pospit Pakem. Sepeda federal itu basic-nya besi. Kondisi masih bagus. Cuma tambah aksesoris dan tas kiri kanan di belakang,” imbuh Reno.
Prinsip bersepeda federal, lanjutnya, tidak main kecepatan saat turing. Tak seperti orang balapan. Tetapi lebih menikmati suasana perjalanan bersepeda. “Turing pakai federal nggak main kencang-kencangan. Tapi menikmati perjalanan. Ada tempat bagus berhenti. Ngobrol. Minum,” terangnya.
Pengalaman tur sepeda jarak jauh disampaikannya. Kala bersepeda bersama Tim 10 Goweser Condongcatur dalam rangka kampanye tolak narkoba. Setelah dikukuhkan sebagai kalurahan bersih Narkoba pada 2018, Reno getol kampanye antinarkoba. Bentuk kampanye antinarkoba yang dilakukan salah satunya dengan bersepeda termasuk dengan orang yang pernah bersinggungan dengan narkoba dan kemudian sembuh.
“Tur jarak jauh kampanye tolak narkoba pernah menempuh rute Condongcatur ke Malang full bersepeda. Juga Condongcatur ke Jakarta. Sehari menempuh jarak 100-125 km. Diselingi kegiatan kampanye antinarkoba di kota-kota yang menjadi tempat singgah,” jelasnya.
Reno berharap, tur federal dalam rangka kampanye tolak narkoba berikutnya bisa diagendakan tahun depan menempuh rute Condongcatur-Bali. Di luar agenda tur sepeda, dalam setiap pekannya ia dan komunitas pasti bersepeda. Condongcatur-Pakem menjadi rute tetapnya. “Yang rutin mingguan Gowes Reboan. Menunggangi sepeda federal atau MTB. Finish di Pakem. Pergi pulang sekitar 25 km,” katanya.
Dengan rutin bersepeda, Reno mengaku beroleh manfaat. Fisik selalu bugar, jarang sakit. Jalur Kaliurang sekaligus menjadi tolok ukur bagi kondisi fisik dan kondisi sepeda. Bila tak ada kendala berarti kondisi semua oke. Dan bisa sewaktu-waktu sepeda miliknya dibawa tur luar kota.
Sehubungan dengan HUT ke-77 Kalurahan Condongcatur, salah satu seremoni besarnya yaitu Fun Bike. Start dan finish di Lapangan Kentungan pada Minggu 10 Desember 2023. Menempuh jarak sekitar 18 km. “Fun Bike HUT ke-77 Condongcatur hadiahnya selalu sapi. Beli di Gapoktan Condongcatur,” jelas Reno. (Sukron)