KEBUMEN – Desa wisata mulai berkembang di beberapa wilayah Kabupaten Kebumen. Di Kecamatan Petanahan rintisan desa wisata salah satunya Desa Tresnorejo.
Akhir 2020 sekitar Oktober Pemerintah Desa Tresnorejo mengadakan rembug desa. Hasilnya, untuk membangkitkan program ekonomi warga, desa berinisiatif menanam anggur. Namun, lokasi lahannya baru di satu dukuh yaitu Dukuh Clebok.
“Ke depannya, kami mempunyai harapan bisa menjadi desa wisata petik buah. Desa Tresnorejo terdiri dari 3 dukuh akan diinovasi dengan tidak hanya menanam anggur tetapi juga ditambah dengan menanam jeruk,” kata pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mitra Jaya, Desa Tresnorejo Sumarmo Agus Setiono kepada wiradesa.co, Rabu, 16 Juni 2021.
Saat wiradesa.co berkunjung ke sana terlihat hamparan tanaman anggur yang menghijau segar. Dijelaskan olehnya, mereka baru saja panen pertama kali. “Setelah kurang lebih tujuh bulan, akhirnya kami bersama khususnya warga Dukuh Clebok memanen bersama buah anggur. Hasil panen pertama sekitar 25 kg,” kata Sumarmo.
Warga diajak untuk makan bersama, menikmati hasil panen. Di samping untuk menambah keakraban dan rasa kebersamaan. Melihat hasil panen perdana kebun anggur masyarakat Tresnorejo menjadi lebih tertarik untuk berkebun terutama buah-buahan.
Pemerintah desa, ujar Sumarmo, memang selalu mendukung untuk pengembangan wilayah. Dari pendamping desa juga senantiasa mendukung. “Dari inovasi, saran dan kerja sama dengan pendamping desa, perlahan tetapi pasti Tresnorejo mulai merintis desa wisata petik buah,” imbuhnya.
Bila sesuai target maka launching menjadi desa wisata segera dilaksanakan. Nantinya pengunjung yang datang tidak hanya petik anggur tapi juga petik buah seperti jeruk.
Meski belum rilis resmi, pengunjung yang datang sudah cukup banyak termasuk dari berbagai media pemberitaan serta dinas setempat. Menurut Sumarmo, banyak yang heran tanaman anggur bisa tumbuh subur. Padahal biasanya buah anggur hanya tumbuh di beberapa daerah tertentu saja. Menurutnya yang terpenting diperhatikan perawatan khususnya agar tidak terserang hama seperti serangga. Sumarmo beserta pengurus BUMDes Tresnorejo juga mengelola tanaman secara organik. Alhasil, meski baru pertama kali menanam hasilnya tidak terlalu memprihatinkan.
Jenis anggur yang ditanam yakni anggur impor dan anggur lokal. Macamnya seperti carival, moondrop, trans, dixon, livia dan banana. Di lokasi juga dijual bibit anggur. Untuk harga misalnya anggur impor, harga benihnya sekitar Rp 110-200 ribu. Berikutnya anggur lokal kisaran harga Rp 15-25 ribu.
Dijelaskan, beberapa hal yang dibutuhkan untuk menanam meliputi lahan, bibit dan media untuk menanam. Perawatannya lebih baik menggunakan pupuk organik. Dari mulai tanah dan arang sekam. Jangan lupa disiram setiap dua hari sekali. Kadar air memang benar-benar dijaga. Saat masuk musim kemarau kondisi air dapat diatur. Namun berbeda jika musim hujan datang. Tanaman harus sering dipantau agar tidak terlalu banyak terkena genangan air hujan. (Nur Anggraeni)