LURAH Srimulyo Drs Wajiran merupakan salah satu lurah di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang visioner. Dia menjadi lurah dengan tujuan yang jelas, berwawasan nasional bahkan global, dan cara merealisasikannya sesuai dengan budaya lokal, di mana dia berpijak.
“Bagi saya, tujuan menjadi lurah itu hanya satu, mensejahterakan warga,” tegas Wajiran saat ditemui Wiradesa di kantornya Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, Jalan Wonosari Km 12,5, Senin 30 Mei 2022. Maka sejak dilantik sebagai Lurah Srimulyo pada tahun 2013, Wajiran terus berpikir dan bertindak untuk memakmurkan warganya.
Saat ingin menjadi lurah, ketika mengenalkan diri kepada masyarakat, Wajiran telah merumuskan visi untuk mewujudkan Desa Srimulyo, sejahtera, mandiri, dan berbasis budaya Nusantara. Jadi tujuan utamanya mensejahterakan warga. Tetapi pandangannya nasional, berbasis budaya.
Pada pemilihan, Wajiran bersaing dengan 4 calon lainnya. Hasil pilurdes tahun 2013, perolehan suara Wajiran mengungguli calon lainnya. Laki-laki yang lahir di Bantul 3 September 1963 ini dipercaya masyarakat untuk memimpin dan membangun Kalurahan Srimulyo.
Wajiran konsisten dengan visi dan misi yang telah disampaikan ke masyarakat. Janji bagi seorang pemimpin, harus ditepati. Pantang baginya ingkar janji. Karena pertanggungjawabannya berat di alam fana. Sehingga dia berusaha keras untuk merealisasikan pemikirannya untuk mensejahterakan warga.
Setelah dipercaya masyarakat Srimulyo, ada tiga misi yang terus dijalankankan Wajiran, yakni menghijaukan gunung, menata pemukiman, dan memanfaatkana sungai. Misi itu tertulis profil personal Drs Mujiran saat mengenalkan diri kepada masyarakat. “Menghijaukan gunung serta menata pemukiman dan potensi sungai untuk diwisatakan dalam wadah desa wisata”.
Hijaukan Gunung
Wilayah Kalurahan Srimulyo, 60 persen pegunungan. Daerah perbukitan itu, antara lain Bukit Bintang, Watu Amben, Bukit Tinatar, Puncak Bucu, Gunung Wangi, Gunung Pangol, dan Bukit Tompak. Lurah Wajiran Bersama warga terus bergotong royong untuk menghijaukan gunung.
Setelah rimbun dengan pepohonan dan tampak asri dan nyaman untuk istirahat, masyarakat didorong untuk berkreasi, berinovasi, dan berkarya agar wilayah menjadi destinasi wisata. Jika banyak wisatawan yang berkunjung, maka akan meningkatkan kesejahteraan warga. Dengan pembangunan desa berbasis masyarakat atau komunitas, saat ini semua perbukitan di Srimulyo menjadi destinasi wisata.
Tata Pemukiman
Selain menghijaukan gunung, Wajiran juga terus berupaya agar pemukiman warga tertata dengan baik. Jangan sampai ada wilayah atau pedukuhan yang terisolir. Agar tidak terisolir, maka dibuatlah akses jalan. Setiap padukuhan diprogramkan punya jalan lingkar. Juga ada jalan gang ke pemukiman.
Kemudian setiap bidang tanah diprogramkan untuk bersertifikat. Tahun 2017 sudah terealisasi 1.000 bidang sertifikat. Kemudian tahun 2018 terealisasi 10.000 bidang sertifikat dan tahun 2019 terealisasi 1.000 bidang sertifikat. “Saat ini sudah ada 4.500 bidang tanah milik warga yang terdata di Peta Sigap, program digitalisasi pertanahan di Srimulyo,” ungkap Lurah Wajiran.
Manfaatkan Sungai
Kalurahan Srimulyo terlewati dua sungai besar, yakni Kali Opak dan Kali Gawe. Selain bermanfaat untuk irigasi pertanian, warga masyarakat dipacu agar bisa memanfaatkan sungai menjadi obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan. Dengan kreativitas, inovasi, dan gotong royong warga, serta dukungan dari pemerintahan kalurahan, sepanjang dua sangai itu menjadi destinasi wisata yang khas dan menarik.
Di sepanjang Kali Opak wilayah Kalurahan Srimulyo, terbangun sejumlah destinasi wisata desa, antara lain Batu Kapal, Gerbang Banyu Langit, dan Taman Tempuran Cikal. Kemudian di sepanjang Kali Gawe tersaji beberapa destinasi wisata, antara lain Taman Nggirli, Watu Lumpang, dan Pasar Kebon Empring.
Selain destinasi wisata dengan memanfaatkan dua sungai, warga dengan dukungan aparat kalurahan Srimulyo juga terus mengembangkan wisata berbasis budaya. Ada sejumlah obyek wisata berbasis budaya di Srimulyo, antara lain Makam Sunan Geseng, Situs Payak, Situs Watu Wayang, Bukit Song Kamal, dan Bukit Song Lowo.
Kini, sampai Mei 2022 di Kalurahan Srimulyo terdapat 22 destinasi wisata. Obyek wisata desa ini tersebar di 22 padukuhan yang ada di Srimulyo. Sebagian besar masyarakat Srimulyo sudah merasakan manfaat destinasi wisata desa. Impian Pak Lurah Wajiran untuk mewujudkan masyarakat Srimulyo sejahtera mulai terasakan. Tujuan menjadi lurah, kata Wajiran, hanya satu, yaitu mensejahterakan warga. Semoga apa yang diyakini dan dijalankan Pak Wajiran, juga diyakini dan dijalankan oleh lurah-lurah yang lain. (Ono Jogja)