KULONPROGO – Perabotan zaman dulu menghiasi beberapa ruang di Pondok Pesantren Darul Quran Imam Asy Syafii. Pengasuh pesantren di Desa Tunjungan Pengasih Dr KH Tohari menuturkan, berbagai perabotan klasik macam sepeda gazzele lawas, televisi jadul, radio kuno bahkan sepeda motor tua dan becak jawa timuran sengaja ia pasang guna menegaskan aksen klasik pada penataan beberapa unit bangunan.
“Di pendopo utama terpasang hiasan tivi, radio, becak, sepeda dan motor kuno. Sengaja kami desain bagaimana agar memiliki tampilan klasik. Selama ini banyak pondok atau panti memiliki gedung-gedung megah. Tapi di sini beberapa ruang justru didesain klasik banget,” ujar Tohari saat pengambilan gambar buat kanal Youtube Wiradesa TV, Selasa 7 September 2021.
Tohari yang punya kenangan kuat pada suasana pesisir pantai Situbondo bahkan memboyong dua perahu kecil dari Pantai Panarukan Situbondo untuk dijadikan salah satu ikon klasik di pesantren. “Material kayu, bambu, pada ruang pendopo tempat menerima tamu dilengkapi kursi anyaman rotan model lawasan. Lalu di depannya ada gerobak angkringan lengkap dengan kursi-kursi, rangkaian lampu ala kafe. Harapannya para santri, tamu dan wali santri nyaman menikmati suasana pondok,” katanya.
Meski sejumlah bangunan ditata mengusung gaya klasik namun ruang-ruang asrama, gedung masjid, minimarket, gedung bagi pengurus dan ustaz menggunakan standar bangunan pada umumnya. Tanpa sentuhan pernak-pernik antik.
Menurut Tohari, di pesantren yang diasuh saat ini bermukim 150 santri. Fokus pembelajaran di pesantren yang teritegrasi dengan rumah tahfidz dan panti asuhan itu 60 persen materi hafalan Quran, 40 persen diisi kajian keilmuan penguat dasar keislaman dengan kurikulum pesantren. (Sukron)