JAKARTA – Wakil President Turki Fuat Oktay dan Wakil Presiden RI, Prof Ma’ruf Amin akan membuka secara resmi kegiatan Global Tourism Forum Leaders Summit Asia di Hotel Raffles, Jakarta, 15-16 September 2021.
“Kegiatan secara hybrid ini secara offline hanya dihadiri 70 orang dengan standar prosedur kesehatan yang tinggi sedangkan secara online diiikuti peserta maupun organisasi pariwisata dari berbagai belahan dunia,” kata Sapta Nirwandar, Chairman Indonesia Tourism Forum ( ITF), penyelenggara event.
Menurut Sapta, ITF yang berafiliasi dengan World Tourism Forum Institute ( WTFI) akan diawali dengan sesi dialog ITF dengan WTFI. Oleh sebab itu President WTFI, Bulut Bagci hadir langsung di Jakarta bersama beberapa pembicara internasional lainnya. Semua kegiatan yang diselenggarakan oleh WTFI diberi judul Global Tourism Forum (GTF).
Global Tourism Forum adalah inisiatif dari World Tourism Forum Institute yang berbasis di London. Mulai tahun 2020, acara World Tourism Forum Institute di berbagai negara diberi judul Global Tourism Forum.
“Di hari pertama, pembicara kehormatan adalah mantan Sekjen UNWTO, Badan Pariwisata Dunia 2009-2017, Dr Taleb Rifai dan di hari kedua 16 September, Tony Blair. mantan Perdana Menteri Inggris1997 – 2007 juga menjadi pembicara kunci,” jelas Sapta Nirwandar.
GTF adalah platform kolaborasi internasional yang berfokus untuk mengatasi tantangan bagi industri perjalanan. Menggabungkan upaya bersama lembaga pemerintah, pemangku kepentingan industri, dan akademisi.
Oleh karena itu sesuai tema, Leaders Summit Asia, maka Menparekraf Sandiaga Uno akan memimpin sesi Minister Talk membahas Reopening Asean Tourism Destination for Internasional Tourist.
Singapura diwakili oleh Alvin Tan, Menteri Perdagangan dan Industri, Dr Thong Korn, Menteri Pariwisata Kamboja, Nguyen Van Hung, Menteri Seni, Olahraga dan Pariwisata Vietnam, Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand, Phiphat Ratchakiyprakarn serta Menteri Sumber Daya Utama dan Pariwisata Brunei Darussalam, Dato Seri Setia Awang Haji Ali Bin Apong.
Sesi penting lainnya adalah pada hari pertama diselenggarakan Investor Roundtable dengan keynote speaker Menteri Pertanian RI, Dr H. Syahrul Yasin Limpo, disusul pembicara tamu Ismael Ertug MEP, VP Responsible Rourism for Transformation, Inovation & Strong Digital Europe dari Belgia.
“Tema investor Roundtable ini adalah Tourism Invesment and Finance Accesing Sustainable Funding and Social Impact Capital. Ada Abdulbar M Mansoer, Presdir Indonesia Tourism Development Corporation ( ITDC) yang mengelola kawasan Nusa Dua dan Mandalika, Lombok,” ungkapnya.
Narasumber lainnya di sesi ini Rajat Misra, Dirjen kawasan Asia Selatan & Asia Tenggara Asian Infrastructure Invesment Bank China, Harry Warganegara Presdir PT Berdikari, David Makes, CEO Sustainable Management dan Pendiri Plataran Menjangan.
Ada David St Ange, mantan kandidat Sekjen UNWTO 2012-2016 dari Maladewa (Seychelle) dan agenda investor ini dipandu Adi Satria, Senior VP Accor Indonesia dan Malaysia.
“Roundtable Investor alhamdulilah berlanjut ke sesi ke dua bahas Sustainable Investment in Tourism Properties karena pariwisata berkelanjutan ( sustainable) adalah tren dunia dan Indonesia kaya dengan property mewah untuk pariwisata kelas dunia,” kata Sapta Nirwandar.
Di sesi kedua, tambahnya, ada Emma Wong, PhD, GAICD, akademisi dari Torrens University Australia, Aeron McGrath, Regional Manager of Six Senses Hotel Resort Saudi Arabia dan Michael Scully, Managing Director of First & Foremost Hotels & Resort with Travel Connection Inggris yang dipandu oleh Mary Pratt, pendiri dan brand collaboration counsultant dari Uni Emirat Arab (UAE).
Bagi Sapta, hal yang sangat membanggakan juga sebagai chairman Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) adalah ada satu sesi di hari ke dua, 16 September 2921 yang membahas perkembangan global Halal Tourism.
Para pembicaranya Reem El Shafaki dari DinarStandar, Dubai, Dr Hamid Slimi, Chairman Halal Expo, Kanada dan James Noh, Dirjen Korea Institute of Halal Industry ( KIHI) Korsel.
“Jadi ajang bergengsi dunia Global Tourism Forum ini menjadi forum untuk saling belajar antara negara anggotanya di dunia. Kalau di Indonesia warga dan pejabatnya masih enggan bicara terbuka soal Halal Tourism atau Halal Muslim Friendly, nah negara nonMuslim seperti Korea, Thailand, Jepang sudah mengambil manfaatnya yang luar biasa,” kata Sapta.
Sesi penting lainnya di hari kedua adalah membahas Transformation of Tourism Industry Under The Women Leadership. Seperti diketahui organisasi pariwisata dunia juga dipimpin okeh para wanita.
CEO dari World Travel & Tourism Council (WTTC) Gloria Guevara digantikan olehwanita tangguh lainnya Julia Simpson sebagai President & CEO. Sementara CEO dari World Tourism Forum Institue (WTFI) adalah Sumaira Issacs yang di sesi ini sekaligus akan menjadi moderator.
Indonesia menjadi tuan rumah Global Tourism Forum yang pertama di Asia dan juga pertama dalam hal special session on global halal tourism sehingga seluruh rakyat Indonesia harus pro aktif menjadi tuan rumah yang baik.
“Jangan euphoria tapi tunjukkan bangsa ini mampu mengatasi COVID-19 dengan prokes tinggi, mampu menjadi negara produsen halal food dunia, mampu membangkitkan bisnis Meeting Incentive, Conference & Exhibition (MICE) dan pariwisatanya yang terpuruk,” kata Sapta menutup rilisnya.
Forum Pariwisata Global
Global Tourism Forum adalah inisiatif dari World Tourism Forum Institute yang berbasis di London. Mulai tahun 2020, acara World Tourism Forum Institute akan diberi judul Global Tourism Forum.
Pariwisata Global, atau disingkat GTF, adalah platform kolaborasi internasional yang berfokus untuk mengatasi tantangan bagi industri perjalanan. Menggabungkan upaya bersama lembaga pemerintah, pemangku kepentingan industri, dan akademisi,
GTF berusaha untuk mencapai model pembangunan berkelanjutan untuk pasar perjalanan yang sedang berkembang, serta menyusun strategi untuk memastikan pertumbuhan pariwisata.
World Tourism Forum Institute menyelenggarakan beberapa inisiatif yang bertujuan untuk mempromosikan negara tuan rumah secara internasional. Sebagai inisiatif WTFI, Global Tourism Forum menyelenggarakan kegiatan terpilih yang dirancang untuk memperkuat branding negara tuan rumah di luar negeri.
Forum Pariwisata Global juga memainkan peran utama dalam menarik investasi asing langsung ke negara target, dengan bekerja untuk mengidentifikasi peluang bisnis, mempromosikan acara strategis dan memberikan dukungan kepada investor asing yang bersedia mengalokasikan sumber daya di negara target.
Sapta NIRWANDAR
Sapta Nirwandar lahir pada 13 Mei 1954, di Tanjung Karang, Lampung. Menyelesaikan studinya dan lulus dari beberapa universitas di Paris (Institute International d’Administration Publique, Paris; University Paris ISorbonne; Ecole Nationale d’Administration; University Paris IXDauphine) hingga menyelesaikan Doktornya di bidang Administrasi Publik.
Sapta Nirwandar yang juga Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2011-2014 ini memiliki latar belakang yang luas dalam pelayanan publik internasional dan nasional, termasuk perusahaan milik negara dan akademisi.
Setelah kembali ke Indonesia, ia melanjutkan kariernya sebagai birokrat dan menduduki beberapa posisi penting di banyak Kantor Pemerintah. Di forum internasional, ia telah terpilih sebagai Anggota Komite Program UNWTO (Organisasi Pariwisata Dunia) yang mewakili kawasan Asia dan Pasifik untuk periode 2007-2013.
Dengan pengalaman yang luas dalam mengembangkan pariwisata, ia diundang untuk berbagi ilmunya di berbagai forum internasional di seluruh dunia. Setelah pensiun sebagai birokrat, kini beliau aktif mendorong perkembangan industri Halal Lifestyle di tanah air sebagai Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center.
Ia sering diundang sebagai pembicara dalam berbagai seminar dan konferensi Halal internasional di luar negeri. Sebagai kepeduliannya yang besar terhadap industri pariwisata dan perjalanan khususnya di Indonesia, Sapta juga kini memimpin Indonesia Tourism Forum (ITF) dan aktif membantu pemerintah dalam memajukan pembangunan pariwisata nasional.
Siapa Bulut Bağcı?
Bulut Bağcı adalah seorang pengusaha yang berorientasi ke depan dan berorientasi pada kesuksesan. Sebagai seorang pengusaha, ia berbakat untuk melihat kekurangan dalam industri dan mengisi celah dengan strategi yang sukses.
Dia lahir pada 1985. Ia lulus dari jurusan Administrasi Pariwisata dengan gelar kehormatan di salah satu universitas paling bergengsi di Turki, Universitas Boğaziçi, Istanbul pada 2009. Ia menempuh pendidikan jangka pendek di Harvard Business School.
Setelah lulus, ia menerima trainee manajemen di Kempinski, Hilton, dan Marriott Hotel Groups. Beliau telah memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman kerja di banyak organisasi non-pemerintah baik di kancah nasional maupun internasional dan lebih dari 10 tahun pengalaman di industri pariwisata.
Sebagai pengelola Pariwisata yang berpengalaman di usia muda, ia melihat tidak adanya konferensi pariwisata internasional yang para pemimpin industri berkumpul untuk membahas masa depan industri pariwisata.
Oleh karena itu, ia memulai World Tourism Forum Institute sebagai pendiri dan presiden lembaga pada tahun 2010. Meskipun masih sangat muda, World Tourism Forum Institute telah menerima potensi yang signifikan dan mulai disebut-sebut sebagai Davos industri pariwisata internasional. Sejak 2010, ia telah menjalin hubungan dekat dengan para pemimpin politik dan pariwisata dunia.
Bulut Bağcı menambahkan solusi investasi, pemasaran, dan sumber daya manusia selain acara di negara tuan rumah dan dia memutuskan bahwa “Dunia tidak cukup” lagi untuk World Tourism Forum Institute. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengubah nama acara lembaga menjadi Global Tourism Forum untuk mencerminkan perannya yang lebih merangkul di pasar pariwisata global.
Global Tourism Forum akan diselenggarakan beberapa kali dalam setahun, di bawah naungan pemerintah nasional berbagai negara, di pusat-pusat global di seluruh dunia, menyatukan para pemimpin politik dan pariwisata dunia dan perwakilan industri pariwisata.
Setiap pertemuan Forum Pariwisata Global akan membuat kesan yang luar biasa dan mengatur tren dalam industri pariwisata seperti sebelumnya.
Sebagai presiden World Tourism Forum Institut, Bulut Bağcı adalah pemimpin acara pariwisata internasional seperti Pertemuan Global 2015, KTT Mediterania 2015, Pertemuan Global 2016, Pertemuan Mediterania 2016, KTT Rusia 2017, Pertemuan Global 2017, KTT Afrika 2017, dan Angola 2019.
Terlepas dari semua acara ini, dia juga pendiri dan kepala/ inisiatif seperti Tourism 20, Tourism CEO Club, E-Gen Influencer Event, dan World Tourism Awards.
Mulai tahun 2020, acara lembaganya akan disebut sebagai Global Tourism Forum dan organisasi baru akan diadakan dengan nama Global Tourism Forum.
Sebagai anggota dari beberapa dewan non-eksekutif, ia sering diundang sebagai pembicara tamu di berbagai acara internasional, konferensi dan memberikan pidato tentang perencanaan dan strategi masa depan mengenai pariwisata internasional.
Siapakah Sumaira Isaacs?
Mantan artis di negara asalnya, seorang pengusaha seorang Artis – daripada seorang pengusaha serial. Seorang veteran Industri, dengan pengalaman lebih dari 25 tahun bekerja dalam industri pariwisata dan pariwisata bisnis, mendukung dan mengembangkan beberapa tujuan wisata yang paling produktif.
Sumaira Isaacs telah bekerja baik sebagai praktisi destinasi (DMC, PCO) maupun sebagai konsultan penasihat untuk Badan Pariwisata, Asosiasi dan Pemerintah Daerah di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Utara. Dia berspesialisasi dalam pariwisata hingga pengembangan MICE, hingga pengembangan strategi destinasi dan perencanaan aksi.
Dia tidak hanya memperluas platform Forum Pariwisata Global secara berkelanjutan ke semua benua, tetapi juga mewujudkan impian pribadinya untuk membantu mengentaskan kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja melalui pariwisata, di negara-negara yang dilayaninya. (*)