Suryo Marwondo Mengubah Labu Botol Jadi Aneka Kerajinan

Labu botol yang dikeringkan bisa dikreasi menjadi kerajinan lampu gantung, lampu duduk, lampu lampion, dan wadah air minum. (Foto: Wiradesa)

KEBUMEN – Buah jenis labu botol (labu air) tak hanya dapat dimasak dan dikonsumsi sebagai lauk pauk sehari-hari. Buah dengan bentuk unik seperti botol tersebut juga dapat dijadikan kerajinan yang memiliki nilai estetika dan nilai guna.

Di tangan orang kreatif, buah labu dapat diubah menjadi beberapa kerajinan seperti lampu duduk, lampu lampion, lampu teplok, wadah air, dan sebagainya. Salah satu pengrajin yang dapat menyulap buah labu botol menjadi kerajinan yakni Suryo Marwondo. Warga Gang Lawet 21 Kebumen juga memiliki rumah kerajinan labu botol bernama Kebumen Suryo Groud. Untuk dapat mengubah buah labu botol menjadi berbagai kerajinan, Suryo mengungkapkan, hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengeringkan buahnya secara utuh.

Buah labu botol yang dapat dikeringkan tak lain buah dengan minimal usia tiga bulan. Namun, untuk membuat kerajinan, menggunakan buah labu dengan usia lebih tua akan menghasilkan kerajinan yang lebih baik.
Proses pengeringan labu botol dapat dilakukan dengan menjemurnya di bawah sinar matahari selama kurang lebih satu bulan.

Baca Juga:  Badko TKA-TPA Rayon Nanggulan Gelar Rakor Persiapan FASI

Proses pengeringan labu botol hanya dapat dilakukan dengan menggunakan panas dari matahari. Buah labu yang dikeringkan menggunakan peralatan pemanas lainnya justru akan membuat buah labu menjadi hancur.

“Untuk menjaga bentuk buah agar tidak mengkerut dan sebagainya, proses pengeringan hanya dapat dilakukan menggunakan panas matahari. Kalau menggunakan oven ataupun kompor, buah akan meledak karena tekanan udara membesar akibat panas berlebih. Saya juga sudah mencoba dengan menggunakan api kecil, ternyata tetap saja tidak bisa,” jelas Suryo.

Labu botol yang sudah benar-benar kering akan berubah bentuk menjadi keras, tipis, dan kokoh. Di dalam labu botol yang kering hanya akan berisi biji kering yang dapat dikeluarkan melalui sisi buah yang dilubangi. Setelah proses pengeringan selesai, labu botol dapat diubah menjadi kerajinan sesuai dengan bentuk dan fungsi yang diinginkan.

Sebelum membentuk ukiran pada labu botol, Suryo biasanya akan membuat konsep pola kerajinannya terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan agar ukiran pada labu botol memiliki nilai seni atau estetika. Pada proses pengukiran, Suryo dibantu oleh anaknya yang memiliki kemampuan melukis. Pola-pola yang telah dibentuk pada labu botol kering akan diukir menggunakan mini grinder atau bor mini.

Baca Juga:  Bahan Baku Melimpah, Pemuda Banjaran Purbalingga Buat Kerajinan Lukisan Bambu

Ide membuat kerajinan dari buah labu botol yang dikeringkan ini didapat Suryo ketika masa pandemi berlangsung. Saat itu, anaknya berhenti bekerja dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Waktu luang saat pandemi digunakan Suryo untuk mengubah lahan sempit yang ia miliki menjadi kebun buah labu botol.

Ketika masa panen tiba, Suryo memiliki keinginan untuk tidak hanya mengkonsumsi labu botolnya, tetapi juga ingin mengubahnya menjadi sesuatu yang jarang ditemukan seperti kerajinan.

Berbekal belajar secara mandiri dan mengandalkan informasi dari internet, Suryo berhasil mengubah labu botol hasil panenannya menjadi kerajinan, dibantu anaknya yang bertugas membuat ukiran pada kerajinan labu.

“Saya dan anak belajar membuat kerajinan ini secara otodidak. Setelah itu saya juga mencari referensi di internet sepintas tapi tidak ada yang sama dengan kerajinan yang saya buat. Saya juga melihat di internet bagaimana bentuk kerajinan yang bisa dibuat lampu duduk. Sedangkan untuk konsep kerajinan akan ditaruh dimana, ukurannya seberapa, itu saya lakukan uji coba sendiri memang,” terang Suryo.

Baca Juga:  Hari Lahir Pancasila Jadi Momentum Refleksikan Nilai Luhur Pancasila

Hingga saat ini, rumah kerajinan labu Suryo baru dapat memproduksi buah labu kering menjadi empat jenis kerajinan yakni lampu duduk, lampu lampion, lampu gantung, dan wadah air minum. Harga pada kerajinan dibandrol mulai Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu. Para pembeli juga dapat memesan desain ukiran sesuai yang diinginkan. (Asy Syifa Salsabila)

Tinggalkan Komentar