Anak Piatu Takut Punya Cita-cita

Pendiri Wiradesa Group Sihono HT menyampaikan santunan anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa di Balai Desa Sukoreno, Selasa (26/4/2022). (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO – Jawaban anak, yang diketahui ditinggal ibunya atau piatu, ketika ditanya cita-citanya apa, sungguh mengejutkan. Tanpa ekspresi, dengan lugunya si anak bernama Ahmad Ali Asad (13) menjawab “Tidak punya cita-cita”.

Tentu saja, jawaban lugu apa adanya dari adik Ahmad ini mengagetkan Wiradesa. Biasanya anak-anak jika ditanya apa cita-citanya langsung menjawab, ingin jadi dokter, arsitek, polisi, guru, youtuber, atau profesi lainnya. Namun siswa kelas 1 sekolah menengah pertama ini, dengan entengnya menjawab tidak punya cita-cita.

Jawaban spontan anak piatu itu bukan tanpa sebab. Pasti ada latarbelakangnya. “Itu realitas yang dialami anak-anak desa yang kurang beruntung. Bagaimana punya cita-cita jika sulit untuk mewujudkannya. Seperti, misalnya ingin ke Jakarta, tetapi tidak punya uang, apa bisa sampai Jakarta,” ujar Ustadz Ali Mustofa, menanggapi ungkapan adik Ahmad.

Ustadz Ali Mustofa menyampaikan tauziah menjelang buka bersama pada acara Buka Puasa dan Santunan Yatim, Piatu, Dhuafa 2022 atau Ramadan 1443 H yang dilaksanakan Wiradesa Group di Balai Desa Sukoreno, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa 26 April 2022.

Santunan berasal dari Mardliyyah Islamic Center (MIC) UGM sebagai bagian dari program Ramadan di Kampus (RDK) tahun 1443/2022, KH. Hilmy Muhammad (anggota DPD RI Dapil DIY), Eko Prayitno (Owner PT Pesona Cipta), Arya Ariyanto (Bakpia Jogkem), Agus Moh Najib, Sahiron, Kurniawan Pamungkas, Ahmad Daerobi, Miftakhudin, Siti Kadarini, Partimah, Aipda Arif Febriyanto, dan Nanang R (Direktur eCampuz).

Baca Juga:  Grebeg Sampah Kalurahan Sukoreno, Edukasi Warga Memilah Sampah

Bakti sosial Wiradesa Group juga didukung Mardliyyah Islamic Center (MIC) UGM, CV Windra Mekar, Griya Batik Senok, Sonic Advertising, Trisni Bisa Katering, Ayam Geprek Sa’i, Pemerintah Desa Jatimulyo, Pemerintah Kalurahan Gari, dan Pemerintah Kalurahan Sukoreno. Pelaksanaannya untuk di Jatimulyo, Petanahan, Kebumen pada hari Kamis (21/4/2022), di Gari, Wonosari, Gunungkidul, pada Sabtu (23/4/2022), dan di Sukoreno, Sentolo, Kulonprogo pada Selasa (26/4/2022).

Sihono HT dan Lurah Sukoreno Olan Suparlan bersama penerima santunan. (Foto: Wiradesa)

Anak piatu Ahmad Ali Asad yang mengaku tidak punya cita-cita, semakin mengetuk hati pendiri Wiradesa Group, Sihono HT. Jika selama dua tahun terakhir (2021 dan 2022), Wiradesa mengupayakan santunan di bulan Ramadan, maka di tahun depan, jika Allah meridhoi, ingin berusaha membantu biaya pendidikan, kesehatan, dan memberi motivasi kepada anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa yang tinggal di desa.

Bagi Sihono HT yang juga berasal dari desa, anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa, harus dimotivasi agar berani punya cita-cita. Kesuksesan itu bukan hanya milik orang kaya, orang miskinpun berhak untuk sukses. Jika Allah Ta’ala berkehendak, apa pun bisa terjadi. “Makanya anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa di desa, jangan takut punya cita-cita. Gantungkan cita-citamu setinggi langit,” tegas Sihono HT.

Dalam kesempatan itu, Sihono HT selain memotivasi anak-anak, juga memohon anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa untuk mendoakan agar usahanya di bidang media online bisa lancar, berkembang, dan bermanfaat. Saat ini Wiradesa Group mengelola 3 media siber, yakni Wiradesa.co (fokus ke desa), Mandiripangan.com (fokus ke pangan), dan Tunggal.co (peduli nilai-nilai Pancasila).

Baca Juga:  Hujan Deras, Empat Makam di Padukuhan Kuden Terancam Longsor: Warga Gotong Royong Membangun Bangket

Ketiga media ini dibangun dengan idealisme. Pengelola Wiradesa.co ingin terus mendorong terwujudnya desa mandiri dan warga desa sejahtera. Mandiripangan.com mendukung terwujudnya kedaulatan pangan dan berusaha menginspirasi agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Sedangkan Tunggal.co mengembangkan dan melaksanakan pers Pancasila. “Wiradesa didirikan dan dijalankan oleh wartawan, tidak ada pemilik modal di dalamnya,” tegas Sihono HT.

Ungkapan lugu anak piatu di Balai Desa Sukoreno Selasa (26/4/2022) sore, menginspirasi Tim Wiradesa untuk lebih serius manangani divisi sosial kemanusiaan yang fokus pada santunan, beasiswa, dan kesehatan anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa di desa. Sedangkan untuk menyokong keberlangsungan 3 media online tersebut, Wiradesa mengembangkan unit usaha bisnis diklat dan jasa terkait bidang jurnalistik.

Pendiri Wiradesa Sihono HT saat memberi motivasi pada anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa. (Foto: Wiradesa)

Direktur eCampuz, Nanang R, mendukung bakti sosial yang dijalankan Wiradesa Group. Semoga santunan anak-anak yatim, piatu, dhuafa di bulan Ramadan menjadi berkah, bermanfaat dan membahagiakan buat anak-anak desa yang masih kurang beruntung.

Nanang memohon doa kepada anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa agar eCampuz di bawah PT Solusi Kampus Indonesia yang merupakan anak perusahaan PT Gamatechno Indonesia unit usaha UGM, menjadi institusi dan corporate yang diberkahi dan dimudahkan dalam segala usahanya. Juga bermanfaat, menyejahterakan dan dijauhkan dari fitnah serta selamat dunia akhirat.

Baca Juga:  Jaga Kesehatan Satgas Covid-19, Polsek Kutasari Luncurkan Program Sema Sari

ECampuz yang bisnis utamanya jasa konsultasi, pengembangan soft ware dan layanan informasi, layanan konstruktur komunikasi data, pelatihan dan penyediaan konten, akan berusaha bersama Wiradesa dalam menjalankan bakti sosial yang fokus ke desa.

Lurah Sukoreno, Olan Suparlan, menyambut baik agenda santunan kepada anak-anak yatim, piatu, dhuafa yang diselenggarakan Wiradesa bersama relasinya. Santunan ini merupakan bentuk perhatian Wiradesa Group terhadap anak-anak di desa yang menghadapi persoalan ekonomi dan keluarga. “Santunan ini jelas bermanfaat dan yang terpenting memotivasi anak-anak untuk tidak takut punya cita-cita,” jelas Olan.

Keberanian memiliki cita-cita mulia diungkapkan Nikita Sekararum Butar-butar (11) yang belajar di kelas 5 SD Kalimenur Sukoreno. Sekar dengan mantap bercita-cita ingin menjadi dokter. Dengan menjadi dokter, dia bisa membantu anak-anak desa yang sedang sakit.

Mendengar wejangan dan motivasi, dari Pak Lurah, Pendiri Wiradesa, dan Ustadz, serta keberanian Sekar, akhirnya Ahmad Ali Asad berani punya cita-cita. Ahmad kelak ingin menjadi juragan tas. “Saya besok mau jadi juragan tas,” tegas Ahmad yang diamini penerima santunan, orang tua, dan wali anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa. Semoga kelak anak yang dulunya takut punya cita-cita, kini jadi juragan tas yang dermawan. Aamiin. (Sukron Makmun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *