KEBUMEN – Setiap desa mempunyai sejarah masing-masing. Begitu pula dengan Desa Tambakagung. “Desa ini memiliki sejarah yang menarik untuk diceritakan secara turun-temurun,” kata Salimin Khanifudin, salah satu tokoh masyarakat yang dulu pernah menjabat sebagai Kaur Pemerintahan di Desa Tambakagung, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen.
Saat wiradesa.co berkunjung ke rumahnya, Salimin Khanifudin atau biasa disapa Salim menceritakan tentang asal mula Desa Tambakagung. Dahulu Tambakagung merupakan wilayah yang kosong. Semuanya tampak seperti hutan. Namun, hal ini berubah setelah orang yang bernama Mbah Coek datang ke wilayah ini.
Ketika datang ke Tambakagung, beliau membabad alas hutan. Kemudian, dijadikan tempat permukiman. “Akhirnya munculah Desa Tambakagung,” ujar Salim (73) kepada wiradesa.co, Kamis, 4 Maret 2021.
Desa Tambakagung terdiri atas tiga padukuhan. Padukuhan Welaran, Karanggede, dan Tambakbaya.
Dituturkannya, Karanggede merupakan lahan yang luas. Setelah itu, dibabad dan dijadikan permukiman. Lalu, Tambakbaya. Wilayah ini mempunyai tambak yang di dalamnya ada banyak buaya. Dari ketiga wilayah yang dipisah masing-masing jadilah satu wilayah bernama Tambakagung. Desa yang sebagian besar warganya bekerja sebagai petani. Hal ini dilihat dengan banyaknya lahan pertanian di desa tersebut.
Penamaan Tambakagung berasal dari kata Tambak dan Agung. Harapannya desa menjadi wilayah yang luas dan besar. Selain itu, antar sesama warga dapat menjalin kehidupan yang layak. Alas atau hutan yang sekarang berganti menjadi lahan pertanian, semoga dapat bermanfaat untuk masyarakat Desa Tambakagung. (Nur Anggraeni)