GUNUNGKIDUL – Budidaya lidah buaya caranya mudah. Tanaman ini bisa hidup di mana saja. Bahkan di lahan tandus dan kering, lidah buaya bisa tumbuh dengan baik.
Pendiri Studio Tani Kali Suci, Wiyono sudah mencoba menanam lidah buaya di pekarangan rumahnya. Hasilnya melimpah dan bernilai ekonomi tinggi.
“Jika dijual, lidah buaya sekilo laku antara empat sampai lima ribu rupiah,” ujar Wiyono saat ditemui di rumahnya Padukuhan Tambakrejo, Kelurahan Semanu, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, 08 Februari 2021.
Di area Studio Tani Kali Suci ada tanah 400 m2 yang ditanami lidah buaya. Ternyata di tanah kering, tanaman lidah buaya justru tumbuh subur. Daunnya besar-besar. Satu pelepah daun beratnya sampai 1 kilogram.
Menurut Wiyono, rata-rata per pelepah beratnya 8 ons sampai 1,4 kg. Harganya per pelepah berkisar antara Rp4.000 sampai Rp5.000.
Wiyono menuturkan, sampai saat ini belum ada yang jadi pengepul lidah buaya di Gunungkidul. Padahal permintaan pasar, baik dari pasar nasional, maupun pasar internasional cukup tinggi.
Untuk pemberdayaan kaum perempuan, Studio Tani Kali Suci rutin mengajari ibu-ibu rumah tangga membuat berbagai olahan makanan dan minuman dari lidah buaya.
Berbagai olahan dari lidah buaya itu, antara lain minuman nata de aloevera, makanan kerupuk, keripik, dan pangsit. “Olahan dari lidah buaya itu, selain diminati ibu-ibu rumah tangga, juga menjadi perhatian para mahasiswa,” ujar Wiyono.
Banyak mahasiswa dari perguruan tinggi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yang studi lapangan di Studio Tani Kali Suci. Mahasiswa yang belajar budidaya lidah buaya dan olahannya, antara lain dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta dan Universitas Diponegoro Semarang.
Dari budidaya dan turunannya, pendiri Studio Tani Kali Suci Wiyono menegaskan budidaya tanaman lidah buaya mudah dijalankan. Selain mudah hasilnya juga lumayan untuk menambah pendapatan keluarga. (*)