Budidaya Lebah Apis Cerana dan Mellifera, 20-50 Hari Panen Madu

Lebah Apis Cerana dan Mellifera (Foto: Wiradesa)

KEBUMEN – Khasiat madu memang begitu banyak. Tak hanya madu, lebah menghasilkan royal jeli, bipolen, propolis. Seperti halnya madu, royal jeli, bipolen dan propolis pun banyak dipercaya punya khasiat bagi kesehatan. Oleh sebab itu, masyarakat menggunakan madu dan produk lebah lainnya dalam konsumsi sehari-hari. Di Indonesia produksi madu sudah merata. Termasuk di Kebumen.

Di wilayah Kebumen terdapat ternak madu klanceng yang termasuk dalam kategori madu trigona. Tak hanya itu, ada pula ternak tawon madu apis cerana dan apis mellifera. Lokasinya ada di RT 1 RW 1, Desa Kebulusan, Kecamatan Pejagoan, Kebumen. Peternak lebah madu, Albait Nur Fauzi (34) menuturkan, usahanya bermula dari hobi lama. Sejak SD sudah biasa memelihara lebah. Selain dirinya, kakaknya juga memelihara. Albait Nur Fauzi atau biasa disapa Albet mengaku karena memang hobi, menjadikannya lebih gampang memahami cara beternak lebah madu yang bagus.

Menurutnya, semua jenis lebah memiliki anatomi yang sama. Jenisnya ada lebah pekerja, pejantan, ratu. “Semuanya tetap sama,” kata Albet kepada Wiradesa.co, Senin, 5 April 2021.

Baca Juga:  Dari Kebun Organik, Kopi Rohmat Punya Cita Rasa Moka
Peternak lebah madu, Albait Nur Fauzi (Foto: Wiradesa)

Peternakan lebah Albet mulai menghasilkan madu sejak 2016. Dari satu koloni dapat dipecah menjadi beberapa grafting menggunakan kotakan. Peralatan yang digunakan untuk ternak lebah sebenarnya tidak baku. Syarat utamanya lokasi peternakan diusahakan di tempat yang banyak bunga dan nektar. Hal itu akan membuat ternak lebah terjamin dalam memproduksi madu.

Tempat yang dapat dijadikan sebagai lokasi ternak lebah seperti daerah yang tumbuh pohon akasia, pohon randu dan pohon rambutan. Untuk induk tawon madu apis cerana biasanya mengambil dari hutan. Sedangkan induk tawon mellifera biasanya didapat dari sumber impor.

Proses pengambilan madu biasanya antara 20 -50 hari. Setelah itu diolah menjadi madu dalam kemasan. “Dulu orang ternak lebah memakai glodog (alat memanen madu dari bambu),” tutur Albet yang juga Alumni Pondok Pesantren Ali Maksum, Yogyakarta. Sekarang tidak berlaku lagi, sebagian besar peternak memanen madu memakai frame dan sarangan.

Tips ternak lebah madu menurut Albet, dia menyarankan indukan bisa mengambil lebah dari alam. Kemudian dipindahkan ke dalam kotak sampai lebih matang. Setelah sudah pakai frame dan matang dipindahkan ke dalam lahan yang banyak nektar dan bunganya. Hasil sekali panen madu dari jenis apis cerana bisa 1 kg. “Dengan catatan kalau lagi musim bunga kaliandu,” imbuhnya. Untuk madu mellifera bisa didapat 4 botol ukuran 450ml. Albet saat ini punya 87 kotak tawon baik cerana maupun mellifera.

Baca Juga:  Intensitas Cahaya Matahari Cukup Hasil Panen Porang Besar-besar

Kemasan yang sudah di dalam botol tidak diberi label merek. Sebab biasanya banyak reseller yang mengambil untuk dijual kembali. Harga madu disesuaikan dengan proses produksi, berkisar antara Rp 150 sampai Rp 300 ribu.

Budidaya lebah madu, Albet dibantu beberapa orang. Sebagian besar memiliki tugas memantau lebah yang ada. Seorang peternak lebah jarang berkeluh kesah yang penting wilayah yang dipilih tersedia cukup tanaman bunga dan nektar. Bila sudah demikian, konsumen umumnya puas dengan madu yang diproduksi. (Nur Anggraeni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *