Dagang Sayuran Keliling, Kirimi Anak Istri Rp2-3 Juta Sebulan

KEBUMEN – Mang Said (38) lelaki paruh baya asal Desa Kutabaru Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap ini sudah sebelas bulan merantau ke kota Kebumen untuk berjualan sayur keliling. Setiap hari Mang Said berangkat ke pasar pagi Pasar Tumenggungan pukul 01.30 agar dapat sayuran segar dengan harga yang relatif murah. Menjelang subuh sudah sampai kontrakan lagi untuk menata dagangan.

“Di daerah saya kurang jalan untuk jualan. Sempat setahunan lah jualan di kampung. Tapi ya begitu, nggak cukup hasilnya. Jadi akhirnya merantau,” kata Mang Said, Selasa (26/01/2021). Mang Said bercerita, dia mulai belajar jual sayuran keliling saat berumur 20 tahun. Saat itu dia merantau ke Jakarta.

“Awalnya membantu saudara lalu jualan sendiri. Berlangsung dari 2003 sampai 2013. Ada 10 tahun. Habis itu, pindah ke Bogor sampai 2019. Nggak betah di Bogor, mah. Jadi pulang,” kenang Mang Said. Berjualan sayuran diakui Mang Said sudah menjadi jalan hidupnya. Dia pernah mencoba peruntungan lain dengan berjualan jajanan anak-anak di dekat SD di kota kelahirannya. Namun, setelah dijalani selama satu tahun, akhirnya dia kembali berjualan sayuran keliling.

Baca Juga:  Sumirah: Menenun Stagen, Entaskan Lima Anak

“Setahun jualan jajanan anak-anak, tapi hasil nggak cukup. Akhirnya merantau ke sini sejak sebelas bulan lalu. Kan ada saudara di sini,” lanjut Mang Said. Sehari-hari mulai pukul 05.30 Mang Said harus sudah siap melayani pelanggan yang mau membeli sayuran di kontrakannya, di Kembaran RT 2 RW 2, Kebumen. Setelah pukul 06.00, dia mulai keliling seputar Karangsari, Wonoyoso dan wilayah lain di kota Kebumen menggunakan sepeda motor menjajakan sayuran. Sayuran habis terjual sekitar pukul 14.00. Dari berjualan sayuran keliling, setiap hari Mang Said dapat keuntungan bersih antara Rp100 ribu sampai Rp150 ribu.

“Nggak banyak hasilnya. Tapi cukup sih. Pulang bawa duit bangsa Rp1,2 juta buat modal. Dapat untung bersih antara Rp100-150 ribu,” kata Mang Said. Dari penghasilannya tersebut, Mang Said dalam satu bulan dapat mengantongi keuntungan bersih antara Rp3 juta sampai Rp4,5 juta. “Lumayan, bisa buat nafkah anak istri. Setelah dikurangi untuk kebutuhan dan bayar kontrakan Rp600 ribu, masih bisa kirim uang untuk nafkah anak istri antara Rp2-3 juta sebulan,” sambung Mang Said. (Endah Tri Rachmani)

Baca Juga:  Perajin Ban Bekas Kantongi Rp 10 Juta Per Bulan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *