Oleh: Sihono HT (Wartawan Wiradesa.co)
DENGAN semangat belajar, berkarya, dan berbagi, empat mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta menginisiasi Sekolah Jurnalisme Desa (SJD). Pembelajaran ini dirancang dengan dua versi, SJD online dan SJD offline. Target audiensnya para pemuda desa dari 81.616 desa di Indonesia.
Empat mahasiswa tersebut, Ilyasi (Program Studi Sosiologi Agama/lulus), Aboe Bakar (Prodi Ekonomi dan Bisnis Islam/lulus), Asy Syifa Salsabila (Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam), dan M. Putera Yuniar Avicenna (Prodi Agama-agama). Sebelum meluncurkan SJD, mereka berempat pada Oktober 2022 mengadakan riset tentang kebutuhan pemuda desa dan kepala desa di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng).
“Dari validasi data responden, kami menemukan dua masalah yang sangat menarik,” ujar Ilyasi, mahasiswa asal Sumenep Madura, Jumat 24 Februari 2023. Dua masalah tersebut, pertama, pemuda desa ingin bisa membuat karya jurnalistik dan kedua, kepala desa membutuhkan media yang memublikasikan potensi desanya.
Seperti yang dikemukakan Muhammad Agus Munir (26 tahun) pemuda Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah, dia menginginkan bisa membuat karya jurnalistik, agar bisa memublikasikan berbagai potensi di desanya. “Kami ingin bisa membuat karya jurnalistik peduli desa,” ujar M. Agus Munir yang juga Ketua Karang Taruna Desa Tambi, saat diwawancarai Ilyasi, Jumat 28 Oktober 2022.
Sedangkan Kepala Desa Mendak, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Agung Hartana (41 tahun) saat ditemui Tim Mahasiswa UIN Suka Yogyakarta, pada Jumat 28 Oktober 2022, mengaku membutuhkan media yang memublikasikan potensi desanya. “Kami butuh media yang menyajikan berita tentang pemberdayaan masyarakat, pengelolaan dana desa, UMKM, wisata dan budaya desa, serta potensi desa lainnya,” kata Agung Hartana.
Setelah berdiskusi dan mengetahui audiens serta potensi pasarnya, akhirnya diputuskan untuk membuat program SJD. Target audiensnya 64,92 juta pemuda Indonesia (Statistik Pemuda Indonesia 2021) dari 81.616 desa di Indonesia (BPS – lokadata.beritagar.id). Diharapkan setiap desa mengirimkan satu pemudanya untuk belajar, berkarya, dan berbagi informasi desa bersama SJD.
Sesuai yang direncanakan, peserta SJD mengikuti workshop selama dua hari, dengan rincian satu hari pembekalan dan satu hari praktik membuat karya jurnalisme desa. Materi yang diajarkan, antara lain tentang potensi desa yang layak dipublikasikan, cara membuat karya jurnalistik peduli desa, dan bagaimana menyiarkannya. “Kami menghadirkan narasumber kompeten di bidang perdesaan dan praktisi media. Peserta akan dimotivasi dan didorong untuk belajar, berkarya, dan berbagi informasi desa,” papar Ilyasi.
Ilyasi menegaskan, SJD terbuka bagi warga desa, khususnya para pemuda desa. Bagi yang berminat menjadi pewarta desa, dipersilahkan mendaftar melalui email sekolahjurnalismedesa@gmail.com atau menghubungi nomor HP 0819 1492 2211. Setiap pelaksanaan atau satu angkatan dibatasi 25 orang peserta.
Peserta akan mendapatkan sertifikat, modul, kaos, dan surat rekomendasi ke kepala desa masing-masing. Surat itu berisi permohonan agar lulusan SJD diberi amanah sebagai admin website desa dan mengelola sistem informasi desa (SID) dengan insentif dari dana desa. “Para alumni Sekolah Jurnalisme Desa juga diberi kesempatan untuk magang di Wiradesa.co,” ujar Ilyasi.
Belajar Berkarya dan Berbagi
Para mahasiswa kreatif ini merumuskan visi SJD: “Belajar, berkarya, dan berbagi informasi desa”. Tujuannya meningkatkan waktu belajar masyarakat untuk mempelajari jurnalisme desa. Meningkatkan jumlah karya jurnalistik peduli desa dan meningkatkan tindakan berbagi informasi desa.
Inisiatif yang dilakukan mereka, melaksanakan SJD offline (workshop dua hari – Two days mentoring) secara rutin, minimal sebulan sekali. Membangun platform atau aplikasi SJD online untuk belajar, berkarya, dan berbagi informasi desa. Menjalin jaringan pemuda desa sebagai agen perubahan di desa. Menjalin kerjasama antarpengelola webside desa se Indonesia. Monetisasi SJD online melalui channel platform digital YouTube atau lainnya.
Kemudian menjalin relasi dengan stakeholders, pemangku kepentingan pembangunan perdesaan, dengan perangkat desa, dinas pemberdayaan masyarakat dan desa kabupaten/kota/provinsi, Kemendes PDTT, BUMN, perguruan tinggi, dan lainnya. Berelasi dengan perusahaan investasi (investor, pemodal) baik di dalam, maupun luar negeri. Mewujudkan ekosistem bisnis media digital berbasis desa.
Sebelum meluncurkan program SJD, empat mahasiswa UIN Suka Yogyakarta ini mendapatkan mentoring tentang pembuatan karya jurnalistik berkualitas dan berbisnis media digital berkelanjutan dari Tim Echos, sebuah lab pemikir desain masa depan yang berkantor di Singapura.
Proses mentoring yang berlangsung 16 minggu mulai Oktober 2022 sampai Februari 2023 melalui aplikasi Zoom dan Miro. Tim Echos yang terdiri dari Juliana Proserpio Co-Founder & Chief Design Officer (Executive Director), Luna Diandra Design Thinker, Christine Gunawan Design Thinker, Erico Lisboa Design Lead & Business Designer, dan Paulo Armi Design Lead & Program Manager mendapat dukungan perusahaan platform digital Google.
Presentasi ke Empat Investor
Selain mementori empat mahasiswa UIN Suka Yogyakarta, Tim Echos juga mempertemukan dengan empat calon investor, yakni Koreel Lahiri Investment Director – Asia – MDIF, Susli Lie VC Partner – Monk’s Hill Ventures, Erika Dianasari Go VC Partner – Alpha JWC Ventures, dan Kanta Nandana Director Antler.
Di hadapan empat calon investor melalui zoom meeting, Ilyasi menjelaskan SJD memiliki market size, tahun 2023 ada 81.616 desa dengan dana desa dari APBN Indonesia sebesar Rp 72 triliun. Model bisnisnya, jika setiap desa di Indonesia berlangganan VillCan, aplikasi SJD online, senilai Rp 100 ribu/bulan, maka total pendapatan Rp 8,1 miliar/bulan. Jika 10 persen Rp 816 juta/bulan. Kalau 1 persen Rp 81 juta/bulan.
“Jadi untuk total available market (TAM) potensi pendapatannya 8,1 miliar per bulan. Jika mengambil 10 persennya, untuk serviceable available market (SAM) pendapatannya 816 juta per bulan, dan jika 1 persen atau serviceable obtainable market (SOM) saja pemasukannya 81 juta per bulan,” papar Ilyasi.
Sedangkan untuk SJD offline, workshop “7 Steps 2 Days” perkiraan pendapatannya Rp 50 juta/bulan, jika melaksanakan workshop jurnalistik desa 2 kali sebulan. Dananya mengandalkan hibah BUMN Indonesia atau investor dengan skema grant. Sehingga pesertanya gratis.
Ilyasi juga memaparkan tentang rencana pengembangan SJD online: sampai Desember 2023 membangun aplikasi VillCan. Maintenance software. Marketing ke 34 provinsi di Indonesia. Untuk SJD offline: Setiap bulan sampai Desember 2023 melaksanakan workshop jurnalistik desa dengan peserta pemuda desa.
“Kami membutuhkan dana hibah (grant) Rp 1,1 miliar, untuk membangun aplikasi VillCan, workshop SJD offline, maintenance software, dan marketing ke 34 provinsi di Indonesia,” ujar Ilyasi di hadapan 4 calon investor dari luar negeri pada Selasa 7 Februari 2023.
Susli Lie VC Partner – Monk’s Hill Ventures, tertarik dengan upaya pengembangan sumberdaya manusia di perdesaan Indonesia. Apa yang direncanakan empat mahasiswa Indonesia itu terkait dengan pendidikan. “Perusahaan venture kami juga menaruh perhatian di bidang Pendidikan,” kata Susli Lie.
VC Partner-Monk’s Hill Ventures ini juga memotivasi empat mahasiswa UIN Suka Yogyakarta untuk menjalin kemitraan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia. Karena ada unsur pemberdayaan pemuda desa, maka SJD berpeluang untuk memperoleh dana corporate social responsibility (CSR )dari BUMN Indonesia, khususnya yang memiliki target pasar di desa.

Namun ada atau tidak ada investor, empat mahasiswa UIN Suka Yogyakarta dengan dukungan perusahaan media digital startup Wiradesa.co tetap akan melaksanakan SJD offline di empat Kabupaten Provinsi DIY, yakni diawali di Kabupaten Kulonprogo, selanjutnya di Bantul, Sleman, dan Gunungkidul. Pelaksanaan pertama di Kulonprogo direncanakan pada 11 – 12 Maret 2023 di Padepokan Kilen Lepen Padukuhan Karangwetan, Kalurahan Salamrejo, Kapanewon Sentolo.
Panitia pelaksana membatasi 25 peserta terdiri dari pemuda desa mewakili desa-desa di wilayah Kabupaten Kulonprogo. Sebenarnya, sampai Sabtu 25 Februari 2023, jumlah pendaftar SJD offline atau workshop jurnalisme desa sudah melebihi quota, tetapi penyelenggara membatasi 25 orang.
Tim SJD berusaha menghantarkan para peserta, pemuda desa, agar terasah hati, pikiran, dan tindakannya. Pemuda desa peka terhadap permasalahan yang dirasakan masyarakat desa (sensitif), kritis menganalisis masalah yang dihadapi warga desa (kritis), dan mampu memberikan jalan keluar (solusi) untuk memecahkan persoalan masyarakat desa.
Sesuai dengan tagline SJD “Belajar, Berkarya, dan Berbagi”, maka peserta SJD para pemuda desa akan dimotivasi, dibimbing, didampingi, dan difasilitasi untuk belajar dengan berinteraksi, berdialog, mengamati, mencermati, dan benar-benar merasakan apa yang dirasakan masyarakat desa. Sehingga mereka bisa merumuskan persoalan berdasarkan kebutuhan masyarakat desa.
Selanjutnya, para pemuda desa dibimbing dan didampingi untuk membuat karya jurnalistik yang bermanfaat bagi masyarakat desa. Karya itu tidak hanya berupa teks atau tulisan saja, tetapi juga gambar dan suara. Tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan informasi apa, bentuk karya seperti apa, dan media apa yang dimaui masyarakat desa.
Kemudian, para pemuda desa diberi sarana dan prasarana untuk menayangkan hasil karya jurnalistiknya. Berbagi ini tidak hanya informasi atau karya jurnalistik saja, tetapi juga pendapatan dari hasil belajar dan karyanya. Berbagi itu bisa dengan ilmu pengetahuan, materi, uang, dan apa saja yang dibutuhkan masyarakat desa.

Empat mahasiswa dari berbagai daerah yang belajar di Yogyakarta ini merupakan generasi muda Indonesia yang mampu berdaya saing global. Mereka telah berelasi dengan para pimpinan perusahaan platform digital internasional, para pemikir desain digital, dan calon investor asing. Karya dan apa yang dilakukan anak muda ini jelas bermanfaat bagi pengembangan sumber daya manusia, khususnya para pemuda desa di Indonesia. (*)