Kopi Japan (3): Berjenis Robusta Ada Rasa Coklat

Kopi Japan berjenis Robusta. (Foto: Wiradesa)

KOPI Japan sendiri berjenis Robusta, satu varian kopi yang berasal dari Kongo yang dibawa ke Nusantara oleh Belanda sekitar tahun 1900an. Kopi Robusta memang lebih tepat ditanam pada ketinggian di bawah 1.000 mdpl. Sekitar 85% dari seluruh perkebunan kopi di Indonesia ditanami jenis kopi ini karena sifatnya yang lebih tahan terhadap penyakit dan lebih mudah beradaptasi dengan cuaca di berbagai wilayah di Indonesia.

Kopi Robusta umumnya memiliki tingkat kepahitan yang lebih pekat dibanding jenis kopi lainnya. Nurul menambahkan bahwa kopi Robusta Japan memiliki karakter yang lebih bold dibanding kopi biasanya. Ketika disangrai pada level medium atau dark, maka karakter khasnya akan muncul, yaitu ada rasa coklat dan kacang-kacangan yang kental.

Di desa ini, tiap warga punya kebun kopi sendiri, bahkan hampir di tiap rumah terdapat tanaman kopi. Nurul dan keluarganya memiliki 3 kebun dengan total keseluruhan ada sekitar 500 tanaman. Masing-masing pohon menghasilkan 1,5-2,5 kg biji kopi.

Kebun mereka panen setahun sekali, dengan hasil panen berkisar 3 kuintal. Hasil panenan kemudian disimpan Nurul dalam bentuk green bean, atau biji kopi yang sudah melalui proses paskapanen dan sudah di-pulping, dipisahkan dari kulit buahnya, atau dalam bahasa lokal di-selep.

Baca Juga:  Gandeng Dinnaker, Polres Purbalingga Gelar Pelatihan Keterampilan Kerja

Simpanan kopi ini bagi keluarga Nurul dan warga Japan pada umumnya berlaku sebagai tabungan, yang sewaktu-waktu bisa diuangkan jika dibutuhkan. Kebiasaan ini didukung oleh fakta bahwa semakin lama biji kopi disimpan, maka akan semakin terasa enak, asal belum disangrai.

Warga lereng Muria menyimpan kopi Japan di tempat yang tidak lembab. (Foto: Wiradesa)

Cara menyimpan kopi juga harus dilakukan dengan tepat, antara lain dijauhkan dari tanah agar tidak muncul rasa earthy, ruang penyimpanan juga harus dipastikan berada pada suhu ruang yang tidak terlalu lembab agar kadar air biji kopi terjaga pada level 12%. Menurut para pakar kopi, waktu terbaik penyimpanan biji kopi adalah dua tahun dan waktu maksimal penyimpanan adalah tiga tahun.

Selama ini kopi Japan dijual ke berbagai daerah dan di-branding sebagai campuran kopi dari daerah lain. Hal ini menjadi keresahan pemuda desa Japan saat ini, yang ingin agar kopi daerahnya juga dikenal oleh khalayak luas. Mereka meyakini bahwa kopi mereka tak kalah berkualitas jika dibandingkan kopi dari tempat lain. (Greg Sindana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *