Kunir Putih Menyehatkan, Memberdayakan dan Mengoptimalkan

Prof Dwiyati Pujimulyani di tengah hamparan tanaman kunir putih (Foto: Sihono/Wiradesa)

YOGYAKARTA – Tanaman herbal kunir putih dengan nama latin Curcuma manggaVal sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tanaman empon-empon ini selain bisa menyehatkan tubuh dan mengobati berbagai penyakit, juga dapat memberdayakan manusia serta mengoptimalkan lahan tidur.

Peneliti kunir putih Prof. Dr. Ir. Hj. Dwiyati Pujimulyani, M.P. menjelaskan, rimpang kunir putih mengandung senyawa bioaktif, seperti flavonoid dan glikosida. Senyawa-senyawa ini memiliki aktivitas biologi seperti, sitotoksik, antitumor, antibakteri, antikanker, antikoagulasi, antidiabet, antiaging, dan antiinflamasi, serta antivirus karena bagus untuk meningkatkan daya imun tubuh.

Kunir putih terbukti bisa mengobati penderita kanker, diabetes, kolesterol, asam urat, kegemukan, tumor, kista, trigliserida, ambeien, batu ginjal, prostat, dan penyakit degeneratif lainnya. Khasiat ini bisa dilihat dari testimoni pengguna kapsul kunir putih produk penerapan hasil penelitian Prof Dwiyati Pujimulyani, Guru Besar Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Menyehatkan

Sedikitnya 7.100 orang pengguna kapsul kunir putih dari berbagai daerah di Indonesia yang tergabung dalam Whatsapp Group Laskar Kunir Putih menyampaikan testimoni jika kunir putih mampu mengobati berbagai penyakit. Misalnya Bambang Mardiyono asal Klaten yang menyatakan benjolan di tubuh putrinya hilang, setelah meminum kapsul kunir putih selama tiga bulan.

“Bersama ini kami sampaikan kepada ibu bahwa putri kami yang beberapa waktu lalu mengeluh ada benjolan di tubuhnya, setelah 3 bulan persis meminum kapsul kunir putih dari ibu, kemarin (27/2) alhamdulillah benjolan tersebut sudah sembuh/hilang,” ujar Bambang Mardiyono melalui Whatsapp.

Prof Dwiyati Pujimulyani bersama Laskar Kunir Putih menginfokan kapsul kunir putih (Foto: Sihono/Wiradesa)

Sedangkan Lusia FKIP menuliskan “Terimakasih juga untuk kunir putih yang sudah menyembuhkan penyakit gula darah mama saya. Salam kasih dari keluarga saya buat ibu sekeluarga yang sudah menolong dan membantu menyembuhkan penyakit mama”.

Selanjutnya Heri Awalul Ilhamsyah mengabarkan “Kunyit putih dari ibu, alhamdulillah istri saya juga cocok. Maag akutnya semakin membaik. Sekarang sudah bisa makan gorengan dan banyak makan sayuran dari yang tidak bisa makan gorengan dan sayuran sama sekali. Terimakasih banyak ibu Profesor Puji, semoga semakin berkah dengan ilmunya”.

Tono Puskesmas Argomulyo mengucapkan “Njih bu matur nuwun mewakili keluarga Puskesmas Sedayu 1 mengucapkan terimakasih atas bantuannya. Sangat bermanfaat bagi kami. Semoga dengan demikian produk penjenengan semakin dikenal masyarakat luas dan semakin berkembang. Aamin”.

Tiur mengungkapkan “Kunir putih dan temulawak sangat membantu sekali Prof. Terutama untuk meningkatkan daya tahan tubuh, selain antivirus. Kepada pasien-pasien saya juga saya berikan Prof. Terima kasih Prof”.

Bapak Supardi asal Bolaang, Mongondow, Sulawesi Utara, menderita asam urat sampai bengkak kakinya dan sakitnya sudah lama. Setelah minum kapsul kunir putih 3×3 selama 3 minggu, bengkak kaki sudah mengempis dan untuk jalan tidak sakit lagi.

Baca Juga:  Bila Iklim Mendukung dan Harga Jual Tinggi Petani Bawang Merah Sukoreno Berpotensi Untung Puluhan Juta

Mendapat kiriman Whatsapp dari ribuan orang yang testimoni setelah mengonsumsi kapsul kunir putih, Prof Dwi, panggilan akrab istri Dr H Jendro Sulastriyono SH MSi, mengaku bersyukur. “Saya merasa sangat bersyukur jika produk penerapan hasil penelitian saya bermanfaat bagi orang lain, masyarakat Indonesia, tambah bersyukur jika bermanfaat bagi masyarakat dunia,” ujarnya.

Produk kunir putih bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah dan mengobati kanker (kista atau tumor), mencegah dan mengobati peradangan (maag, ambien, bronchitis, amandel, keputihan, nyeri haid, jerawat, diabetes, dan asma), mencegah dan mengobati penyakit yang berhubungan dengan lemak (darah tinggi, stroke, jantung, asam urat, kolesterol).

Setidaknya ada 10 orang yang menderita asam urat, kolesterol, prostat, gula darah, kista dan mioma, endometriosis, trigliserida, kanker dan tumor, ambien, dan batu ginjal yang menuliskan testimoninya di buku Autobiografi “Penggembala Itik Menjadi Profesor” tahun 2020. Pengakuan akan khasiat kunir putih bagi kesehatan tubuh manusia membuat Prof Dwi bangga dan terus bersyukur.

Kunir putih dengan nama latin Curcuma manggaVal, termasuk famili Zingiberaceae merupakan tanaman semak mempunyai umbi batang. Rimpang kunir putih berbentuk bulat, renyah dan mudah dipatahkan, kulitnya dipenuhi akar serabut yang halus dan menyerupai rambut. “Rimpang kunir putih berbau seperti bau buah mangga yang sudah matang. Kunir putih mengandung senyawa kurkuminoid dan mengandung senyawa polifenol yang bermanfaat bagi kesehatan,” ujar Prof Dwi.

Memberdayakan

Produksi kapsul kunir putih oleh CV Windra Mekar memberi lapangan kerja bagi ibu-ibu rumah tangga, mahasiswa, petani, dan masyarakat sekitar. Pada Sabtu siang, Bu Warsiti, Bu Sainem, dan Bu Ngatiyem tampak bersemangat mengupas kunir putih di halaman rumah Prof Dwiyati Pujimulyani Jalan Wates Km 9,5 Plawonan RT 04, Argomulyo, Sedayu, Bantul.

Ibu-ibu sedang mengupas kunir putih (Foto: Sihono/Wiradesa)

Bu Warsiti mengaku setiap hari bisa ngonceki kunir putih sebanyak 5 ember. Upahnya setiap 1 ember Rp10.000. Jadi sehari ibu rumah tangga ini memperoleh upah sekitar Rp50.000. Hasil yang didapatkan Bu Warsiti juga hampir sama dengan yang diperoleh Bu Sainem dan Bu Ngatiyem.

Ibu-ibu yang mengupas kunir putih yang dikumpulkan CV Windra Mekar milik Prof Dwi bukan hanya 3 orang, tetapi 47 orang. Ada yang mengupas di halaman rumah Guru Besar Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta, dan ada yang ngonceki kunir putih di rumahnya masing-masing.

Yang mendapat berkah dari produk kapsul kunir putih tidak hanya ibu-ibu di sekitar rumah Prof Dwi, tetapi juga mahasiswa, petani, dan para laskar kunir putih. Banyak mahasiswa UMBY yang magang dan kerja di CV Windra Mekar. Mereka mendapatkan upah Rp 50.000 per hari dan makan dua kali. “Kami itu setiap malam minggu menyiapkan 90 amplop untuk dibagikan ke pekerja pada hari Minggu,” ujar Prof Dwi.

Baca Juga:  Bertani pada Lahan Sempit, Tanaman Subur Dipupuk Limbah Kascing

Sedangkan para petani kunir putih yang tersebar di wilayah Bantul, Kulonprogo, Sleman, Gunungkidul, dan sekitarnya juga merasakan manfaatnya. Mereka yang dulunya hanya mengandalkan dari tanaman padi dan sayuran, kini bisa menambah pendapatan dari hasil tanaman kunir putih. Dengan lahan pekarangan atau area yang tidak produktif bisa memperoleh jutaan rupiah sekali panen kunir putih.

Banyak mahasiswa dan orang-orang yang merasakan manfaat kapsul kunir putih akhirnya menjadi Laskar Kunir Putih. Mereka yang membaik kesehatannya setelah minum kapsul kunir putih, umumnya bersyukur  dengan cara ikhlas menginformasikan kepada teman atau saudaranya tentang manfaat kunir putih.

Laskar Kunir Putih ini tinggal di berbagai daerah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seperti Siti Nurjannah Toko AZ Zahra grosir Jl. Medan Banda Aceh Kutablang Bireuen. Kemudian Ridwan Rustam tinggal di Kampung Solo Jorong Limo Sianou Indah No. 70 Sungayang Batusangkar Sumbar. Rosa Eko Jl. Taman Tulip III No. 33 Taman Galaksi Bar Jaka Setia Bekasi Selatan.

Selanjutnya ada Dina Permata Safira F2 No. 14 Lidah Kulon Surabaya. Ada Diyah Rini Handayani Komplek Citra Raya Angkasa Banjarbaru Kalimantan Selatan. Ada Ani Faisaltos Jl Galoi 07 Soroako, Nuha, Luwu Timur Sulawesi Selatan. Sabri Marli Jl. Sumatera RT 02 RW 04 Anotautaei Yapen Selatan, Yapen, Serui Papua dan ada Jekson Adi Pangala Jl. Raya Padang Bulan Kompleks Hola Plaza Padang Bulan Jaya Pura.

Salah seorang Laskar Kunir Putih dari Semarang, Yuniatie Soma mengatakan kunir putih aman dikonsumsi karena sudah diteliti lebih dari 10  tahun oleh Prof Dwiyati. Kandungan antooksidan (kurkumin dan polifenol) serta ribosome inacting protein di kunir putih dapat menjaga stamina  dari serangan berbagai penyakit.

Mengoptimalkan

Meningkatnya produksi kapsul kunir putih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, tentunya juga memerlukan bahan baku yang banyak. Namun kebutuhan rimpang kunir putih selama ini tercukupi oleh petani di wilayah DIY dan sekitarnya. Para petani banyak yang memanfaatkan lahan tidur atau yang sebelumnya tidak produktif bisa dioptimalkan untuk menanam kunir putih.

Para petani hutan di Kaliurang memanfaatkan lahan tandus untuk menanam kunir putih (Foto: Sihono/Wiradesa)

Sawal Widyanto warga Dusun Kaliurang, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki lahan sekitar 2.000 m2 menghasilkan 5,6 ton kunir putih sekali panen. Padahal lahan miliknya itu dikenal tandus dan hanya bisa ditanami tanaman keras.

Baca Juga:  KKN Tematik UMNU Kebumen Berikan Pelatihan Pembuatan APE dari Barang Bekas

“Kami menanam kunir putih itu mulai November 2019. Sampai sekarang sudah panen tiga kali. Pertama panen 3 kwintal, kedua 7 kwintal, dan ketiga 5,6 ton,” ujar Sawal Widyanto saat ditemui Wiradesa.co di lahan pekarangannya, Sabtu (3/10/2020). Harga rimpang kunir putih Rp 2.300 per kilogram. Dengan panen 5,6 ton, maka petani asal Kaliurang ini mengantongi uang Rp 12.880.000. Tapi oleh Prof Dwiyati Pujimulyani dibayar Rp 13 juta.

Selain panen rimpang 5,6 ton, Sawal juga mendapatkan empu atau rimpang utama 4 kwintal. Rencananya empu itu akan ditanamkan menjelang musim hujan, bulan Oktober 2020. Apa yang dilakukan Sawal ternyata menginspirasi dan juga dijalankan oleh petani lainnya, seperti Sugeng Rahardjo, Puniyo, Thomas, dan Kidjo di Dusun Kaliurang.

Petani Sugeng Rahardjo pernah panen kunir putih seberat 7 kwintal. Sedangkan Puniyo yang memiliki lahan pekarangan terbatas juga pernah panen 3,5 kwintal. Sedangkan Thomas merasakan hasil panen kunir putih 3 ton. “Saat ini ada 57 warga Kaliurang yang mulai menanam kunir putih,” kata Sawal. Total lahannya sekitar 20 hektar.

Para anggota Kelompok Tani Hutan Handinisari Dusun Kaliurang, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, kini ramai-ramai menanam kunir putih. Karena selain mudah perawatannya, hasilnya juga lumayan. “Dulu di Dusun Kaliurang itu merupakan sentra produksi sayur dan buah-buahan. Tapi sekarang berubah menjadi sentra kunir putih,” ujar Kidjo, Kepala Dukuh Kaliurang.

Prof Dwi merasa senang karena para petani bisa memanfaatkan lahan tidak produktif atau lahan tidur, menjadi lahan yang produktif dan menghasilkan pendapatan bagi peningkatan ekonomi keluarga petani. Bahan baku kunir putih dipasok para petani dari berbagai dusun di DIY. Pemasok itu, antara lain petani dari Plawonan, Sorobayan, Sabrang, Metes, Kaliurang, Turi, Bangunjiwo, Krapyak, Tonalan, Gayam, dan Jaten.

Selain itu juga para petani kunir putih dari Gading Gunungkidul, Sentolo, Sengon, Argomulyo, Piyungan, Dlingo, Samigaluh, Samben, Kaliberot, Kalasan, Terong. Mereka umumnya menjual langsung ke rumah Prof Dwiyati di Dusun Plawonan, Argomulyo, Sedayu, Bantul.

Berdasarkan hasil penelitian selama ini, Prof Dwiyati Pujimulyani memantapkan hati untuk menjadikan kunir putih sebagai bagian dari pengabdiannya kepada masyarakat. Wujud pengabdian tersebut dilakukan dengan memproduksi kapsul kunir putih. Sebagai bagian dari pengabdian, maka Guru Besar UMBY IVe ini menetapkan harga penjualan yang terjangkau. Ibu dua anak, Sulkhan Windrayahya sedang studi Ilmu Pangan S2 di Ghent, Leuven Belgia dan Emi Windrayani sedang studi di THP UGM sudah memantapkan diri sebagai socio-preneur kunir putih. (Sihono HT)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *