SLEMAN – Warga Kampung Ngentak Sapen, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, memanfaatkan selokan sebagai tempat budidaya ikan lele, patin dan nila. Salah satu pembudidaya ikan tersebut adalah Bandi.
Laki-laki yang pekerjaan utamanya sebagai kuli bangunan itu menuturkan, kegiatan budidaya ikan tersebut sudah berjalan tiga tahun lebih. “Dulunya ini berbentuk kelompok, dengan jumlah anggota enam puluh orang. Tapi sekarang kelompoknya tidak jalan lagi. Sekarang sudah milik pribadi-pribadi,” katanya saat ditemui Wiradesa.co, di Kampung Ngentak Sapen, Kamis 11 Februari 2021.
Saat ini ada sekitar lima kilogram ikan nila yang berada di keramba berukuran kurang lebih 6×1 meter miliknya. “Awalnya di sini saya kasih delapan kilo. Karena kemarin airnya sempat dimatikan di atas. Banyak nila punya saya yang mati. Yang ada sekarang kurang lebih lima kiloan,” kata Bandi.
Baginya, nila mempunyai harga cukup tinggi daripada ikan lainnya. Meski demikian, dia menjual kepada warga sekitar dengan harga lebih murah dari harga pasaran. Namun tetap cukup menghidupi anak dan istrinya di masa pandemi selama ini.
“Ikan nila kalau di pasaran, sekitar tiga puluh lima ribu, satu kilonya. Kalau di sini saya jual dua puluh lima ribu saja per kilonya. Kadang saya bagi-bagi juga kepada warga. Ya, untuk menghidupi kampung lah,” katanya.

Untuk bibit nila, rata-rata warga yang membudidaya ikan di selokan tersebut, membeli di Cangkringan. “Kita meliharanya dari kecil. Bibit kita beli di Cangkringan,” katanya.
Lebih lanjut Bandi mengatakan, pemanenan nila membutuhkan waktu cukup lama. Kira-kira empat sampai lima bulan sekali. “Pemanenan nila agak lama. Empat atau lima bulan kita baru bisa panen,” katanya.
Menurutnya, ada perbedaan rasa tersendiri ikan yang dibudidaya di air yang terus mengalir daripada di kolam biasa. “Di sini ikannya enak. Tidak bau tanah kalau dimakan. Soalnya airnya di sini kan terus ngalir,” kata Bandi.
Perawatan yang dilakukan Bandi, tidak banyak. Dia hanya memberikan makan pelet pagi dan sore. Selain itu, Bandi menggunakan sisa nasi makan sebagai pakan ikan. “Pakannya, kita kasih pelet, sama sisa nasi. Kebanyakan itu,” tuturnya. Memberi makan ikan secukupnya dengan teratur, akan membuat ikan sepat besar. (Syarifuddin)