BANTUL – Odong-odong bagi Rohmadi sangat berarti dalam hidupnya. Karena dengan kereta putar mainan anak-anak, warga Mayungan, Potorono, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini bisa menghidupi keluarga dengan satu istri dan tiga anak.
Sudah beberapa pekerjaan dijalani ayah dari Balqis, Idris dan Alisha, mulai dari guru PAUD, jualan jagung bakar, bubur ayam, sampai wedang ronde. Namun odong-odong, yang membuatnya mantap menekuni mainan anak-anak.
Awalnya Rohmadi jualan jagung bakar di pasar malam, bersih dusun, dan acara-acara yang ramai dikunjungi orang. Namun hasilnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Lantas dia ikut-ikutan menawarkan jasa mainan anak-anak.
Waktu ikut menjual jasa mainan anak-anak, suami Ibu Tri juga guru TK, belum menyewakan Odong-odong. Karena mainan yang digemari anak-anak itu masih disewakan oleh juragan yang diikuti Rohmadi.
“Karena Odong-odong banyak digemari anak-anak, saya mencoba membuat sendiri dan membuka di tempat lain. Saya gak enak kalau bukanya di tempat yang sama dengan juragan,” ujar Rohmadi di stand Telaga Potorono, Minggu (1/11/2020).
Kini Rohmadi bersama rekannya menyewa salah satu stand di sisi selatan Telaga Potorono. Mereka tidak hanya menyediakan Odong-odong saja, tetapi juga Wahana Balon, Mancingmania, Melukis, dan Mandi Bola.
Untuk naik Odong-odong sepuasnya, setiap anak membayar Rp8.000. Kemudian bermain di Wahana Balon Rp10.000, Mancingmania Rp8.000, Melukis Rp10.000, dan Mandi Bola Rp8.000. “Mainan di sini tarifnya murah dibandingkan di tempat lain,” kata Rohmadi.
Rohmadi bersama rekan-rekan merasakan manfaatnya keberadaan Telaga Potorono. Embung yang ada di Padukuhan Salakan ini selain sebagai tempat konservasi air, juga sebagai tempat rekreasi, olahraga, dan tempat mencari rejeki bagi banyak warga desa. Sehingga perlu dijaga kebersihan dan keindahannya. (Ono)