YOGYAKARTA – Pendidikan anti korupsi perlu diajarkan kepada anak sejak dini. Dengan demikian akan tertanam pondasi yang kuat tentang bahaya korupsi.
Hal tersebut disampaikan Santo Mugi Prayitno, M.Pd dalam acara Pencegahan Korupsi Menuju Sekolah Hebat dan Bermartabat yang diselenggarakan Dindikpora Kota Yogyakarta pada Senin, 21 Oktober 2024.
Lebih lanjut, Kasi Kurikulum Dindikpora Kota Yogyakarta ini menjelaskan bahwa pendidikan anti korupsi tidak dimasukkan dalam materi pelajaran khusus, melainkan disisipkan dalam semua materi pelajaran yang sudah ada.
Ia menuturkan bahwa penanaman nilai anti korupsi bisa diintergrasikan dalam mata pelajaran PPKn, Matematika, dan pelajaran lainnya. “Dengan demikian materi anti korupsi bisa tertanam pada siswa di satu sisi, dan tidak tidak perlu menambah jam pelajaran di sisi lain,” ujar Santo Mugi Prayitno.
Dalam kegiatan ini disampaikan pula beberapa contoh penanaman nilai anti korupsi pada pendidikan dasar seperti budaya antri, tidak mencontek, masuk dan pulang tepat waktu, tidak menggunakan barang orang lain tanpa ijin, dan beberapa contoh lainnya.
Selain itu juga disampaikan contoh sederhana bahwa orang tua siswa yang tertib lalu lintas ketika mengantar ke sekolah juga merupakan manifestasi pendidikan anti korupsi.
Pemateri lain dalam kegiatan ini yakni Ashari Kurniawan menekankan bahwa gerakan anti korupsi juga perlu dilakukan oleh semua unsur. Ia menuturkan bahwa korupsi tidak mungkin dilakukan seorang diri, perlu dilakukan secara bersama-sama.
Oleh karena itu ia menekankan bahwa kegiatan ini harus dilakukan dari atas sampai ke bawah. “Ikan itu busuk dari kepala dan menjalar ke bawah,” jelas Ashari.
Dalam konteks lembaga pendidikan, ia menekankan bahwa sebagai pengelola dana hibah dari pemerintah berupa BOS maka harus dikelola dengan benar sesuai Juknisnya. Para pengelola harus bersinergi agar pengelolaannya tidak melenceng dan pada akhirnya melanggar hukum.
Pria yang merupakan Kepala Seksi / Pemeriksa TP Khusus Kejaksaan Tinggi DIY ini pada pernyataan akhir menyampaikan bahwa mungkin manusia bisa lepas dari pengawasan orang lain, tapi tidak bisa lepas dari pengawasan Yang Kuasa.
Statement tersebut ia tekankan agar seluruh peserta kegiatan benar-benar memperhatikan setiap langkahnya sehingga bisa tenang dalam bekerja mengelola siswa.
Kegiatan yang mengundang seluruh Sekolah Dasar se Kota Yogyakarta ini dilaksanakan selama 2 hari dan diharapkan seluruh sekolah di Kota Yogyakarta menjadi sekolah yang hebat dan bermartabat. (Fathoni)