SJD  

Peserta Sekolah Jurnalisme Desa di Kulonprogo Tandatangani Deklarasi Kilen Lepen: Siap Belajar, Berkarya, Berbagi, Berkolaborasi, dan Berinovasi tentang Desa

Peserta SJD saat menandatangani Deklarasi Kilen Lepen di Padepokan Kilen Lepen, Minggu (12/3/2023). (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO – Peserta Sekolah Jurnalisme Desa di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu 12 Maret 2023, menandatangani Deklarasi Kilen Lepen. Deklarasi ini menegaskan tekad para pemuda desa untuk terus belajar, berkarya, berbagi, berkolaborasi, dan berinovasi tentang desa.

Sebelum ditandatangani, Deklarasi Kilen Lepen dibacakan Isman Nugroho dan ditirukan para peserta Sekolah Jurnalisme Desa Angkatan I di Padepokan Kilen Lepen, Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo. Mereka bersemangat untuk membangun desa atau kalurahannya dengan jurnalisme desa.

DEKLARASI KILEN LEPEN

1. Kami pemuda dan pemudi Kulonprogo siap terus belajar untuk memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat desa.

2. Kami pemuda dan pemudi Kulonprogo siap membuat karya jurnalistik, baik berupa teks, gambar, suara, suara dan gambar, berbasis potensi desa.

3.Kami pemuda dan pemudi Kulonprogo siap berbagi informasi potensi desa melalui berbagai platform media.

4. Kami pemuda dan pemudi Kulonprogo siap berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk pemberdayaan desa.

5. Kami pemuda dan pemudi Kulonprogo siap berinovasi menciptakan produk wisata, usaha ekonomi, dan lainnya bagi kesejahteraan masyarakat desa.

Kulonprogo, 12 Maret 2023

Pembacaan Deklarasi Kilen Lepen oleh peserta Sekolah Jurnalisme Desa Angkatan 1 di Padepokan Kilen Lepen, Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo, Minggu 12 Maret 2023. (Foto: Wiradesa)

Para deklarator yang menandatangani Deklarasi Kilen Lepen, yakni Agnes Vica Tri Ramadya dari Desa Salamrejo, Isman Nugroho (Sukoreno), Sutrisno (Srikayangan), Dwi Mulyono (Triharjo), Risnadiyanti (Kaliagung), Zazin Sulaiman (Tuksono), Ari Agus Saputro (Salamrejo), Purnomo (Tuksono), Waspodo (Salamrejo),

Baca Juga:  Sekolah Jurnalisme Desa, Peserta Langsung Membuat Karya

Kemudian Erna Puji Astuti (Sendangsari), Indrawati Dewi Istiqomah (Sendangsari), Ilmi Salafiah (Triharjo), Iryaprima Maharani (Donomulyo), Eli Jannati (Tuksono), Roes Camelia (Panjatan), Syafiroh Galuh Khofifah (Tuksono), Salma Abiyyu Alamanda (Bumirejo), Dian Suprapti (Salamrejo), Agus Supriyono (Kaliagung), Nindya Zainun Faqiha (Salamrejo), dan Fairuz Farizki (Salamrejo).

Sebelum menandatangani Deklarasi Kilen Lepen, pada Sabtu 11 Maret 2023, peserta Sekolah Jurnalisme Desa mendapat pembekalan dari tiga narasumber, Purwo “Ipung” Harsono Ketua Koperasi Jasa Noto Wono Mangunan yang berhasil mengoptimalkan potensi 3 kalurahan, yakni Kalurahan Terong, Muntuk, dan Mangunan menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan, Taufiq Kamal Lurah Pleret yang menghantarkan Kalurahan Pleret sebagai Desa Digital dan Desa Wisata, serta Sihono HT Founder Wiradesa.co sebagai penguji kompetensi wartawan Indonesia.

Empat Pilar Sekolah Jurnalisme Desa

Sihono HT mengemukakan jurnalisme desa merupakan panduan bagi pengelola informasi di desa untuk membangun warganya menggunakan jurnalisme. Wiradesa mengelompokkan ada empat pilar jurnalisme desa, yakni desa, pewarta desa, karya jurnalistik, dan khalayak.

Pilar pertama, desa (villages). Ada tiga factor untuk menopang kemandirian desa, politik dan pemerintahan, perekonomian desa, dan pengelolaan data. Pilar kedua, pewarta desa (village reporter). Sekolah Jurnalisme Desa menyiapkan pewarta desa agar sensitive, kritis, dan solutif.

Baca Juga:  Peserta Sekolah Jurnalisme Desa Ungkap Potensi Pangan di Gunungkidul

Selain itu pewarta desa juga perlu memahami dan melaksanakan kode etik jurnalistik (KEJ) dan UU Pers. Mampu merencanakan liputan. Mengetahui cara mengumpulkan bahan berita, membuat karya jurnalistik, dan membangun jejaring.

Pilar ketiga, karya jurnalistik (Journalistic Works). Peserta Sekolah Jurnalisme Desa dibimbing dan didampingi untuk membuat karya jurnalistik berbasis desa, berupa teks (berita), gambar (foto), suara (potcast), gambar dan suara (video).

Pilar keempat, khalayak (Audience). Untuk mengetahui apa yang dibutuhkan audiens, yakni warga desa, maka pewarta desa perlu mengasah empati, melakukan Kerjasama atau kolaborasi, dan terus menerus bereksperimen agar memenuhi kebutuhan warga desa.

Visi Sekolah Jurnalisme Desa adalah belajar, berkarya, dan berbagi informasi desa. “Pewarta desa yang hebat, bukan orang yang pandai, tetapi orang yang mau terus menerus belajar, berkarya, dan berbagi informasi desa,” tegas Sihono HT, yang menggagas Sekolah Jurnalisme Desa.

Founder Wiradesa.co Sihono HT (tengah) bersama peserta Sekolah Jurnalisme Desa Angkatan I. (Foto: Wiradesa)

Roes Camelia, peserta Sekolah Jurnalisme Desa dari Kalurahan Panjatan, mengaku termotivasi semangatnya untuk belajar, berkarya, dan berbagi informasi desa. Dia tertantang menjadi pewarta desa yang bermanfaat bagi masyarakat desa. Mbak Roes ingin membuat karya jurnalistik tentang potensi desanya.

Sedangkan Agus Supriyono, peserta asal Kalurahan Kaliagung mengatakan selama dua hari mengikuti Sekolah Jurnalisme Desa memperoleh ilmu dan terbuka wawasannya tentang jurnalisme desa. Menurutnya, kegiatan belajar, berkarya, dan berbagi informasi desa yang diikutinya sangat bermanfaat dan perlu dilaksanakan di berbagai pelosok Indonesia.

Baca Juga:  25 Peserta Sekolah Jurnalisme Desa di Green Kayen Belajar Berkarya dan Berbagi Informasi Potensi Kalurahan Condongcatur

Narasumber Purwo “Ipung” Harsono memaparkan tentang pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya sebagai daya tarik wisata. Sedangkan Taufiq Kamal menjelaskan tentang upayanya mewujudkan Kalurahan Pleret sebagai desa digital yang mandiri, berbudaya, sejahtera, dan agamis.

Bagaimana Mas Ipung merancang Abinaya Reksa Buana? Dan Mas Lurah Pleret memanfaatkan digital untuk merealisasikan visinya? Akan dipaparkan pada tulisan bersambung berikutnya.

Founder Wiradesa.co, Sihono HT mengapresiasi semangat para peserta Sekolah Jurnalisme Desa Angkatan I di Kabupaten Kulonprogo. Mereka berkontribusi besar bagi sejarah perkembangan SJD ke depan. Hasil karyanya, antara lain merancang salam SJD, mencetuskan Deklarasi Kilen Lepen, dan mereka membuat karya jurnalistik tentang potensi desanya masing-masing.

Pelaksanaan SJD Angkatan 1 di Kulonprogo yang didukung PT Pupuk Kaltim dan Wiradesa.co akan menjadi rule model bagi pelaksanaan SJD di kabupaten lain. Rencananya SJD akan dilaksanakan di Kabupaten Bantul, Sleman, dan Gunungkidul. Selanjutnya akan diselenggarakan di kabupaten wilayah Aceh, Lampung, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Papua Barat. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *