Kolom  

Pola Pikir Bertumbuh Ujung Tombak Suksesnya Pembelajaran Mendalam

Foto: Istimewa

PEMBELAJARAN mendalam kini sedang disosialisasikan kepada guru. Sebelum masuk ke dalam pembelajaran mendalam, terlebih dahulu harus disepakati bahwa guru harus memiliki pola pikir bertumbuh (growth mindset), yaitu pola keyakinan yang akan menentukan cara seseorang melihat dan berpikir terhadap kejadian atau peristiwa.

Pembelajaran mendalam memiliki tiga prinsip, antara lain berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Bagi anak PAUD, dalam hal ini TK atau RA, guru harus menciptakan pembelajaran yang mencakup tiga prinsip di atas. Artinya, tidak hanya sekadar fokus pada hasil akhir murid bisa membaca, menulis, dan berhitung.

Saat berproses, guru harus membimbing murid untuk belajar dengan sadar, memberi makna, dan membuat murid bergembira ketika belajar. Jadi, diharapkan guru benar-benar berpikir bagaimana caranya memberikan pengalaman pembelajaran yang tidak monoton yang menyebabkan anak menjadi jenuh.

Guru kini dituntut memiliki pola pikir bertumbuh supaya tidak stuck (harus banyak dalam mengekplorasi), tidak sekadar mengandalkan LK (lembar kerja).

Pembelajaran mendalam tidak akan berjalan apabila guru memiliki pola pikir tetap (fixed mindset), yaitu kecerdasan dan keterampilan yang bersifat tetap, tidak banyak bisa diubah. Bayangkan bagaimana jenuhnya murid jika belajarnya saklek, tidak diiringi hal yang menggembirakan. Dalam hal ini ajaklah murid mengeksplorasi alam sekitar atau melakukan semacam permainan dengan tetap bisa belajar atau mendapat ilmu baru sehingga prinsip pembelajaran mendalam tercapai.

Baca Juga:  Mudik dengan Motor Irit Lagi Mengasyikkan, Tapi...

Guru hendaknya mampu memberikan pengalaman belajar yang mencakup tiga hal, yaitu memahami, aplikasi, dan refleksi. Murid diajak memahami materi yang akan disampaikan dengan berbagai cara. Bisa melalui pertanyaan, permainan, mengeksplorasi alam sekitar, dan lainnya. Setelah murid dirasa memahami maka masuk ke tahap berikutnya, yaitu murid diajak mengaplikasikan materi yang menjadi tujuan pembelajaran. Murid diajak melakukan praktik atau mencoba langsung. Terakhir, guru memberikan refleksi terhadap apa saja yang sudah dilalui sebelumnya dengan cara memberi pujian proses bukan pujian hasil, mengulang dengan menanyakan kembali kepada murid apa yang didapat maupun dirasakan.

Salah satu peran guru sebagai pengembang budaya belajar sangat ditentukan oleh pola pikir bertumbuh (growth mindset). Langkah apa yang akan dilakukan apabila menemukan hambatan? Maka, guru yang memiliki pola pikir bertumbuh akan belajar dan berusaha mencari solusi. Tantangan dijadikan sebagai peluang untuk bertumbuh.

Hal lainnya yang tidak kalah penting adalah sinergi dengan rekan sejawat. Menyatukan persepsi yang sama. Sebab, hal ini bisa tercapai jika dijalankan secara tim. Maju bersama agar kualitas belajar lebih baik yang nantinya akan berimbas kepada lembaga tersebut.

Baca Juga:  Wartawan dan Moralitas

Lakukan evaluasi berjangka, bahu membahu bersama-sama menciptakan suasana belajar ramah dan menyenangkan murid.

Apa yang akan terjadi bila dalam suatu lembaga ada yang menutup atau tidak mau memiliki pola pikir bertumbuh? Andaikan ada, ini akan menjadi batu sandungan suatu lembaga akan berkembang. Perlu pemikiran lebih lanjut otoritas terkait supaya penerapan pembelajaran mendalam berhasil baik. Misal, mengadakan pelatihan yang sama tetapi dengan peserta dari sekolah yang sama dengan guru bergantian atau langsung melakukan secara serentak dalam satu waktu tak terkecuali.

Apabila masih ada guru yang memiliki pola pikir tetap dan tidak mau bertumbuh, barangkali benar jika ada yang mengibaratkan saat pucuk pimpinan ingin berbelok dan sudah menyalakan lampu sein, tetapi di belakangnya malah masih “ngganduli” tidak mau mengikuti. Apakah akan sampai? Wallahualam.


(Nur Rokhmi Hidayati S.Pd Pengajar RA, tinggal di Sentolo, Kulon Progo)

Tinggalkan Komentar