Produksi Tahu, Turasmi Giling 150 Kilogram Kedelai Tiap Hari

Turasmi menggoreng tahu pong. (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO – Tahu putih, tahu kuning dan tahu pong produksi warga Wonobroto Tuksono banyak memasok kebutuhan pedagang pasar dan pelanggan tahu di DIY. Turasmi salah satu produsen tahu di Wonobroto misalnya, tiap pagi memasok tahu ke Pasar Godean.

“Kirim jualan ke Pasar Godean pukul 02.30. Antar tahu pakai satu motor dan satu mobil,” ucap Turasmi kepada wiradesa.co, Rabu 9 November 2022.

Sebagai produsen tahu, Turasmi dan suami Suradi telah buka usaha sekitar 20 tahun. Di rumahnya, bagian dapur ditata sebagai tempat produksi tahu. Tiga karyawan bekerja bergiliran empat hari kerja dua hari libur. Proses produksi berlangsung sepanjang hari.

“Proses produksi tahu dimulai pukul 02.30. Kedelai sebelum diproduksi harus direndam hingga empuk. Perendaman kedelai butuh waktu empat jam,” jelasnya. Pukul 06.00 proses penggilingan kedelai dimulai. Penggilingan berlangsung hingga petang hari. Sebanyak 150 kg kedelai diolah menjadi tahu.

Penggilingan menggunakan tenaga mesin tenaga dinamo. Proses penggilingan dilanjutkan dengan pemasakan di tungku berpemanas uap. Proses pemanasan berlangsung 15-20 menit. Sari kedelai kemudian disaring agar terpisah dari ampasnya lalu ditambah dengan air kecutan bahan pembentuk tahu. Setelah tahu terbentuk proses selanjutnya cetak dan potong serta sore hari pembungkusan.

Baca Juga:  Arif Mutaqin; Tampil Keren, Naik Fortuner untuk Menjumpai Pasien

“Sistem upah kerja karyawan modelnya borongan. Masak 1 ember upahnya Rp 6 ribu.Sehari sekitar 22 ember,” imbuhnya.

Usai rebusan gilingan kedelai disaring, tahu putih terbentuk dan dipotong-potong. (Foto: Wiradesa)

Pada saat harga bahan baku produksi tahu harganya fluktuatif dan mudah naik, para perajin tahu seperti Turasmi tak serta-merta menaikkan harga jual. Ia mendengar saran para pelanggan agar ukuran tahu diperkecil namun harga jual ajek.

Harga jual tahu diungkapkannya. Tahu pong goreng satu biji Rp 250 untuk harga kulakan Rp 5 ribu dapat 3 bungkus. Satu bungkus isi 6. Sedangkan tahu putih sebungkus isi 10 tahu dihargai Rp 3 ribu.

Sebagai perajin tahu, Turasmi lebih berharap pada kebijakan harga bahan baku yang terkendali ketimbang bantuan berupa kucuran pinjaman bunga rendah atau semacamnya. “Tahu tempe kan termasuk makanan pokok rakyat. Kalau bisa harga bahan bakunya agar bisa dikendalikan tak mudah naik agar produk olahannya tetap terjangkau siapa saja,” harap Turasmi yang sehari-hari memanfaatkan ampas limbah tahu sebagai pakan ternak 6 ekor sapi miliknya. (Sukron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *