Punya Tanjakan Predator, Jalur Trail Pereng Kali (Perli) Jadi Jujugan Komunitas Trail

KEBUMEN – Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Airlangga membuka potensi wisata desa Kedungwinangun. Setelah mahasiswa selesai melakukan KKN dari 19 Januari hingga 9 Februari 2021, dibangunlah Tanjakan Fanami jalur trail pereng kali (Perli).

“Tempat ini jadi jujugan komunitas motor trail. Termasuk sering dikunjungi. Terkadang ada juga yang berasal dari luar daerah seperti Purworejo,” kata Mustakim, mantan kepala desa Kedungwinangun saat mengajak wiradesa.co turun langsung ke lokasi untuk melihatnya.

Tanjakan Fanami di jalur trail Perli sering disebut dengan tanjakan predator. Setiap sore, pecinta motor trail selalu berkunjung. Menurut Mustakim, biasanya mulai jam 16.00-17.30 ramai dikunjungi. Lokasinya berada di Desa Kedungwinangun, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen. Tanjakan ini dekat dengan Sungai Lukulo.

Selain sebagai tanjakan predator, tempat ini juga digunakan untuk duduk santai oleh warga sekitar. “Bercengkerama bersama, sambil menikmati udara sejuk di Sungai Lukulo. Inilah kebiasaan yang dilakukan warga,” ujar Surati (52), Jumat, 26 Februari 2020. Tak jarang, antarsesama warga lebih sering bertegur sapa.

Baca Juga:  Jalur Wisata Parangtritis, Tawarkan Kuliner Ikan Laut, Selancar Pasir, dan Menyusuri Pantai dengan Bendi
Tanjakan Fanami jalur trail pereng kali (Foto: Nur Anggraeni/Wiradesa)

Semenjak dibangun tanjakan predator, desa menjadi banyak dikunjungi orang. Dijelaskannya, ini sebagai salah satu cara membuat wisata desa. Kedungwinangun menjadi dikenal oleh masyarakat luar. Ide kreatif dari mahasiswa KKN Universitas Airlangga memberikan pengaruh yang signifikan. Hal ini dibuktikan ketika mahasiswa KKN selesai, warga bergotong-royong kembali mempercantik Tanjakan Fanami.

Kini pengunjung dapat bermain ayunan. Kemudian berswafoto di bibir Sungai Lukulo. Selain itu, pengunjung juga dapat duduk santai di gazebo. “Terkadang, anak-anak juga bermain sepeda di tanjakan predator. Namun, tetap harus dengan pengawasan orang tua,” ujar Surati. Harapan warga, desa ini menjadi lebih berkembang. Wilayah yang mempunyai potensi keunggulan wisata desa. Lalu hasilnya dapat dinikmati bersama oleh masyarakat. (Nur Anggraeni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *