Blengketan dan Asal-Usul Desa Kedungwinangun

KEBUMEN – Kedungwinangun termasuk salah satu desa berkembang di Kecamatan Klirong, Kebumen. Masyarakat kebanyakan bekerja sebagai petani. Lainnya, memproduksi genteng dan batu bata. Salah satu padukuhannya berbatasan langsung dengan Sungai Lukulo.

“Kedungwinangun mempunyai sejarah yang menarik,” kata Mustakim, mantan Kepala Desa Kedungwinangun, Jumat, 26 Februari 2021. Saat wiradesa.co berkunjung ke rumahnya, RT 2 RW 2, Dukuh Pedana, Desa Kedungwinangun, Mustakim mengisahkan asal-usul Desa Kedungwinangun yang dulunya merupakan gabungan dari dua desa. Desa tersebut yakni Desa Grewing dan Desa Dungwaru.

Mantan Kades Kedungwinangun Mustakim (Foto: Nur Anggraeni/Wiradesa)

Menurut Mustakim, dari dua desa itu dilakukan blengketan. Blengketan ialah proses penggabungan wilayah desa. Dari Desa Grewing, konon dulunya ada kedung (air yang berputar melingkar di sungai). Hal ini dikarenakan berdekatan langsung dengan Sungai Lukulo.

Dari proses blengketan itu munculah Kedungwinangun. Berasal dari kata Dung dan Win. Setelah berganti Kedungwinangun, desa memiliki padukuhan yang cukup banyak. Padukuhan tersebut antara lain Karangmiri, Dungwaru, Pernak, Sasak, Entak, Grewing, Pedana dan Pagak. Inilah yang menarik dari Kedungwinangun. Salah satu desa yang berbatasan langsung dengan Sungai Lukulo. Kemudian terdapat kedung (air yang berputar melingkar di sungai). (Nur Anggraeni)

Baca Juga:  Adela Sulistiana Sukses Menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *