Rawatnya Mudah, Pak Slamet Pilih Menanam Ubi Talas

Pak Slamet, petani di Mrincingan, Desa Margomulyo (Foto: Wiradesa)

SLEMAN – Pak Slamet tidak menanam padi seperti petani pada umumnya. Salah satu warga Mrincingan, Desa Margomulyo, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman ini lebih memilih menanam ubi talas.

“Dulu saya juga menanam padi. Tapi perawatannya susah. Harus rajin-rajin memberi pupuk, dan menjaga agar tidak diganggu hama,” kata Pak Slamet, Sabtu 10 April 2021.

Tak perlu biaya banyak dan tak perlu perawatan ekstra untuk ubi talas. Pak Slamet hanya mengandalkan limbah lele sebagai pupuk.

Ubi talas jejer dengan kolam lele (Foto: Wiradesa)

Terhitung sejak bulan Agustus 2020, laki-laki kelahiran 1951 itu mulai menanam ubi talas. Mulanya hanya menanam di pekarangan rumah. Tetapi, saat ini sawah dengan luas 1.500 meter per segi penuh talas.

Menurut Pak Slamet, ubi talas termasuk salah satu tumbuhan yang memiliki pasar cukup stabil. “Ketika ada tengkulak, saya jual 8.000 per kilonya. Kalau sudah di pasar bisa mencapai 10.000 hingga 11.000 per kilo,” jelas Pak Slamet.

Selain menanam ubi talas, bapak dari empat anak tersebut juga memiliki 30 kolam ikan yang diisi bibit lele. Idenya cemerlang. Dia mengganti lele konsumsi menjadi bibit lele.

Baca Juga:  Standar Sertifikasi dan Registrasi Tanaman Porang

Alasannya, selain bibit lele cepat panen, banyak juga warga yang membutuhkannya. Bahkan dalam pengakuannya, dia sering kewalahan menghadapi permintaan pasar.

Pak Slamet tak hiraukan usia. Meski berusia 70 tahun, dengan rasa percaya diri mengelola lahannya sendiri. Dari hasil lahan tersebut mampu memenuhi kebutuhan keluarga. (Octri Amelia Suryani)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *