Refleksi Hari Pariwisata Dunia 2024: Pengelola Desa Wisata Tinalah Galih Fahmi Ingatkan Pentingnya Data

Desa Wisata Tinalah, Samigaluh. (Foto: Wiradesa)

PADA Hari Pariwisata Dunia, 27 September 2024, Pegiat Desa Wisata, Galih Alif Fahmi Rizki, mengingatkan para pengelola desa wisata akan pentingnya data. Karena dengan data, maka target pemasaran desa wisatanya menjadi jelas.

“Kalau kita mau desa wisata kita terus berkembang, kita harus punya strategi yang jelas. Salah satunya adalah data,” ujar Galih Fahmi, Pengelola Desa Wisata Tinalah, Purwoharjo, Samigaluh, Kulonprogo, Jumat (27/9/2024), menyikapi Hari Pariwisata Dunia.

United Nations Word Tourism Organization (UNWTO) mencanangkan tanggal 27 September merupakan Word Tourism Day atau Hari Pariwisata Dunia. Penetapannya di Torremolinos, Spanyol, 27 September 1980.

Galih menjelaskan, jika pengelola desa wisata punya 10.000 data instansi calon pengunjung yang tepat. Misalnya sekolah atau perusahaan yang suka life in dan outbond, maka pengelola desa wisata bisa memberi penawaran yang pas banget buat mereka. “Kayak nembak tepat sasaran gitu,” tegas Galih Fahmi.

Dengan data segitu, pengelola desa wisata bisa menargetkan minimal 200 instansi atau kelompok yang jadi pelanggan setiap tahun. Kalau setiap kelompok itu bawa 100 orang saja, maka 20.000 orang yang berkunjung ke desa wisata.

Baca Juga:  FKKMK UGM Skrining Pasien Suspek TB di Bantul

Dari data-data itu, pengelola desa wisata bisa tahu apa saja yang disukai pengunjung, apa yang kurang, dan apa yang perlu dikembangkan lagi di desa wisata. Jadi, pengelola desa wisata bisa terus berinovasi dan tidak ketinggalan zaman.

Galih Fahmi menyarankan para pengelola desa wisata untuk manfaatkan media sosial, website, dan email marketing untuk menjangkau calon pengunjung. Ajak kerjasama dengan agen wisata yang sudah punya jaringan luas.

Selain itu buatlah event-event yang menarik, seperti festival budaya atau lomba-lomba, untuk menarik lebih banyak pengunjung. “Jangan lupa minta testimoni dari pengunjung yang sudah puas. Ini bisa jadi alat promosi yang ampuh,” pinta Galih Fahmi.

SDM Hebat, Solid, dan Gotong Royong

Untuk menjalankan atau mengembangkan desa wisata, pengelola perlu tim yang solid dan kreatif. Mulai dari marketing yang jago bikin konten menarik, sampai pengelola desa wisata yang ramah dan profesional.

Intinya, desa wisata itu sama seperti usaha lainnya. Pengelola harus punya target yang jelas, strategi yang tepat, dan tim yang solid. Dengan begitu, desa wisata bisa berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

Baca Juga:  Banyak Petani Sumenep Gagal Panen Akibat Serangan Hama Tikus

“Gampangnya, kalau kita mau desa wisata kita terus bertumbuh, kita harus punya data yang banyak, strategi yang jitu, dan tim yang kompak,” tegas Galih Fahmi sebagai refleksi diri, pada Hari Pariwisata Dunia 2024. (*)

Tinggalkan Komentar