Sidat Jumbo Tangkapan Pemancing di Kali Progo, Laku Rp 350 Ribu

Pungkasanto dan ikan sidat seberat 6,5 kilogram, tangkapan pemancing asal Kaliagung. Sidat kemudian laku terjual Rp 350 ribu. (Foto: Istimewa)

KULONPROGO-Aliran air Kali Progo menyusut di musim kemarau. Di tengah susutnya aliran air, Kali Progo tetap menjadi salah satu kawasan favorit bagi para pemancing.

“Saat ini termasuk musim yang bagus buat mancing. Pagi, sore bahkan malam pemancing datang silih berganti,” ujar Pungkasanto, warga Karangwetan, Salamrejo, Sentolo, ditemui sehabis mancing pagi-pagi, Senin 9 Oktober 2023.

Pulang mancing Santo menimbang ikan tawes yang ia dapat sekitar dua kilogram. Di samping memancing Santo juga menangkap ikan dengan jaring. “Kalau menjaring dapat wader kecil-kecil,” imbuhnya.

Akhir pekan lalu, di story WA, Santo menawarkan ikan sidat ukuran besar seberat 6,5 kg. Panjang kurang lebih satu meter. Sidat hasil tangkapan pencari ikan asal Kaliagung. “Ada teman pemancing dapat sidat besar. Mancingnya di spot belakang SMPN 1 Sentolo. Saya beli lalu saya tawarkan lewat WA dan kemudian laku Rp 350 ribu. Sebenarnya kalau kondisi masih hidup dijual Rp 700 ribu bisa laku cepat,” katanya.

Di Kali Progo memang masih bisa didapati ikan sidat bila pemancing beruntung. Sebab mencari dan mendapatkan sidat apalagi ukuran besar termasuk susah. Tak semua lokasi mancing di kali dihuni sidat.

Baca Juga:  RDK Mardliyyah UGM Ngabuburit Bersama Dubes RI untuk Kuba dan Argentina

Santo menuturkan, jenis sidat lorek atau sidat macan ukuran jumbo seperti yang baru saja ia jual, untuk mendapatkannya butuh trik. Si pemancing yang mengangkat sidat bahkan sempat tergigit jari tangannya.

“Awalnya pemancing masuk ke kali dan gogoh. Meraba-raba di kedalaman air ternyata menemukan rong atau lubang. Ketika tangannya masuk mencari ikan jarinya nyenggol dan digigit sidat. Lalu dia memasang pancing dimasukkan ke dalam lubang. Setelah menunggu lama akhirnya umpan dimakan. Meski sudah dimakan proses menarik dan mengangkat juga lama. Karena ternyata ukurannya terhitung besar,” jelas Santo.

Menurutnya, mancing sidat bila ukuran besar dan ada di dalam rong seorang pemancing harus sabar sampai bisa keangkat. Apalagi ikan sidat terbilang jarang terpancing karena umumnya bersembunyi di rong.

“Saya sendiri kalau mancing di Kali Progo belum pernah dapat sidat besar. Seringnya dapat wader, tawes. Seperti sekarang musimnya musim wader. Selain wader ada nila, sili, melem, tawes,” terangnya.

Ikan yang berhasil diangkat biasanya dibawa pulang. Kalau tidak dijual, ikan pancingan atau dari menjaring akan digoreng untuk konsumsi sendiri. Kalau dijual ia membandrol wader Rp 25 ribu sekilo.

Baca Juga:  Tiket Toilet Wisata Sarangan 1 x Pakai Rp 3.000

“Kalau tak langsung laku atau dimasak, ikan masuk freezer. Disimpan sampai jumlah genap sekilo atau dua kilogram baru ditawarkan. Duitnya lumayan untuk tambahan jajan anak,” ujar Santo yang di rumah ia juga melayani penjualan ayam potong, ayam kampung potong, ayam merah potong dan entok, serta ayam kampung hidup siap konsumsi.

Di rumahnya Santo juga melayani pesanan ingkung ayam kampung berbagai ukuran. (Sukron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *