KULONPROGO – Wirausaha bikin aneka snack, kue, roti, hingga nasi boks pesanan menarik dicermati. Meski umumnya kelihatan kecil, dijalani sebagai usaha rumahan namun ternyata bila ditekuni berpeluang menghasilkan omzet jutaan.
Memulai usaha pembuatan aneka roti, kue dan snack, sebenarnya tak terlalu sulit. Demikian pula dengan peralatan. Bagi mereka yang baru awal merintis usaha bisa mulai dengan pembuatan kue, roti dan snack yang paling sederhana dan resepnya dicari yang paling mudah dibuat. Peralatan yang dipakai pun bisa dibeli bertahap sehingga kita tak harus berinvestasi mahal di awal.
Pengalaman membuka usaha roti, kue dan snack, belajar dari nol dikisahkan Sri Wirantini. Sosok yang akrab disapa Wiwik menuturkan, pertama kali belajar mengolah aneka roti dan kue dimulai pada 2013. Saat itu ia mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh salah satu instansi pemerintah. Dari pelatihan itu ia beroleh modal peralatan membuat kue seperti oven, timbangan roti, mikser dan loyang cetakan serta wajan dan kompor.
“Usai ikut pelatihan, apa yang didapat dipraktikkan. Bikin kue, roti. Dicicipi. Latihan lagi sampai dapat kualitas yang bagus, rasa yang enak, dan layak dijual. Untuk percobaan pas anak khitanan, syukuran buat tetangga sekitar saya coba bikin sendiri. Yakni bikin roti bolu pisang,” kata Wiwik yang tinggal di Rt 02 Rw 01 Kularan, Triharjo, Wates saat ditemui wiradesa.co di rumahnya beberapa waktu lalu.
Dikatakannya, dari semula hanya membuat roti untuk keperluan sendiri dan pesanan kecil-kecilan, Wiwik mulai menyeriusi usaha pembuatan roti dan aneka kue serta camilan pada 2018. Kini bahkan mengembangkan usaha katering pesanan nasi kotak atau nasi dus.
“Pesanan yang biasa kami layani seperti kue ulang tahun, bolu gulung, brownies, bolu ater-ater, kue sus, pastel, puding, arem-arem untuk pesanan snack boks, nasi boks,” ucapnya.
Sehari-hari Wiwik mengerjakan berbagai pesanan kue, roti, penganan, hingga nasi boks dibantu dua tenaga. Sebagai ibu rumah tangga kini ia sudah terbiasa menerima pesanan dari satu dua dus kue sampai 200-an dus roti. “Kalau pesanan banyak berarti harus lembur. Dikerjakan dari siang sampai malam,” kata Wiwik. Pelanggan sejauh ini masih dari sekitar kota Wates, Kokap, Temon, Panjatan dan Sentolo. Wiwik mengungkapkan, resep aneka kue yang ia olah selain dari belajar ikut pelatihan juga hasil kreasi pengembangan sendiri karena baginya berkreasi bikin aneka kue, roti dan snack terbilang mengasyikkan meski tak jarang awalnya menemui kegagalan.
“Bikin kue, bikin roti memang melelahkan apalagi bila pesanan banyak dan berbarengan. Pasti harus lembur. Tapi nggak apa-apa. Dibawa santai, layaknya menyalurkan hobi,” ujar Wiwik yang hari itu tengah menyelesaikan pesanan dan bersiap mengerjakan antrean pesanan berikutnya.
“Kemarin dapat mengerjakan 110 dus roti bolu. Hari ini pagi selesaikan 150 dus roti bolu. Besok pagi sudah ada pesanan roti bolu sebanyak 60 dus bareng nasi boks dan snack boks 45 dus. Dua hari ke depan yang sudah masuk pesanan 200 dus bolu kukus sama 60 kue sus serta 60 potong jadah tempe,” bebernya.
Wiwik mengatakan, ia sangat bersyukur usaha rumahan memanfaatkan ruang 3 x 4 meter tetap jalan meski harga bahan baku seperti terigu, telur, gula, fluktuatif terkadang naik sementara pelanggan mintanya harga tetap sama alias tak ikut naik. “Yang penting bisa jalan. Biar untung sedikit asal jalan,” pungkasnya. (Sukron)