TAMPIL rapi mencerminkan diri pribadi. Bagi Arif Mutaqin, penampilan keren tak sekadar gaya. Lebih dari itu, di balik penampilannya itu, ia berupaya harus mampu meyakinkan, harus bisa ramah.
“Sehari-hari kan harus ketemu banyak orang. Ketemu pasien. Jadi tampil rapi memang perlu. Tapi tak sekadar buat gaya. Paling penting harus ramah, memberi sugesti dan selalu hepi. Biar para pasien ikut mendapat energi positif,” kata Arif Mutaqin, dukuh Padukuhan Pendem Sidomulyo, Pengasih, Kulonprogo.
Di samping sebagai dukuh, sehari-hari Arif memang kondang sebagai praktisi pijat syaraf. Ia buka praktik di rumahnya di Padukuhan Pendem RT 12 RW 05 Sidomulyo, Pengasih, Kulonprogo.
Pemilik ‘Omah Pijat Pak Arif’ mengatakan, sehari-hari dia mesti berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai latar belakang. Kala bertugas sebagai dukuh, ia melayani urusan warganya, piket di kalurahan. Lepas dari rutinitas di kalurahan mulai pukul 16.00 hingga larut malam melayani orang yang datang dengan berbagai keluhan penyakit.
Kala libur seperti Minggu 15 September 2024 Omah Pijat buka mulai pukul 10.00. Baru saja buka sudah hadir lima tamu yang mengantre. Pasien pertama Wagirun menyampaikan keluhan badan demam, nggreges, dan kelelehan. Dengan cekatan Arif mulai menangani keluhan Wagirun dengan alat stimulator di punggung. Tujuannya untuk mengendorkan otot yang kaku dan mengaktifkan syaraf. Habis itu ia memijat simpul otot di kaki, punggung, paha dan dada. Punggung Wagirun yang sehari-hari bekerja sebagai petani dan pemetik kelapa dikerik sampai merah.
“Lumayan enteng. Ini karena badan kecapekan. Kemarin baru saja memanjat enam pohon kelapa,” kata Wagirun sehabis pijat.
Sebagai juru pijat yang buka praktik di desa, Arif mengakui keluhan para pasien sangat beragam. Bahkan beberapa kali ia harus menangani orang yang baru jatuh dari pohon, keseleo, otot melintir sampai bengkak. Siang itu, saat menyapa tamunya, dia memegang telapak kaki Nugroho yang bengkak dan sakit buat jalan. Ternyata telapak kaki warga Klampis Pengasih mengalami cedera akibat terinjak kambing miliknya yang mengamuk. “Kejadian sudah lama. Menjelang Magrib 18 Agustus lalu. Saat dimasukkan kambingnya marah dan menginjak telapak kaki. Sudah dikasih alkohol, tapi buat jalan masih sakit. Dibawa kerja terasa nyeri dan dua hari ini malah bengkak,” tuturnya.
Menanggapi keluhan itu, Arif pun tanggap. Sekilas dia meraba dan menekan bagian yang sakit. “Ini ada otot yang keseleo di sekitar kelingking kaki. Nanti dibetulkan,” ujarnya.
Pada Agustus lalu, banyak pasien datang kepada Arif dari kalangan pemain bola voli yang cedera setelah ikut turnamen antarkampung yang marak. Di luar itu ada pula yang datang dengan keluhan lain seperti syaraf kejepit bahkan pasien pasca stroke.
“Kalau keluhan bisa ditangani ya semaksimal mungkin ditangani. Saya tak berani berkata semua pasien semua keluhan bisa disembuhkan. Karena yang memberi kesembuhan semata hanya Alloh Swt. Saya hanya lantaran. Tetapi bagi pasien dengan riwayat penyakit dalam, tetap disarankan konsultasi dengan dokter untuk mendapat layanan penyembuhan secara medis. Begitu pun dengan patah tulang yang tak bisa dibetulkan akan diarahkan ke pihak RS,” kata Arif.
Dalam menangani pasien, Arif mengutamakan teknik pijatan. Karena itu ia mempelajari ilmu anatomi dan prinsip tertentu dalam memijat. Ia juga menggunakan berbagai peralatan penunjang seperi stimulator dan sinar infra merah. Sementara bagian luar hanya menggunakan minyak pijat tanpa pemberian jamu atau herbal.
Arif menambahkan, agar para pasien nyaman, ruang terapi pijat dirancang sedemikian rupa. Sirkulasi udara diatur agar ruangan tidak gerah. Dipasang kipas angin dan pendingin AC. Layar tivi kecil terpasang di dinding. Ukuran ruang pun luas dan tak terlalu banyak bergeletakan barang sehingga tak sumpek. Suasana di pedesaan yang alami dan banyak pohon pun terasa nyaman buat para pasien. Bagi para pasien yang antre menunggu juga disediakan air mineral cup kecil dan hidangan snack kue kering.
“Yang penting tamu nyaman. Karena ada yang memang datang dari jauh. Dari luar kota. Bogor, Malang. Pernah pula kedatangan pasien asal Malaysia. Mereka tahu karena info getok tular. Sebagian sudah konfirmasi kedatangan terlebih dahulu via pesan WA,” sambung bapak dari Yahwa Wahyu Djati.
Sedangkan bagi pasien yang urgent dan tidak bisa datang ke tempat praktik, tak jarang Arif njujug mengendarai tunggangan kesayangan Toyota Fortuner Diesel keluaran 2012. “Lepas dari urusan di kalurahan terkadang langsung mendatangi pasien yang kondisi repot. Misal akibat kecelakaan. Biasanya tahu dari getok tular tetangga. Pijet nggone dukuhe. Begitu dikabari dan jarak terjangkau, ya saya datangi ke rumahnya,” imbuhnya.
Dengan penampilan rapi, supel, tunggangan keren Dukuh Arif mudah dikenali. Meski dikenal suka berpenampilan nyentrik, Dukuh Arif sehari-hari tak melupakan hal-hal sederhana.
“Urusan makan misalnya. Suka sayur rumahan, sama lodeh tempe. Ududnya pun murah. Yang sebungkus harganya Rp 10 ribu. Untuk bangunan rumah dan pemilikan kendaraan semata untuk menunjang kinerja. Dengan rumah yang rapi akan memberi kenyamanan. Dengan mobil kelas SUV tentu akan lebih cepat menjumpai pasien yang butuh pertolongan segera,” pungkasnya. (Sukron)