Asyiknya Mengayuh Kano di Telaga Potorono

Camat Banguntapan mengayuh kano di Telaga Potorono (Foto: Ono/Wiradesa.co)

BANTUL – Telaga Potorono di Dusun Salakan, Desa Potorono, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menawarkan sensasi menantang kepada para wisatawan. Hanya dengan mengeluarkan kocek Rp15.000, pengunjung bisa merasakan asyiknya mengayuh kano mengitari embung.

“Kami menyiapkan tujuh kano dan dua perahu,” ujar Roy Nur Cahyo, salah satu operator kano dan perahu kayuh Telaga Potorono, Minggu (11/10/2020). Pada Minggu pagi, banyak wisatawan yang mengantre untuk menyewa kano. Umumnya setiap kano dikayuh dua orang, tapi ada juga yang sendirian untuk berekreasi sambil berolahraga.

Untuk sewa kano Rp15.000 per 15 menit atau dua sampai tiga putaran. Untuk perahu bebek kapasitas empat orang Rp30.000 sekali putar atau sekitar 200 meter. Untuk perahu naga Rp20.000. “Sekarang sudah mulai ramai, setelah beberapa bulan ditutup karena pandemi Covid-19,” jelas Roy.

Camat Banguntapan Fauzan Muarifin sangat terkesan saat mencoba mendayung kano di Telaga Potorono. Saat berada di atas kano dan berusaha untuk menjalankannya, ternyata semua anggota tubuh bergerak. Badannya harus menjaga keseimbangan dan tangannya terus mengayuh dengan ritme yang terjaga.

Baca Juga:  Mahasiswa Asing Kagumi Desa Wisata Gamplong

“Mengayuh kano di Telaga Potorono, selain untuk rekreasi juga baik untuk olahraga,” ujar Fauzan Muarifin. Untuk itu, Camat Banguntapan mengajak masyarakat untuk datang ke Telaga Potorono dan mencoba mendayung kano mengelilingi embung yang kini menjadi obyek wisata pilihan bagi warga desa.

Pengunjung merasakan sensasi mengayuh kano mengitari Telaga Potorono (Foto: Ono/Wiradesa.co)

Pengelola Wana Desa dan Telaga Desa Potorono berharap banyak wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata desa yang dikelolanya. Meski ada sejumlah persoalan, khususnya pengadaan sarana dan prasarana wisatawan, tetapi para petugas di lapangan akan melayani wisatawan dengan sebaik-baiknya.

Saat wartawan wiradesa.co berkunjung ke Telaga Potorono Minggu pagi, ada tujuh kano dan dua perahu kayuh yang dioperasionalkan. “Ada dua buah perahu kayuh yang belum dioperasionalkan, karena baru mau ditambah aksesori dan pengaman perahu,” ujar Roy.

Pengelolaan Wana Desa dan Telaga Desa Potorono melibatkan warga dari 10 Rukun Tetangga (RT) yang adan di Padukuhan Salakan. Setiap RT ada dua sampai tiga orang yang menjadi pengelola Telaga Potorono. “Pengelola dari RT itu juga bertugas menyosialisasikan tentang pengelolaan telaga kepada masyarakat,” kata Munir, Wakil Ketua Pengelola Telaga Potorono.

Baca Juga:  Pegawai RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Berwisata ke Dieng: Satu Hari Sebelum Kawah Sikidang Ditutup Total

Munir menegaskan pelibatan masyarakat menjadi kunci sukses pelaksanaan pengelolaan obyek wisata desa. Karena warga akan memiliki tanggung jawab untuk menjaga kebersihan, keindahan, keamanan, dan kenyamanan pengunjung. “Model pengelolaan obyek wisata Telaga Potorono akan menjadi percontohan bagi pengelolaan wisata desa yang akan dikembangkan di wilayah Desa Potorono,” ujar Munir yang juga menjadi anggota BPD Potorono.

Pengelola Telaga Potorono di bawah koordinasi Desa Wisata Potorono akan terus mengembangkan destinasi wisata desa ke arah selatan telaga. Bagian selatan telaga sudah dibangun panggung hiburan dan sirkuit minicross. Selanjutnya juga akan memanfaatkan sungai di sisi barat telaga untuk wisata susur sungai. Nantinya diharapkan Wana Desa dan Telaga Desa Potorono menjadi destinasi wisata andalan di wilayah Kabupaten Bantul. (Ono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *