KEBUMEN – Kesibukan sebagai seorang ibu rumah tangga tak menghalangi Heni Ristiyaningsih (29) untuk berkarya. Meski fokus utamanya mengurus anak tetapi dia menyempatkan menekuni kerajinan rajut.
“Ceritanya, saya coba-coba melihat video di Youtube. Lalu, saya praktik sendiri. Setelah itu, ditawarkan ke orang-orang. Siapa tahu ada yang berminat,” ucap Heni kepada wiradesa.co, Kamis, 29 April 2020.
Dijelaskan Heni, dia memulai usaha rajut sekitar dua tahunan. Disaat dia dan suami pindah ke Kebumen. Sejak saat itu ia makin tertarik untuk merajut dengan bermodalkan belajar dari Youtube. Selalu bersabar, tekun dan telaten berlatih menjadikan Heni makin terbiasa untuk merajut.
Beberapa karya rajutan Heni antara lain berupa tas, dompet dan aksesori (konektor masker dan tali masker). Untuk harga cukup variatif, aksesori (Rp 5-10 ribu), tas (Rp 80-250 ribu) dan dompet (Rp 35-75 ribu). “Semua belajar otodidak. Alhamdulilah mendapat tanggapan baik,” imbuhya.
Perlahan rajutan Heni mulai dapat pelanggan. Mulai dari keluarga sendiri sampai beberapa teman yang memesan karya hasil rajutan. Tak hanya itu, sekarang Heni juga mulai menitipkan daganganya ke toko-toko terdekat.
Keterampilan merajut memang membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Pengrajin harus benar-benar telaten untuk menghasilkan karya. Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk merajut antara lain jarum rajut, benang rajut, korek (untuk memotong benangnya agar tidak mbrudul), kain dan resleting. “Untuk benang rajut biasanya saya beli online sebab harganya lebih murah dan barangnya lengkap,” ujar Heni.
Saat ditemui di rumahnya di Desa Tambakagung, Kecamatan Klirong, Kebumen, Heni menceritakan langkah-langkah merajut tas antara lain persiapkan pola ukurannya terlebih dahulu. Berikutnya, rajutlah pola menyesuaikan bentuk pesanan pelanggan. Jangan lupa, buatkan iner dan saku di dalam tas. Terakhir, pasanglah resleting dan tali tas. Akhirnya, tas rajut siap dipasarkan. (Nur Anggraeni)