KULONPROGO – Jadi seorang pengusaha harus pintar menangkap peluang. Hal itu dipahami betul oleh Lukman Alghofur. Sejak Agustus 2019, dia memilih menjadi pengusaha parfum di daerahnya.
Peluang tersebut diambil karena Lukman sadar di sekitarnya belum banyak orang membuka usaha parfum. “Awalnya bingung mau usaha apa. Kalau mau buka fotokopi, sudah banyak. Mau buka toko kelontong, banyak. Desain-desain, banyak. Terus berpikir , usaha apa yang belum dilakukan oleh teman-teman. Ya, akhirnya parfum,” kata Lukman saat ditemui Wiradesa.co, di toko parfum miliknya di Jalan Bayangkara No 10, Wates, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat 5 Maret 2021.
Selain menjadi peluang usaha, parfum menjadi kesukaan pemilik toko Kanjeng Wangi Parfum sudah sejak kecil. “Saya memang dari dulu, sejak SD sudah suka parfum Sampai gede juga suka parfum,” katanya.
Untuk parfum yang dia jual, dia peroleh dari Surabaya dan Bandung. “Itu kan saya suka parfumnya dari kecil. Terus saya merantau ke Surabaya dan Bandung. Ibarat orang suka motor, di mana pun pasti akan ketemu orang yang suka motor juga. Begitu juga dengan saya. Saya juga ketemu dengan teman-teman yang suka parfum. Dari temen-teman itulah saya mengambil barang,” tuturnya.
Awal membuka usaha, mantan karyawan perusahaan alat kesehatan tersebut hanya menyediakan 60 macam aroma parfum. Seiring berkembangnya usaha, saat ini toko Kanjeng Wangi Parfum mempunyai 350 aroma yang disediakan untuk pembeli.”Awalnya sekitar 60 aroma. Kalau sekarang sudah ada sekitar 350 aroma,” kata Lukman.
Harga parfum di Kanjeng Wangi Parfum cukup murah, untuk 1 mili parfum, laki-laki kelahiran Kulonprogo tersebut, menjual Rp2 ribu sampai Rp12 ribu. “Untuk harga variatif. Saya menjualnya Rp2 ribu sampai Rp12 ribu per mili,” katanya.
Modal awal yang digelontorkan Lukman dalam membangun usahanya tersebut sebesar Rp50 juta. Saat ini setiap hari Lukman bisa mendapatkan uang Rp300 ribu – Rp800 ribu. “Untuk omzet perbulan, kurang lebih Rp15 juta. Kalau perharinya tidak tentu, kadang Rp300 ribu, Rp500 ribu, kadang Rp700 ribu, Rp800 ribu. Kalau Lebaran kayak kemarin perhari bisa Rp1 juta sampai Rp1,5 juta,” katanya. (Syarifuddin)