Cerita Sejarah Desa Kuwayuhan

Foto: Wiradesa

KEBUMEN – Sejarah menceritakan tentang peristiwa yang ada di suatu wilayah. Setiap daerah mempunyai kisah tersendiri. Begitu pula dengan Desa Kuwayuhan.

“Sejarah di desa ini belum pernah dibukukan. Akan tetapi, cerita diriwayatkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi,” kata Achmadi (68), mantan Sekretaris Desa Kuwayuhan, kepada Wiradesa.co, Kamis, 11 Maret 2021.

Saat Wiradesa.co berkunjung ke rumahnya, Achmadi menceritakan beberapa hal terkait peristiwa sejarah desa. Meski usia sudah sepuh, tetapi ketika menceritakan sejarah desa cukup lancar. Dia berharap peristiwa sejarah ini tak hilang tergerus zaman. “Tujuan utamanya, nguri-uri budaya,” tuturnya.

Dahulu Desa Kuwayuhan bernama Rengkelsari. Rengkelsari berasal dari penggabungan dua kata yakni rengkel (bingkai) dan sari (bagus). Setelah itu, dari Rengkelsari berganti  menjadi Kuwayuhan. “Belum ada catatan secara pasti, yang jelas ini baru sebatas cerita turun-temurun,” urai Achmadi.

Sebelum menjadi Kuwayuhan, konon ada orang dari Kerajaan Mataram yang memperjuangkan wilayah. Kemudian meninggal dan dimakamkan di Desa Kuwayuhan. Orang tersebut bernama H Nursyarif, Eyang Citrowijoyo, Nyai Pandansari. Sampai saat ini  makam tersebut masih sering dikunjungi dan diziarahi oleh warga sekitar. Kondisinya juga masih terjaga sebab ada petugas yang mengurus makam tersebut.

Baca Juga:  Pemerintah Desa Tambakagung Salurkan BLT Dana Desa Bulan Kesembilan
Dibyo dan mantan Sekdes Achmadi (Foto: Wiradesa)

Dulu, Kuwayuhan juga pernah menjadi Distrik Pejagoan. Kuwayuhan juga pernah mengadakan penggabungan wilayah dengan desa di sebelahnya yaitu Desa Buni Keputihan. Desa itu mempunyai tiga wilayah padukuhan, sedangkan Desa Kuwayuhan sendiri mempunyai lima padukuhan. Akhirnya, setelah terjadi proses blengketan wilayah Desa Kuwayuhan menjadi delapan padukuhan.

Adapun padukuhan Desa Kuwayuhan antara lain Ketapang, Mandalangu, Taleban, Kerajan, Keputihan, Duwet, Kewarakan dan Gondang. Masyarakat sebagian besar bekerja sebagai petani serta di industri genteng.

Berada tidak jauh dari pusat kota Kebumen. Lokasinya juga terletak tiga kilometer ke arah selatan dari kota kecamatan. Desa Kuwayuhan mempunyai visi mewujudkan masyarakat adil, makmur, sejahtera serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kemudian pertanian yang maju, aman dan agamis. “Sedikit cerita ini semoga dapat bermanfaat dan diturunkan dari generasi ke generasi,” terangnya. (Nur Anggraeni)

Respon (1)

  1. Mantap , lebih lagi ada Dukuh Keputihan ,yg penuh dengan sejarah ,yg pastinya nama keputihan itu sendiri ,ada sangkut pautnya dg kerajaan mataram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *