BANTUL – Berangkat dari hasil penelitiannya, Prof. Dr. Ir. Hj. Dwiyati Pujimulyani, M.P, menginisiasi pembuatan produk herbal yang terbuat dari bahan dasar kunir putih. Esem merupakan salah satu produk yang ia kembangkan dan telah dipasarkan.
Esem sendiri ialah minuman instan yang terbuat dari bahan rempah alami. Saat ditemui wartawan wiradesa.co, Minggu, 07 Februari 2021, ia mengatakan bahwa penelitian terkait produk ini telah dilakukan sejak 2003, dan mulai dipasarkan pertama kali oleh Koperasi Wangsa Manggal pada tahun 2004. “Saat itu harganya masih sekitar 5000,” terang Dwiyati.
Dwiyati yang merupakan profesor pertama dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta, serta peneliti kunyit putih tersebut menjelaskan bahwa, dalam pengolahan produk yang bernama Esem, juga melibatkan masyarakat sekitar tempat produksi. Tepatnya di Jl. Wates Km. 9,5 Plawonan RT. 04, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta.
“Saat pakai alat rekayasa, hasilnya tidak memuaskan. Kulitnya banyak yang tidak terkelupas. Hingga akhirnya melibatkan warga. Alat yang sudah ada jadi tidak dipakai. Kembali ke manual. Sehingga memberdayakan masyarakat,” jelasnya.
Sebagaimana yang dipaparkan Dwiyati, pemilik CV. Windra Mekar yang memproduksi Esem, tempat pembuatan produk minuman ini terletak di pabrik kecil yang jauh dari hunian. “Tempatnya kalau dari sini (rumah Dwiyati) sekitar 500-an meter, gitu,” tuturnya lagi.
Dwiyati melanjutkan, manfaat dari minuman siap saji yang bisa langsung diminum ini, selain lebih praktis, alami, juga mengandung antioksidan. Inisiator produk ini juga menyampaikan bahwa selain menyehatkan, Esem juga memiliki aneka varian. Yaitu jahe, kencur, secang, temulawak, dan kunyit. Bahan dasarnya terdiri dari gula pasir dan serai. “Ini alami, terbuat dari gula tebu dan rimpang,” paparnya sambil memperlihatkan produknya.
Dalam proses pembuatannya, ia mengatakan cukup ringan dan mudah. “Setelah rimpang dikupas, lalu diparut, kemudian dimasak sampai mengkristal. Kalau bahannya 1,5 kg, proses mengkristalnya bisa sampai 1 sampai 1,5 jam,” lanjutnya. Ia juga selalu mengedukasi ke masyarakat tentang pembuatan Esem yang baik, benar, serta sesuai dengan standar pengolahan produk pangan.
Saat ditanya tentang tujuan dari pembuatan Esem, alumni SMA Teladan angkatan 1983 menjawab bahwa tujuan dari pembuatan Esem, salah satunya untuk mengedukasi masyarakat, khususnya anak-anak agar suka minum jamu. “Produk ini untuk edukasi ke masyarakat kalau minum jamu itu tidak pahit,” pungkasnya. (Septia Annur Rizkia)