KEBUMEN – Muda dan kreatif. Itulah kata yang tergambar saat mengenal lebih dalam Fikryandi Hardiansyah (19), sosok pemuda kalem yang beralamat di Jalan Pupus, Kedompon, Adikarso, Kebumen.
Bagaimana tidak? Di saat orang lain kesulitan secara finansial akibat terganggunya roda perekonomian imbas pandemi covid-19, dia justru sukses berjualan kembang api dengan omzet puluhan juta rupiah pada Ramadan lalu.
“Waktu puasa kemarin, saya jualan kembang api, terus nyetok kembang api di toko-toko, ada juga yang dijual sendiri. Saya jualannya di barat Sijago. Buka lapak di pinggir jalan. Alhamdulillah dari awal puasa sampai Lebaran barangnya habis. Jika ditotal ada sekitar Rp 30 juta, dapat untung Rp 9 juta dibagi 3 orang karena modalnya patungan. Insya Allah usaha kembang api itu bakal berjalan terus tiap tahun,” ungkapnya.
Alumni SMA Negeri 1 Pejagoan 2020 yang aktif di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) saat bersekolah dulu sudah kerja sebagai karyawan di bengkel mobil. Namun, di luar pekerjaan tersebut, dia mempunyai beberapa pekerjaan sampingan, di antaranya fotografer, editor video, jasa instal aplikasi, dan jasa desain. “Setelah lulus sekolah, saya sempat ikut SBMPTN tetapi tidak lolos, sempat pengin masuk Universitas Swasta di bidang komputer, tetapi karena suatu masalah keluarga akhirnya saya memilih kerja di bengkel mobil milik bapak saya. Di sela-sela saya kerja di bengkel, kadang ada orang yang minta jasa foto, kadang ada juga yang minta instal aplikasi editing berbayar menjadi gratis selamanya seperti Corel Draw, Premiere Pro, dan lain-lain. Terus juga ada yang minta bikinin design seperti pamflet, atau poster. Jadi sebenarnya pekerjaan saya itu pokoknya di bengkel mobil, sementara jasa foto, instal aplikasi, jasa design, itu semua buat selingan,” urai Fikry.
Jiwa kreatif Fikry mulai terasah sejak kelas 2 SMA yang berawal dari order edit foto yang diterima dari seseorang yang melihat hasil karyanya di instagram. Bermodal kamera pinjaman, Fikry pun bertekad untuk membuka jasa foto individual ataupun foto grup. Rasa bahagia karena berhasil mendapat uang jajan dari hasil usaha sendiri memacu semangat Fikry untuk terus berkarya. Apalagi kemudian teman-teman di sekolahnya juga mulai ada yang menggunakan jasanya. “Di sekolahan kan biasanya ada guru yang kasih tugas bikin video seperti mitigasi bencana dan lain-lain. Karena teman-teman seangkatan sudah banyak yang tahu saya buka jasa foto, salah satu dari mereka ada yang meminta bantuan. Akhirnya, banyak dari kelas sendiri dan ada dari kelas lain menyuruh membuatkan video untuk menyelesaikan tugasnya. Saya kerjakan sendiri videonya, kadang sampai tidur malam sekitar pukul 02.00, karena ngedit ada sekitar 8 kelompok. Tetapi, hasil akhirnya memang benar-benar puas karena saya dapat untung sekitar Rp 1 juta. Dari situ, saya makin suka dengan fotografi dan videografi. Terus waktu kelas 3 SMA dulu saya pernah diajak memotret acara khitanan, ada juga perpisahan, dari itu semua saya bisa mendapatkan uang sekitar Rp 1 juta, karena hasilnya dibagi-bagi,” kenangnya.
Pada hari-hari biasa, dari pekerjaan tetap sebagai karyawan bengkel, dan berbagai pekerjaan sampingan, Fikry meraup penghasilan Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta. Penghasilannya bervariasi tergantung ramainya bengkel dan banyak tidaknya orang menggunakan jasa dari pekerjaan sampingan yang dimilikinya. Selain bisa mendatangkan kebahagiaan, kegiatan selingan yang disukai dan dimanfaatkan secara profesional ternyata juga dapat menghasilkan uang. Hati senang, uang pun datang. (Endah Tri Rachmani)