KEBUMEN – Pemerintah Desa Jatimulyo Kecamatan Petanahan bekerja sama dengan para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Unsoed dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, PKK, Swara Sekawan serta Kebun Bibit Sekartaji mengadakan sekolah cipta kuliner. Melalui kegiatan tersebut warga desa diharapkan dapat membuat makanan sendiri yang lezat.
“Sekolah ini dapat menjadi momen kelezatan yang menyenangkan bersama. Sekolah ini kelak akan berkelanjutan sehingga warga diharapkan dapat mengolah makanan dengan bahan baku yang ada di sekitar kita,” kata Kepala Desa Jatimulyo, Sabit Banani SH pada Minggu, 1 Agustus 2021.
Kegiatan diadakan di pelataran masjid Desa Jatimulyo. Sekolah cipta kuliner sebagai sarana mendorong kreativitas membuat makanan berbahan dasar bahan pangan yang ada di lingkungan sekitar seperti ganyong juga sebagai upaya menjaga kearifan lokal desa setempat.
Golong, pemateri dari Swara Sekawan siang itu mengajari warga membuat dawet ganyong. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain tepung sagu, ganyong, cakra, garam, vanili, daun suji (secukupnya), gula jawa, kayu manis dan kelapa. “Jangan lupa tambahkan cengkeh agar rasa lebih khas dengan rempah-rempah,” ujar Golong. Selain itu, bisa juga ditambahi nangka ataupun durian sebagai penambah varian rasa.
Dituturkan Golong, cara membuatnya persiapkan semua bahan terlebih dahulu. Langkah berikutnya rebuslah air. Sambil menunggu air mendidih, daun pandan dan daun suji dipotong kecil-kecil lalu diblender. Sembari menunggu, dari peserta sekolah cipta kuliner yang mayoritas ibu-ibu ada yang memproses kelapa untuk diparut. Saat semua siap tinggal dimasukkan dalam satu adonan bersama garam, vanili hasil blender serta yang lainnya. Dijelaskan, bisa juga ditambahkan sedikit enjet untuk menetralisir rasa pandan dan daun suji.
Saat membuat santan, lebih baik menggunakan air mendidih supaya tidak lekas bau. Santan kelapanya juga jangan terlalu tua supaya rasanya lebih gurih. “Kalau ketuaan keluar banyak minyaknya,” imbuhnya. Berikutnya, adonan dipantau terus sampai mengental. Terkadang sifat sagu memang berbeda, tergantung penyesuaian kadar airnya. Hasilnya akan ada yang cepat kental ada yang tidak. Terakhir, tinggal dimasukkan ke dalam cetakan dan ditekan secara perlahan. Dawet ganyong akan berubah menjadi potongan-potongan dalam jumlah banyak. Untuk gulanya lebih baik dibuat di malam hari agar hasilnya lebih baik. “Ketika proses memasak, gula sudah siap lebih dulu,” terangnya.
Dawet ganyong pun siap disajikan. Semua peserta mendapat kesempatan mencicipi. Hasil akhirnya, dawet ganyong dipadukan dengan santan dan gula jawa manis kental memang rasanya lezat dengan campuran rempah-rempah. (Nur Anggraeni)