Melintasi Jembatan Kaca dengan Ketinggian 2.333 Mdpl

Suasana di Jembatan Kaca Rong May, Vietnam, 26 April 2024. (Foto: Wiradesa.co)

PADA bulan April 2024, Wartawan Wiradesa.co berkesempatan mengunjungi sejumlah objek wisata di Vietnam. Kunjungan ke sejumlah destinasi wisata, antara lain ke Danau Hoan Kiem, situs bersejarah Van Mieu-Quoc Tu Giam, Benteng Kekaisaran Thang Long, Fansipan Sa Pa, dan kawasan wisata Rong May itu atas undangan Asosiasi Jurnalis Vietnam (Vietnam Journalists Association).

Selama mengunjungi berbagai destinasi wisata di Vietnam, Wiradesa.co terkesan dengan naik kereta kabel ke Puncak Fansipan Sa Pa dan melewati Jembatan Kaca Rong May. Kawasan wisata di dua tempat ini berada di jalur yang menghubungkan Kota Lao Chau dan Kota Sa Pa. Tempat yang berada di Pegunungan Indochina ini merupakan perbatasan negara-negara Vietnam, Laos, dan Tiongkok, sangat menakjubkan.

Rong May dikenal dengan jembatan kacanya. Jembatan Kaca Rong May terletak di ketinggian 2.333 meter di atas permukaan laut (mdpl), di Gerbang Surga 0 Quy Ho Pass, sekitar 16 kilometer dari Kota Sa Pa menuju Kota Lao Chau. Proyek pembangunan kawasan wisata yang dibangun oleh perusahaan saham gabungan Hoang Lien Son Group ini menghabiskan dana 1.000 miliar Vnd.

Baca Juga:  Sri Sultan akan Cek Perkembangan Rencana Pembangunan Grha Pers Pancasila

Proyek Kawasan Wisata di O Quy Ho Pass Heaven Gate, dibangun dengan tujuan mengoperasikan ekowisata skala besar, resor, dan hiburan terpadu. Pembangunan ini menggabungkan pengembangan pariwisata dengan layanan komersial lainnya. Proyeknya meliputi, wisata pemandangan alam, petualangan, ekowisata, dan resor, termasuk konstruksi utama, sistem lift dan jembatan kaca.

Sistem elevator luar ruangan dan jembatan kaca dibangun awal tahun 2017 dan selesai serta dioperasikan pada November 2019. Sistem elevator kaca transparan pada ketinggian 2.333 mdpl dan 548,5 meter di atas ketinggian jurang. Selain ada lift kaca dan jembatan kaca, di kawasan wisata Rong May juga ada jembatan istirahat, ayunan maut, mendaki gunung, seluncur zipline, jembatan gantung menembus awan, dan bersepeda melintasi awan.

Wartawan Wiradesa.co Sihono HT berada di Jembatan Kaca Rong May, Vietnam, 26 April 2024. (Foto: Nhung Vu)

Saat akan memasuki lift kaca, wartawan Wiradesa.co bersama para wisatawan lain harus berjalan naik dari tempat parkir ke terminal lift. Setelah meluncur dengan lift kaca setinggi 548,5 meter, wisatawan berjalan menuju tempat yang di situ tersedia sepatu khusus agar tidak terpeleset jika berjalan di jembatan kaca.

Baca Juga:  Manfaatkan Bahan Alami Ubah Kain Polos Jadi Bernilai Seni dengan Teknik Ecoprint

Tempat-tempat yang dijangkau dengan jembatan kaca itu ada beberapa level. Penentuan level didasarkan dari ketinggian tempat. Semakin levelnya tinggi, posisinya juga semakin tinggi. Tertulis pada Bridge in The Clouds 540 m – 660 m dan Mountain Glass Bridge Level 5, 600 m. Artinya jembatan kaca gunung level 5 tingginya 600 meter dari jurang atau di atas jurang.

Ketika berada di Jembatan Kaca Level 5, terlihat pemandangan alam pegunungan Indochina yang indah dan menakjubkan. Namun untuk mencapai di jembatan kaca ini diperlukan keberanian dan fisik yang bagus. Karena selain anginnya kencang, hawanya juga dingin. Bagi yang takut dengan ketinggian, disarankan untuk berhenti di ruang tunggu. Karena di situ ada tempat ngopi di atas awan.

Berkunjung ke Cau Kinh Rong May (Rong May Glass Bridge) Vietnam memberi kesan wah dalam membangun kawasan wisata bertaraf internasional. Biayanya besar dan menerapkan teknologi canggih untuk memberi kenyamanan pengunjung. Makanya setiap menikmati sarana wisata di Rong May dikenakan tarif tiket cukup mahal, untuk kantong wisatawan dari Indonesia.

Baca Juga:  Mengembangkan Wisata Desa, Masyarakat Harus Menjadi Subjek dari Perumusan Paket Wisata

Untuk tiket lift dan jembatan kaca 470.000 Vnd, permainan jembatan 140.000 Vnd, ski zipline 140.000 Vnd, ayunan 700 meter di atas jurang 140.000 Vnd, jembatan cloud 140.000 Vnd, sepeda lintas cloud 140.000 Vnd, dan mendaki gunung 140.000 Vnd. Investasinya mahal, wisatawan yang menanggungnya. (Ono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *