Mengamati Gorila Saat Observasi di Pusat Primata Schmutzer

Pusat Primata Schmutzer di Kebun Binatang Ragunan Jakarta. (Foto: Wiradesa.co)

JAKARTA – Pengunjung Pusat Primata Schmutzer diminta tenang karena ada satwa yang baru observasi. Satwa Gorila ini baru masuk ke tempat observasi Primata yang ada di area Kebun Binatang Ragunan Jakarta.

Di pagar yang mengelilingi kandang khusus Gorila tertempel banyak kertas bertuliskan “HARAP TENANG SATWA SEDANG MASA OBSERVASI”. Tulisan ini masih terpampang sampai Minggu 10 Juli 2022.

Tertarik dengan tulisan itu, Wiradesa.co lantas mengamati Gorila yang baru diobservasi. Hewan kelas Primata yang tubuhnya besar ini tidak banyak bergerak. Marga Gorila ini terdiam di antara pepohonan yang jauh dari pagar pembatas.

Gorila dataran rendah ini menyita perhatian pengunjung karena tubuhnya relatif besar. Masyarakat mengenalnya seperti Kingkong yang ada di film Amerika. Film Kingkong yang menghebohkan sebuah kota di Amerika Serikat itu termasuk salah satu film yang laris di pasaran.

Makanya ketika melihat Gorila yang ada di Pusat Primata Schmutzer, pengunjung terkenang dengan tingkah laku Kingkong. Membayangkan primata yang besar, menakutkan, tetapi memiliki perasaan yang halus, sensitif, dan romantis.

Baca Juga:  Pantai Trisik Lebih Ramai di Akhir Pekan
Anak-anak sedang bercanda dengan Primata. (Foto: Wiradesa.co)

Gorila yang masuk dalam kelas Primata, bangsa Anthropoidea, suku Pongidae ini biasa hidup di hutan primer dan sekunder yang lebat, rawa dataran rendah. Satwa ini banyak tersebar di Afrika, Angola, Nigeria, Kamerun, dan Kongo.

Satwa marga Gorila mempunyai tangan dan kaki yang panjang, dimana tangannya lebih panjang dari kakinya. Dada Gorila besar dan sebagian besar tubuhnya berambut, kecuali jari jemari, wajah, ketiak, telapak kaki dan tangan. Kepala Gorila besar, matanya kecil, dan berwarna coklat. Gorila tidak berekor.

Pengunjung bisa melihat Gorila bernama Komu dan Jumbo yang lahir di Kebun Binatang Howletts Inggris. Selain melihat Gorila, pengunjung di Pusat Primata Schmutzer juga bisa mengenal Owa Agilis, Owa Ungko, Simpanse, monyet ekor panjang dan jenis Primata lainnya.

Masyarakat yang berliburan di Kebun Binatang Ragunan, sebagian besar berkunjung ke Pusat Primata Schmutzer. Karena selain tempatnya menarik, koleksi Primatanya juga banyak dan bagus untuk pendidikan anak.

“Kami datang dari Pontianak Kalimantan Barat ingin melihat Gorila yang dipelihara di Jakarta,” ujar Abdul Haris yang baru liburan sekeluarga di Jakarta, Minggu 10 Juli 2022. Selain ke Kebun Binatang Ragunan, keluarganya juga akan ke Monas dan Pasar Tanah Abang.

Baca Juga:  GM Bandara YIA Ruly Artha: Pelaku Wisata Desa Mesti Terbuka Terhadap Ide-ide Baru

Alasan ke kebun binatang, agar anak-anak mencintai satwa, karena binatang juga makhluk Tuhan. Satwa juga berperan bagi kelestarian alam. Seperti Primata berperan bagi kelestarian ekosistem hutan, antara lain sebagai pemencar biji vegetasi hutan, mediator penyerbukan dan penambah volume humus untuk kesuburan tanah. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *