TUBAN – Upaya meningkatkan nilai ekonomi dari hasil kreativitas tentu hal menarik. Tepat pada hari Minggu, 13 Juni 2021, sekumpulan perempuan tampak sedang sibuk dengan kain yang ada di tangan mereka. Ada yang menggambar di atas kain maupun membuat ikatan simpul menggunakan benang dan karet.
Heni Agustini (46), Ketua Jatim II Gerakan Masyarakat Wirausaha (Gemawira) mengatakan, kegiatan tersebut sudah memiliki program pelatihan yang rutin dilakukan 1-2 kali dalam sebulan. Untuk Gemawira Jatim II, tutur perempuan kelahiran Bojonegoro ini, wilayahnya meliputi Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Nganjuk, Jombang, Madiun, serta Magetan.
Dijelaskan Heni, Gemawira adalah komunitas independen, tidak dibawahi organisasi mana pun, yang bergerak di bidang sosialpreneur dan kewirausahaan. Serta, tidak memiliki keterkaitan dengan partai politik apa pun.
Bertujuan menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk masyarakat melalui wirausaha, kegiatan Gemawira meliputi pelatihan (hard skill dan soft skill), pendampingan, serta pembinaan bisnis.
Ditemani Merina, yang merupakan ketua wilayah Kabupaten Tuban, pelatihan yang diadakan di rumah salah seorang warga dusun Jatisari, Suciharjo, Parengan, Tuban, secara gratis ini, ialah mengolah kain menggunakan teknik shibori (istilah Jepang) atau jumputan (istilah Jawa). Shibori merupakan olah kain dengan teknik lipat dan ikat celup. Teknik pencelupan kain yang meliputi jelujur, lilitan, maupun dijepit.
Gemawira, lanjut perempuan yang juga berdomisili di Bojonegoro ini, beranggotakan ibu-ibu, bapak-bapak, serta para anak muda. Ditambah, terdiri dari Program Inkubasi untuk Start Up dan Akselerasi untuk Scale Up.
Program inkubasi bagi Start Up, terdapat 5 program unggulan. Yakni Gempur (Gemawira Praktik Usaha Rame-rame), Gesit (Gemawira Event Silaturahim): jejaringan, Gempar (Gemawira Menanam Pangan Rakyat), Great (Gemawira Edu & Art Tour): Pelatihan, Pemasaran & EO, Gembira – Dg Getol (Gemawira Bina Wirausaha): Soft Skill.
Sedangkan, 3 program unggulan dari Program Akselerasi untuk Scalle Up ialah, Genk (Gemawira Entrepreneur Naik Kelas), Gemar (Gemawira Marketing Academy Program), Gercop (Gemawira Co Production): Produksi berjenjang.
Berdiri sejak 2019, pelatihan hard skill yang diadakan Gemawira meliputi: olah kain (shibori, tenun ikat, eco print, batik), olah perca, sabun, sulam pita, melukis di kain, menghias hantaran, membuat kuliner/catering untuk usaha, craft, beauty class, dan urban farming.
Untuk pelatihan soft skill, mengubah mindset menjadi wirausaha, mencari ide dan melihat peluang usaha, manajemen wirausaha, legalitas dan identitas usaha, menghitung harga pokok dan menetapkan harga jual, membangun networking, marketing digital, serta laporan keuangan digital. Selain secara offline, pelatihan juga ada yang diberikan secara online/daring.
“Rencananya, Selasa besok, anggota kami juga mendapatkan pelatihan. Tapi terpilih, karena terbatas. Baru 15 orang mendapatkan pelatihan dari Dinas Koperasi Jatim,” ujar Heni kemudian.
Sejauh ini, pelatihan yang digelar Gemawira ada yang berbayar dan juga gratis, menyesuaikan budget/dana yang ada. “Soalnya kami juga mandiri, Jadi emang murni dari kami para anggota, pengurus, serta para donatur,” pungkas Heni.
Di penghujung acara, sebelum kembali ke tempat masing-masing, Heni menawarkan pelatihan selanjutnya ialah memanfaatkan limbah minyak jelantah untuk dijadikan sabun mijel. (Septia Annur Rizkia)