TRENGGALEK – Pemerintah Kabupaten Trenggalek menargetkan terbentuk 100 desa wisata baru di tahun 2023. Kini berbagai dinas terus bersinergi saling mendukung untuk menggencarkan pengelolaan destinasi wisata berbasis perdesaan.
Pengembangan destinasi desa wisata di Kabupaten Trenggalek terus dipacu. Alhasil, selama hampir 2 tahun, terdapat sebanyak 75 desa wisata baru. Pada 2023 mendatang, Pemerintah Kabupaten Trenggalek menargetkan sebanyak 100 desa wisata baru terbentuk.
Pemerintah setempat tengah menggencarkan pengelolaan destinasi wisata berbasis perdesaan, sejak 2021. Program itu tertuang dalam Sadewa atau seratus desa wisata. Tujuannya adalah memberikan ragam pilihan destinasi untuk memanjakan wisatawan, selain meningkatkan daya saing dan juga perekonomian masyarakat.
“Untuk itu saya mengajak masyarakat untuk memanfaatkannya. Alih-alih berwisata ke luar kota, di Trenggalek sendiri juga memiliki banyak potensi desa wisata yang tak kalah menarik,” kata Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhamad Natanegara saat mengunjungi desa wisata Agro LinkQ di Desa Pakis Kecamatan Durenan.
Untuk mengenalkan pesona desa wisata kepada masyarakat luar daerah, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah. Diantaranya adalah pendampingan desa wisata hingga memanjakan wisatawan dengan sejumlah paket-paket wisata. Termasuk menjadikan desa-desa wisata sebagai tempat kegiatan organisasi perangkat daerah (OPD).
“Kalau Dinas Perikanan sudah menyumbang ikan, Dinas Pertanian sudah menyumbang benih-benih pertanian dan sebagainya, nanti Dinas Pendidikan ini tinggal mengundang anak-anak didiknya untuk sering-sering main ke desa-desa wisata di Kabupaten Trenggalek. Jadi kira-kira kalau study tour tidak perlu jauh-jauh ke Jogja atau ke Bali, kita maksimalkan apa yang ada di Kabupaten Trenggalek,” ujarnya seperti dirilis Koran Memo, Senin 21 Maret 2022.
Program itu selaras dengan progres pembangunan sejumlah infrastruktur nasional di sekitar Bumi Menak Sopal. Adanya infrastruktur nasional, seperti Bandara Kediri hingga jalur lintas selatan tengah dibidik pemerintah setempat untuk mengembangkan sektor kepariwisataan.
“Kunjungan wisata di Trenggalek semakin dekat lagi. Dulu harus turun di Surabaya dan menempuh perjalanan darat yang lumayan jauh untuk bisa bermain-main, sekarang lebih dekat dengan adanya Bandara Kediri. Belum lagi ruas JLS Trenggalek-Tulungagung yang akan segera selesai,” pungkasnya.
Sejatinya pembangunan di Indonesia itu untuk kesejahteraan rakyat. Jadi pembangunan apapun, termasuk jalan lintas, bandara, dan infrastruktur lainnya tidak punya arti apa-apa jika tidak memakmurkan rakyat. (*)