BANTUL – Toko kelontong unit usaha yang banyak sekali ditemui di sekitar kita. Desain toko yang khas, lengkap dan buka 24 jam menjadi kelebihan yang menambah daya tarik para konsumen.
“Pelayanan dan kelengkapan barang sangat kami tekankan. Karena kalau datang dan tidak mendapat apa yang diinginkan mereka tentu tak akan kembali lagi,” jelas Indra dan Ningsih, suami istri pemilik toko kelontong Indrajaya Sorowajan Banguntapan, Bantul.
Indra dan Ningsih telah membuka toko kelontong sekitar satu tahun yang lalu. Tidak ada trik khusus buat promosi. Tiga hal yang diutamakan dalam bisnis toko menurutnya yaitu memberi pelayanan terbaik untuk para pelanggan, harga yang lebih rendah daripada toko yang lain dan yang terpenting selalu menyediakan kebutuhan konsumen.
“Kembalinya pelanggan tergantung pada ketersediaan produk yang dibutuhkan,” imbuh Ningsih sembari menyebut omzet yang ia dapat dari usaha toko kelontong sekitar Rp 2 juta perhari.
Mengelola toko kelontong bagi Ningsih tak ada manajemen khusus yang rumit. Ia hanya berusaha menyisihkan Rp 200 ribu setiap hari. Uang sisa diputar lagi untuk operasional dan belanja melengkapi produk. Laba dihitung setiap pagi sebelum buka.
Berbeda dari kebanyakan toko lain, toko milik Indra dan Ningsih tak buka 24 jam. Saban hari buka dari pukul 07.00 hingga 02.00.
“Sementara ini tak punya karyawan. Yang jaga hanya saya dan istri. Kami juga tinggal di sini,” jelas Indra.
Modal yang dibutuhkan untuk membangun toko kelontong dipaparkan Indra. Dana awal yang disiapkan sekitar Rp 60 juta. Sebanyak Rp 15 juta untuk sewa rumah toko (ruko) dan sisanya untuk belanja produk. Selain materi, modal lain yang dibutuhkan adalah keterampilan menjual. Ningsih mengaku pernah bekerja di toko kelontong yang berada di Jakarta selama 2 tahun.
“Produk kami dapatkan dari agen-agen terdekat. Kalau minuman kebanyakan ada sales yang datang,” ujar Ningsih kepada wiradesa.co, Jumat 16 Juni 2023.
Toko kelontong termasuk usaha UMKM yang banyak ditemui di seputar Yogya. Agar sukses, tiga kiat bisa diterapkan. Mengutamakan pada pelayanan, harga bersaing dan kelengkapan barang dagangan. (Yuniar Avicenna)