YOGYAKARTA – Budidaya ikan lele dalam ember (Budidamber), selain murah, juga mudah dilaksanakan dan menguntungkan. Hanya dengan modal Rp250.000 sudah mendapatkan satu ember, 100 bibit lele, dan berbagai peralatan untuk menunjang Budidamber.
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta meluncurkan program budidaya ikan dalam ember atau yang lebih dikenal dengan Program Budidamber. Program ini mendapat sambutan antusias oleh warga kota. Karena selain murah dan mudah dilaksanakan, juga menguntungkan bagi masyarakat perkotaan.
Awalnya memang Pemkot Yogyakarta memberikan bantuan stimulus kepada warga, seperti ember, bibit lele, dan pakan, tetapi setelah itu banyak warga yang melaksanakan sendiri secara mandiri. “Sebagai partner Pemkot Yogyakarta, kami siap mendampingi warga yang secara mandiri melaksanakan budidamber,” ujar Christanto Darmawan, Minggu (25/10/2020).
Kris Lele, panggilan akrab Christanto Darmawan, mendorong warga Kota Yogyakarta untuk membudidayakan ikan, khususnya ikan lele, dalam ember, secara mandiri. Modalnya tidak banyak. Hanya dengan Rp230.000, warga sudah bisa membesarkan ikan lele dalam satu ember. Jika ingin memiliki empat ember maka diperlukan dana sekitar Rp1.000.000.
Anggaran Budidamber
1. Ember: 85.000
2. Cup: 10.000
3. Stop kran dll.: 40.000
4. Bibit tanaman & media: 20.000
5. Pipa dll.: 25.000
6. Bibit lele 100: 50.000
Total: Rp230.000
Menurut Kris Lele, kiat budidaya ikan lele atau lebih khusus untuk membesarkan ikan lele SOP-nya sederhana. Standar Operation Prosedure itu semua media sama, baik tong, buis beton, drum, maupun ember. Misalnya untuk tong 200 liter air, diisi 200 sampai 300 ekor bibit lele.
Awalnya tong, diisi air penuh. Kemudian diberi garam grosok 1 sampai 2 sendok makan. Biarkan 2 hari. Siramkan pro Gas021 sebanyak 2 tutup botol atau 30 ml. Biarkan 5 sampai 7 hari. Selanjutnya bibit dimasukkan tong yang berisi air. Pagi hari atau sore hari. Paling baik malam hari.
Pemberian pakan setelah ikan sekitar 12 jam berada di kolam tong. Pakan dibibis sesuai aturan Gas021. Pemberian pakan 1 sampai dengan 5 hari awal sedikit saja dulu. Tidak usah 5% dari miomassa ikan. Pemberian pakan cukup 2 kali saja. Pagi setelah matahari terbit. Dilanjutkan setelah 12 jam dari pemberian pakan di pagi hari.
Seminggu awal tidak usah ada pergantian air dan bisa situasional. Setelah seminggu ganti air. Buang air bawah 25%. Tambah air baru. Beri pro Gas021 setengah dari dosis awal. Pergantian air dilakukan pagi hari dan kondisi ikan dipuasakan. Sabtu malam diberi pakan. Minggu pagi dipuasakan. Ganti air dan lainnya. Minggu malam diberi pakan.
Setelah seminggu pergantian air dilakukan setiap sebelum memberi pakan. Jadi buang air. Tambah air. Beri pakan. Air yang dibuang paling banyak 4 sampai 5 liter. Dan itupun tidak terbuang percuma. Ditampung. Bisa untuk menyirami tanaman dan sayuran.
Hal ini diulang ulang sampai panen. “Untuk pergantian air yang 25% tetep dilakukan seminggu sekali atau situasional menurut kondisi di wilayah masing masing,” kata Kris Lele.
Kris Lele yang sudah bertahun-tahun menekuni budidaya ikan lele, mengingatkan warga yang baru membesarkan lele untuk tetap semangat. Jangan menyerah. Gagal coba lagi. Sampai ketemu solusinya. “Kita berkehendak. Allah yang menentukan,” tegas Kris Lele yang tinggal di Kampung Dukuh, Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta.
SOP berlaku semua media. Bisa pada kolam pot. tong. ember. Terpal, tembok, maupun buis beton bisa diaplikasikan semua. Kunci utama adalah menjaga kualitas mutu air kolamnya. Baik itu, DO disolved oksigen, Amoniak, dan disparitas suhu. Baru setelah itu pemilihan bibit lele dan dilanjutkan manajemen pemberian pakan.
Untuk pasar lele sangat terbuka. Karena di Kota Yogyakarta saja, permintaan lele konsumsi sekitar 1 ton per bulan. Sedangkan kebutuhan bibit lele sekitar 100.000 ekor per bulan dari berbagai ukuran. Kris Lele siap melayani permintaan bibit lele dan membeli hasil budidaya lele dari warga, berapa pun banyaknya. (Ono)
Kris lele temen ku saat SMA 4 SKA.
Sukses selalu Mo.