Desa Wisata Gabugan Tawarkan Keindahan Alam, Adat Istiadat, dan Budidaya Salak Raja

SLEMAN – Desa Wisata Gabugan menawarkan keindahan alam pedesaan, tradisi adat istiadat, dan edukasi. Wisatawan yang berkunjung ke sebuah dusun di Padukuhan Gabugan, Kelurahan Donotirto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bisa melihat hamparan persawahan dengan latar belakang Gunung Merapi, berinteraksi langsung dengan warga, dan belajar budidaya salak, ikan, serta bermain gamelan.

“Padukuhan Gabugan ini merupakan daerah asal Salak Gading. Sejarah Salak Gading ini istimewa, karena terkait dengan keluarga Raja-raja Mataram. Sampai-sampai Salak Gading dijuluki Salak Raja. Jadi sejarah dan budidaya Salak Gading menarik untuk jadi pelajaran wisatawan, khususnya pelajar dan mahasiswa,” papar Sujatmiko Tri Atmojo, Ketua Pengelola Desa Wisata Gabugan, Kamis, 04 Februari 2021.

Desa Wisata Gabugan berada di bawah kaki Gunung Merapi. Berjarak kurang lebih 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta ke arah utara atau ke arah Agrowisata Salak Turi. Desa wisata ini menawarkan keindahan alam pedesaan, tradisi dan pendidikan.

Menurut Sujatmiko, desa wisata ini sudah ada sejak tahun 2004. Pengelola sering terlibat forum desa wisata, lalu dijadikan sebagai studi wisata dan Dusun Gabugan terkenal di masyarakat umum. “Sejak awal bermula disebut desa wisata karena terkenal dengan salak gadingnya,” ucap Sujatmiko Tri Atmojo atau biasa disapa Jatmiko.

Baca Juga:  Berwisata Naik Perahu Pak Rur, Berlayar di Danau Rawa Pening

Selain itu, adat dan kebiasaan masyarakat juga mendukung untuk tetap berkembangnya desa wisata ini.  Masyarakat desa yang mendukung, interaksi yang hangat bersama pengunjung membuat desa ini selalu menarik perhatian.

Tim Wiradesa.co berkunjung ke Desa Wisata Gabugan, Kamis, 04 Februari 2021. (Foto: Nur/Wiradesa)

Bentuk paket wisata yang ditawarkan seperti berkebun salak, bertani padi/palawija, membajak sawah, kerajinan batik, karawitan, kuliner pedesaan, tangkap ikan, pengelolaan barang bekas, peternakan puyuh/ayam kampung dan susur sungai. Selanjutnya, ada paket fullday activity.

Harga paket aktivitas Rp1.200.000/rombongan (50 orang). Kemudian paket personal Rp75.000/orang. Ada juga paket live in. Paket ini antara lain paket rombongan kecil (sampai 50 orang) harganya Rp160.000/orang, paket rombongan besar (lebih dari 50 orang)  harganya Rp150.000/orang dan paket keluarga harganya Rp2.000.000/paket maksimal 10 orang.  Sedangkan, untuk pertunjukan kesenian ada harga tambahan Rp25.000/orang/paket.

Pengunjung yang pernah datang antara lain siswa SMP dan SMA. Selain itu, pernah juga mendapat kunjungan dari masyarakat luar kota. Di Desa Wisata Gabugan diajarkan untuk mengolah lahan pertanian, peternakan dan perikanan. Selain itu, ada juga perkebunan salak yang menjadi ciri khas dari Dusun Gabugan ini. Salak yang dihasilkan bernama Salak Gading Ayu. Salak tersebut merupakan salak varietas lokal asli Desa Wisata Gabugan yang digunakan sebagai buah persembahan untuk Raja Mataram.

Baca Juga:  KWT Srikandi Juara V Nasional Lomba Kawasan Rumah Pangan Lestari 2020

Adapun bentuk kegiatan lain seperti membatik. Di Desa Wisata Gabugan ini, pengunjung akan diajari langsung untuk membatik dan memahami prosesnya. Selain membatik, ada juga pengolahan barang bekas. Pengunjung akan diajari mengolah barang bekas menjadi kerajinan. Kegiatan ini bertujuan mengurangi sampah limbah rumah tangga.

Tradisi dan seni budaya juga masih sangat kental. Bentuknya antara lain merti bumi, kenduri, nyadran, wiwit dan tahlil. Ada juga berbagai kesenian yang masih dilestarikan yaitu karawitan, jathilan dan dolanan. Kuliner khas Gabugan seperti olahan ikan, lempeng telo, pecel serta olahan buah salak di antaranya dodol salak, keripik salak, manisan salak dan wedang salak. Desa Gabugan juga menyediakan fasilitas homestay dengan daya tampung 200 orang. Ada 60 homestay yang tersedia. “Fasilitas ini selalu terjaga kebersihan dan kenyamanannya,” kata Jatmiko.

Desa wisata Gabugan memang sangat berkaitan dengan alam, tradisi dan pendidikan. Menurut Jatmiko, Dusun Gabugan juga pernah mendapat sertifikat penghargaan dari Dinas Pariwisata pada tahun 2018 sebagai Desa Wisata Berkembang. Tahun 2020 juga mendapatkan penghargaan dari Dinas Pariwisata sebagai Desa Wisata Mandiri. “Selalu mengembangkan daya tarik dan berusaha mengelola pemasaran dengan baik. Inilah cara Dusun Gabugan sebagai Desa Wisata,” tegas Jatmiko.

Baca Juga:  Pertolongan Pertama Saat Digigit Ular Berbisa

Dengan suasana pedesaan yang menawan dan kondisi alamnya yang indah, serta masyarakat yang memegang teguh adat istiadat, maka Desa Wisata Gabugan layak menjadi alternatif kunjungan bagi calon wisatawan. Desa Wisata Gabugan menawarkan indahnya alam pedesaan, tradisi, dan edukasi. (Nur Anggraeni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *