Kelompok Tani Wijaya Kusuma Sulap Lahan Kosong Jadi Produktif

Ketua Kelompok Tani Wijaya Kusuma, Widjojo (Foto: Wiradesa)

KOTA YOGYA – Berawal dari keresahan terhadap lahan nganggur yang menjadi sarang nyamuk dan ditumbuhi tanaman liar, warga RT 15/RW 05, Demangan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, mengubahnya menjadi lahan produktif.

“Kami prihatin karena ada tanah kosong tidak pernah ditengok sama pemiliknya. RT kan setiap bulan mesti kerja bakti. Karena takut ada nyamuk demam berdarah. Dipandang juga nggak enak. Soalnya semak toh jadinya,” tutur Ketua Kelompok Tani Wijaya Kusuma, Widjojo saat ditemui Wiradesa.co di kediamannya, Jumat 09 April 2021.

Dari keresahan itu, ibu-ibu PKK setempat mencari tahu pemilik lahan. Setelah itu, mereka meminta izin untuk memanfaatkan lahan tersebut sebagai tempat aktivitas warga. Setelah diizinkan, ibu-ibu sepakat untuk dijadikan tempat berjualan berbagai macam makanan setiap Minggu. Tak lama kemudian karena tanah yang mereka pinjam masih luas, mereka melakukan kegiatan penanaman.

“Sebelum melakukan penanaman toga, tanam sayuran dan buah di sana dijadikan tempat jualan oleh ibu-ibu. Namanya dulu warung PKK. Kemudian karena tanahnya yang dipinjam masih luas, maka kami tanami,” tuturnya.

Baca Juga:  Nanoemulsi Tapak Liman Optimalkan Efisiensi Pakan Ayam Broiler

Kemudian pada 2014 Kelompok Tani Wijaya Kusuma diresmikan oleh kelurahan. Satu tahun kemudian, kebun yang dikelola mendapatkan piagam favorit terkait perawatan tanaman herbal pada 2015.

Kemudian pada tahun-tahun berikutnya, kelompok tani tersebut menambah varian tanaman, seperti tanaman buah dalam pot dan sayur-mayur. Dibimbing dinas pertanian dan diberi bantuan baik media tanam maupun bibit, kini tanah yang awalnya kosong itu menjadi produktif.

Selain tanaman, ada juga budidaya lele dalam ember di tengah kebun milik Kelompok Tani Wijaya Kusuma. Lele, tanaman toga hingga buah-buahan semuanya bisa dinikmati warga RW 05.

Untuk meningkatkan kesuburan tanaman, mereka menggunakan vermintasi air beras yang disimpan selama satu minggu, setelah itu baru mereka gunakan. Selain itu mereka juga menggunakan pupuk organik yang diperoleh dari dinas pertanian.

Setiap anggota mempunyai tugas melakukan perawatan kebun. Seperti melakukan penyiraman, pemupukan, pembibitan hingga bersih-bersih. (Syarifuddin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *