Paimin Dukun Durian, Langganan Bupati Wonogiri

Foto: Wiradesa

WONOGIRI – Setiap penggemar buah durian pasti sepakat jika rasa durian yang paling enak adalah yang keset, ada manisnya tetapi ada pahitnya, jadi bukan hanya manis saja. Nah, cerita masalah durian di daerah Slogoimo Kabupaten Wonogiri ada seorang yang sangat piawai dalam masalah durian, bisa dikatakan dialah dukunnya durian di Wonogiri yang terkenal. Buktinya Bupati Wonogiri, Joko Sutopo jadi salah satu pelanggan fanatiknya. Dia adalah Paimin (72), warga Donggol, Desa Sedaya, Kecamatan Slogoimo, Kabupaten Wonogiri.

Kakek dari 9 orang cucu ini, sudah lebih dari 40 tahun malang melintang di perdagangan durian. Berkat kepiawaian memilih buah durian, tak heran para pelanggan harus rela inden paling cepat dua hari. “Bahkan pak bupati (Joko Sutopo) saja harus memesan empat hari sebelumnya. Beliau kalau pesan tidak tanggung-tanggung, paling sedikit 80 durian hingga 100 durian,“ ungkap Paimin kepada Wiradesa.co. Menurut dia terkadang pak bupati tiba-tiba muncul di rumahnya dengan pakaian preman hanya sekadar ingin menikmati durian.

Baca Juga:  Produksi Keripik Pisang Cocok Sebagai Usaha Rumahan

Kemampuan memilih durian yang enak, memang tidak meragukan. “Pernah dulu ada lomba durian se- Kabupaten Wonogiri, setiap kepala desa diminta membawa dua buah durian yang paling enak di wilayahnya. Saya yang memilih dan memang akhirnya mendapat juara pertama,” tuturnya. Maka tidaklah mengherankan ada konsumen dari Jakarta yang memesan durian dari dia. Ayah dari 7 orang anak ini mengaku memberikan jaminan bahwa durian yang dipilih sampai 5 hari tidak akan berubah rasa dan masih layak dikonsumsi. Sebagai garansi jika satu buah durian tidak enak bukan hanya tidak usah dibayar tetapi ditukar dengan lima durian baru.

Pria yang mengaku mantan preman ini, sebenarnya sangat optimis bahwa Wonogiri memiliki potensi buah durian yang luar biasa. Setiap musim durian dia selalu kekurangan stok atau pasokan. “Pokoknya berkebun atau bertani durian di Wonogiri itu saya optimis. Pasti laku dengan harga yang pantas. Sehingga kalau ini menjadi gerakan menanam durian di Wonogiri sangat bagus,“ tegasnya sambil ngobrol di warung kopi.

Baca Juga:  Hangat Jahe di Setiap Tegukan Wedang Ronde

Ketika wiradesa.co meminta rahasia soal kiat memilih durian, disebutkan, antara lain dari bentuk daun dan besar tangkai durian sudah bisa dilihat kualitas durian. “Misalkan daun durian yang cenderung panjang biasanya daging buah tipis, sementara tangkai durian juga demikian, tangkai yang kecil juga berdaging tipis dan tangkai yang besar berdaging tebal,“ ungkapnya.

Rahasia lain dari cara memanen. Buah harus benar-benar sudah matang pohon baru dipetik. “Dan, yang terpenting jangan pernah menjatuhkan atau membanting buah durian. Makanya jika memanen harus dikerek bukan dijatuhkan,“ katanya sambil tersenyum ringan. Buah yang dibanting, atau dijatuhkan saat memanen sangat mempengaruhi rasa dan keawetan rasa. Rasa dan aroma buah yang dikerek lebih awet dan enak, tidak mudah berubah.

Sementara itu pria sederhana dan bersahaja ini mengaku musim durian selama ada pandemi Corona juga ikut turun. Hasil tidak sehebat tahun-tahun sebelumnya. “Ya, selama ada pademi Corona baik durian maupun pete di daerah Wonogiri sangat berkurang paling tinggal 30 persen,” jelasnya. Hal itu terjadi karena musim hujan yang berkepanjangan, hujan turun hampir merata sepanjang musim hujan. Dia mengaku biasanya pada setiap musim durian jika akhir pekan tidak kurang dari tiga puluh kendaraan yang parkir di depan rumah. “Saya tidak pernah menjual durian di pasar apalagi di pinggir jalan menjajakan sampai berhari-hari. Semua sudah habis di rumah,“ ungkapnya.

Baca Juga:  Raup Jutaan Rupiah dari Penetasan Iguana

Pengemar wayang kulit ini mengaku tidak hanya melayani buah durian, tetapi juga pete. Namun, hampir sama dengan durian. Musim ini hanya mampu mengirim pete satu dua karung per hari. Biasanya dia mengirim pete ke Jakarta minimal satu truk. “Musim kali ini saya lebih banyak istrirahat di rumah. Karena memang tidak ada pete maupun durian,“ jelasnya. (HB. Budiyanto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *