Slamet ‘Aliando’ Riyanto; Siapkan Lahan Hijau Buat Pakan Ternak Kambing PE

Slamet Riyanto memegang kambing PE (Foto: Wiradesa)

KEBUMEN – Ternak kambing sudah menjadi bagian hidup Slamet Riyanto. Dijelaskan olehnya, dari dulu dia sudah senang ternak kambing. Meski pernah merantau ke luar kota tetapi tetap saja teringat dengan kambing. “Beternak kambing mulai saya tekuni semenjak sebelum menikah,” ucapnya.

Awal mula beternak kambing, Slamet mempunyai enam kambing. Setelah itu, dilakukan perkawinan silang antara kambing Jawa randu dengan kambing PE (Peranakan Etawa). “Alhamdulilah, sejak 2006 sampai sekarang sudah memiliki beberapa lokasi peternakan di Kebumen,” kata Slamet warga RT 2, RW 4, Candi Sigedong, Kecamatan Karanganyar, Kebumen. Disebutkan Slamet, lokasi kandang ternak miliknya antara lain di Karanggayam, Pejagoan, Kuwarasan dan Petanahan.

Kambing PE terbilang banyak peminat. Kambing jenis PE punya perawakan khas. Apalagi yang sudah menang kontes. Harga bisa melambung di atas rata-rata harga kambing pada umumnya. Tergabung dalam komunitas Perkumpulan Peternak Kambing Kaligesing Nasional (Perkkanas) bersama 29 peternak anggota, Slamet rutin ikut pertemuan di Pasar Kaligesing. Setidaknya ia rutin sebulan sekali berkunjung ke pasar yang berlokasi di Klepuh, Pandanrejo, Purworejo, untuk saling bersilaturahmi.

Baca Juga:  Bila Ditelateni, Menjahit Bisa Menjadi Usaha Menjanjikan

Cara merawat ternak kambing PE diutarakan Slamet. Ia menggunakan sistem silase. “Pada sistem silase peternak menggunakan daun-daunan, dicampur dengan ampas tahu ditambah bipolar. Apabila sudah tercampur, diaduk lalu masukkan tempat pakan,” imbuhnya kepada Wiradesa.Co, Senin 5 April 2021. Diceritakan pula, kambing peliharaan Slamet yang paling terkenal diberi nama Aliando. Oleh sebab itu, ketika ada kontes kambing terkadang ia dipanggil Aliando, sesuai nama salah satu kambing pejantan miliknya.

Untuk memulai beternak kambing, beberapa hal perlu diperhatikan. Salah satunya soal kandang ternak. Berikutnya, pilihlah bibit calon induk yang produktif. Jangan lupa siapkan pula lahan pangan. Menurutnya, apabila tersedia lahan pangan sendiri maka akan menghemat untuk pakan ternak kambing. “Sudah niteni, pasti semua peternak akan ngarit untuk mencari rumput bagi peliharaannya masing-masing. Ketika ada lahan hijau-hijauan untuk pakan maka akan sangat memudahkan peternak menjaga pemenuhan pakan ternak masing-masing,” ungkapnya.

Dituturkan Slamet, kriteria kandang yang bagus untuk ternak kambing. Di antaranya, apabila diisi kambing indukan, ukurannya 4 m dibagi dua kemudian panjang sekitar 180 cm. Kedalaman tempat makan 60 cm. Ukuran keluar kepala kambing sampai pakannya juga 60 cm. Sedangkan untuk tempat kotoran jarak sekitar 2 m.

Baca Juga:  Agradaya: Bisnis Sosial untuk Pemberdayaan Petani Rempah
Kandang milik Slamet Riyanto selalu terawat dan bersih (Foto: Wiradesa)

Dari peternakan kambing PE, Slamet tak hanya beroleh pendapatan dari jualan anak keturunan Aliando. Pendapatan lain dari produksi susu kambing. Namun, beberapa hari ini sedang tak berproduksi. Biasanya memerah satu hari dapat 1/2 atau 1 liter. Setelah lebih dari 6 bulan menghasilkan 1/2 liter. Harga satu liternya Rp 20 ribu.

Setelah diperah, susu kambing etawa didiamkan terlebih dahulu sekitar 10-15 menit. Selanjutnya, dimasukkan ke dalam freezer. Diamkan dulu beberapa hari. Susu kambing selanjutnya disetorkan ke unit pengolahan susu kambing di Jogja.

“Ternak kambing yang penting ditekuni dan ditelateni. Jangan lupa rajin merawat kebersihan kandang serta kondisi kesehatan kambing peliharaan,” pesan Slamet. (Nur Anggraeni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *