Wisata Air Terjun Nglirip: Dikelola BUMDes, Sokong Pendapatan Asli Desa

Air Terjun Nglirip (Foto: Wiradesa)

TUBAN – Air Terjun Nglirip, destinasi wisata alam yang berada di Mulyoagung, Singgahan, Tuban. Berkunjung ke Nglirip, wisatawan bisa menikmati pesona alam yang dikelilingi rimbunan tumbuhan hijau, serta dilengkapi suara gemericik air terjun dengan ketinggian 29 meter dan kedalaman danau 30 meter.

Para wisatawan yang berkunjung pada Sabtu, 22 Mei 2021 tampak menikmati pesona Air Terjun Nglirip dan tak jarang mereka mengambil foto dengan spot pemandangan alamnya.

Selama awal Covid-19, terhitung Maret-September 2020, wisata ini ditutup sementara waktu. Mulai Oktober 2020, Air Terjun Nglirip kembali dibuka hingga saat ini. Meski demikian, para wisatawan tetap diimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Para petugas menyediakan masker untuk mengantisipasi ketika ada pengunjung yang tak memakai masker.

Sebelum Menjadi Wisata Desa

Menurut Multazam Daud (42), Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Mulyoagung yang turut mengelola Wisata Air Terjun Nglirip sejak 2017, wisata alam tersebut sudah ada dari dulu.

Sumber air, murni dari mata air yang berasal dari Mata Air Kerawak, berjarak sekitar 600-700 meter dari Air Terjun Nglirip. Dulunya terbilang masih liar dan belum dikelola secara administrasi. Dalam artian, belum menjadi wisata desa. Sampai akhirnya, agar air yang melimpah tersebut tidak terbuang sia-sia, oleh Belanda pada zaman dulu, sempat dibuat irigasi/pengairan ke sawah-sawah.

Selanjutnya, sebagai upaya mengurangi pengangguran dan pemberdayaan masyarakat sekitar, oleh Dinas Pariwisata pada 2017 lalu, diimbau untuk membentuk Pokdarwis sebagai pengelola wisata alam yang terletak di Mulyoagung tersebut.

Baca Juga:  Kisah di Balik Keeksotisan Goa Ngerong

Konsep Pengelolaan Wisata Desa

Multazam, yang terpilih sebagai ketua Pokdarwis Kabupaten Tuban pada 2018 tersebut mengungkapkan, Air Terjun Nglirip mulai dikelola resmi oleh desa pada 2017. Pokdarwis sendiri, lanjutnya, di bawah naungan desa, Dinas Pariwisata, serta Unit Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Dengan adanya wisata desa, Mulyoagung bisa memiliki Pendapatan Asli Desa (PAD). Jika dipresentasikan, jelas Multazam, pendapatan tersebut ada yang masuk ke pekerja, pengurus Pokdarwis, dan BUMDes. Serta, ada pula yang dialokasikan untuk fasilitas umum desa maupun tempat wisata.

Mitos tentang Nglirip

Di balik nama Nglirip, terdapat cerita legenda yang sudah lama tersebar ke berbagai penjuru Indonesia. Konon cerita, ada seorang putri kerajaan yang bernama Putri Nglirip. Katanya, putri tersebut mencintai seorang pria dari kalangan rakyat jelata.

Akan tetapi, hubungan mereka tidak direstui oleh kedua orang tua putri. Hendak dijodohkan dengan pilihan orang tuanya yang sama-sama berasal dari kaum ningrat, putri pun memilih untuk kabur dari kerajaan dan bertapa di goa air terjun yang saat ini dikenal Air Terjun Nglirip. “Nglirip, artinya mili nggolek urip (mengalir mencari kehidupan),” ujar Multazam.

Menanggapi mitos yang beredar, Multazam, bapak dari tiga anak tersebut menuturkan, belum tentu kebenarannya, tetapi juga tergantung kepercayaan masing-masing. Terutama, rumor yang mengatakan kalau ada sepasang kekasih yang berpacaran di wisata tersebut hubungannya tidak akan bertahan lama/putus.

Baca Juga:  Mahasiswa Asing Kagumi Desa Wisata Gamplong

Menurut cerita yang beredar, karena Putri Nglirip patah hati, katanya, dia tidak suka melihat seseorang yang berpacaran di tempat tersebut. Namun, Multazam membantahnya. Menurutnya, sejauh ini, Air Terjun Nglirip aman untuk dikunjungi siapa pun.

Berasal dari sumber mata air yang masih alami, tak jarang ada wisatawan yang rela meminum airnya secara langsung. Di samping itu, ada pula yang meyakini kalau air tersebut bisa menyembuhkan penyakit, serta bisa membantu mempermudah jodoh. “Ya, tetap. Tergantung kepercayaan masing-masing lagi,” ucap Multazam.

Wisatawan yang telah berkunjung pun beragam. Baik dari lokal maupun mancanegara. “Hampir setiap bulan, ada wisatawan asing yang datang ke sini, khususnya sebelum pandemi Covid-19. Kalau pandemi kemarin, ditutup hampir 7 bulan,” kata Multazam.

Manfaat Air Terjun Nglirip Bagi Warga Setempat

Adanya wisata alam yang dikelola dengan sedemikian rupa, kata Multazam, membantu mengangkat perekonomian warga lokal. Selain ada yang bekerja menjadi petugas wisata, banyak pula yang bisa berjualan maupun menjadi tukang parkir.

Salain itu, danau di bawah air terjun juga ada yang bisa dibuat mandi, tetapi hanya di area yang khusus diperbolehkan. “Jadi di bawah air terjun itu ada dua area. Satunya diperbolehkan, satunya lagi dilarang keras. Terlebih mandi, mendekat saja tidak diperbolehkan,” papar Multazam.

Adanya larangan tersebut karena kondisi danau yang memiliki kedalaman 30 meter. Ditambah licin dan ada pusaran air di dalamnya.

Baca Juga:  Punya Tanjakan Predator, Jalur Trail Pereng Kali (Perli) Jadi Jujugan Komunitas Trail
Pesona Air Terjun Nglirip, tampak dari bawah (Foto: Wiradesa)

Di sisi lain, warga Mulyoagung juga terbantu dengan adanya sumber air Nglirip yang bersumber dari Mata Air Kerawak tersebut. Selain bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan ada yang meminum airnya tanpa harus dimasak, warga juga tidak pernah mengalami kekeringan meskipun musim kemarau. Bahkan bisa untuk irigasi/pengairan ke sawah-sawah para petani lokal.

“Dari dulu sampai sekarang, belum pernah yang namanya Mata Air Kerawak itu kekeringan. Palingan, debitnya berkurang. Kalau kemarau, justru warnanya biru tosca,” sahut Multazam yang saat itu berada di pos pengecekan tiket masuk.

Agar sumber mata air tetap lestari, lanjut Multazam, sering kali diadakan program penghijauan setiap 2-3 tahun sekali.

Angka Kunjungan Wisata ke Air Terjun Nglirip

Sebelum adanya Covid-19, saat musim liburan pada 2019, wisatawan yang berkunjung bisa mencapai sekitar 5 ribu/bulan. Untuk saat ini, semenjak awal mula mulai dibuka kembali, yaitu Oktober 2020 sampai saat ini, pernah mencapai 500-700 pengunjung/hari. “Angka kunjungan wisata saat ini 50-100 pengunjung /hari, pada Minggu 300-500 pengunjung /hari sementara libur Lebaran 500-800 pengunjung /hari. Dalam sehari itu, di jam yang berbeda. Jadinya bergantian dan tidak berjubel di bawah. Sehingga aman,” kata Multazam kemudian.

Setiap hari, wisata Air Terjun Nglirip buka dari pukul 08.00-16.30. Baik sebelum Covid-19 maupun situasi new normal seperti saat ini. Namun, ketika liburan, jam berkunjung bisa diperpanjang. Sekitar pukul 17.00 atau menjelang azan Magrib. (Septia Annur Rizkia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *