Woko Wader Sediakan Tongseng Emprit

Foto: Ono/Wiradesa.co

Wiradesa.co – Emprit, burung kecil pemakan padi ini, sekarang menjadi menu makanan istimewa bagi pecinta kuliner di Yogyakarta. Berbagai olahan masakan dengan bahan baku burung emprit menjadi sajian andalan di berbagai warung makan.

Warung makan yang menyajikan berbagai masakan burung emprit, di antaranya Warung Makan Woko Wader di Payak, Srimulyo, Piyungan, Bantul. “Kami menyajikan menu andalan tongseng emprit,” ujar Iswoko, pemilik Warung Makan Woko Wader, Minggu (20/9/2020).

Selain tongseng emprit, Woko Wader juga melayani berbagai olahan burung emprit, seperti goreng dan mangut emprit. Berbagai varian olahan emprit itu, rasanya enak dan mengesankan. Dijamin bisa merangsang imajinasi masa lalu para pecinta kuliner istimewa.

Soal harga tidak usah dimasalahkan. Karena berbagai olahan burung emprit tersebut sangat murah. Hanya dengan merogoh kocek puluhan ribu rupiah, sudah bisa makan enak, kenyang, dan mengesankan.

Menu sajian Warung Makan Woko Wader (Foto: Ono/Wiradesa.co)

Selain menyediakan menu andalan tongseng dan goreng emprit, Woko Wader juga menyediakan wader goreng, mangut lele, lele goreng, mangut nila, nila goreng, mangut sidat, dan sidat goreng. Warung spesial ini selain melayani pembeli langsung, juga menerima pesanan.

Baca Juga:  Tangkarkan Murai Batu Ekor Panjang, Andi Sukses Bangun Limasan dan Membayar Toyota Rush Keluaran 2015

Harga tongseng emprit satu porsi Rp17.000. Sedangkan untuk olahan lainnya, seperti wader, lele, dan nilai rata-rata satu porsi Rp15.000. Makan plus minum rata-rata Rp20.000. Dengan membawa Rp100.000 sudah bisa untuk makan empat orang.

Meski lokasinya di desa, tetapi pembelinya banyak datang dari kota, khususnya para pegawai dan tidak jarang para pejabat. Mereka umumnya terkesan dengan menu ekstrem yang ditawarkan, seperti goreng dan tongseng emprit.

Warung Makan Woko Wader buka sejak tahun 2010. Awalnya Pak Woko, panggilan akrab Iswoko, senang mencari ikan di sungai. Jika mendapat ikan banyak dibagikan ke tetangga dan teman-temannya. “Ide buka warung itu sebenarnya sudah muncul sejak gempa tahun 2006,” ungkap Pak Woko.

Woko Wader berhasil membangun kolam dan mushola di dalam warungnya (Foto: Ono/Wiradesa.co)

Namun baru terealisasi tahun 2010. Dengan menu andalan wader, lele, nila, dan burung emprit, Warung Makan Woko Wader menyita perhatian pecinta kuliner di Yogyakarta dan sekitarnya. Sekarang sudah bisa dibilang berhasil. Hal ini terlihat jika dulu warungnya hanya rumah gedek, dari anyaman bambu, sekarang sudah bagus.

Baca Juga:  Sisno Adi, Tekuni Budidaya Melon Madu

Keberhasilan itu tidak datang dengan tiba-tiba. Kesuksesan itu harus diperjuangkan dengan kerja keras, sungguh-sungguh, dan fokus di bidang yang selama ini dikerjakan. Dengan niat, dilakukan, dan doa, maka kesuksesan hanya menunggu waktu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *